Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kompasiana dan Good Governance

27 Juli 2019   18:48 Diperbarui: 27 Juli 2019   19:03 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompasiana, dan Good Governance

Sekitar 8 tahun lalu saya ingat ketika ada seseorang  ingin menerbitkan sebuah tulisan di Percetakan Kanisus Jogja. Sebelum di cetak pihak manajemen Percetakan Kanisus menyuruh untuk di review pada tulisan tersebut, semacam membaca kelayakan dan kepantasan buku tersbut untuk dipublikasikan. Setelah kurang lebih 2 minggu percetakan Kanisus menyatakan silakan di ambil ada beberapa catatan pakar tentang buku tersebut. 

Ternyata dari rencana isi buku 200 halaman, ada koreksi 400 halaman. Saya mencoba bertanya kepada yang reviewer mengapa hal itu bisa terjadi. Dengan nada datar tanpa ekspresi sang reviewer berkata,  kalau buku itu dicetak nanti yang malu "Kanisus_nya". Sekali lagi saya ulangi yang malu adalah percetakannya atau Percetakan Kanisus. 

Saya membayangkan bagaimana sebuah tulisan [gagasan] dianggap memalukan,dan penulisnya tidak sadar atau tidak punya malu, maka akibat  tidak bermutu akan mengakibatkan runtuhnya kinerja sebuah lembaga yang harusnya dirawat dipelihara, efek pendidikan pada  masyarakat [user], mengakibatkan kegagalan pada upaya pencapaian visi, misi apa yang di sebut [good governance].

Maka semua organisasi apapun haru memiliki lima kriteria pada unsur [good governance] yaitu {TARIF}; Transparansi, Akuntabilitas, Responsibilitas, Independensi, dan Fairness. Hasil 1.000 riset menyatakan organisasi yang menerapkan [good governance] kinerja atau prestasinya meningkat; jika dibandingkan tidak menerapakannya atau disebut organization failure; 

Kompasiana boleh dikatakan tidak jauh berbeda dengan tipe bisnis atau organisasi memiliki unsur pada prespektif [good governance] yang melipatkan banyak pihak pada semua kepentingan [stakeholder theoria]. Untuk memahami dan mengetahui pencapaian dan tujuan organisasi maka diperlukan dasar rasionalitas yang disusun dengan panduan pada visi misi implementasi, evaluasi dan performancenya.

Hakekat tujuan [final cause] organisasi, manusia, Negara,  Kompasiana dan seterusnya apa yang pernah dikatakan Platon atau Socrates pernah berkata  "cari lah prestasi [mutu] maka engkau akan bernama". Atau paling tidak apa yang dikatakan Bentham bahwa Kompasiana hadir untuk menciptakan kebahagian umat manusia secara lebih banyak [greatest happiness for the greatest number]. 

Jika mau lebih rohani saya meminjam kata Santo Ignatius Loyola, Kompasiana bisa memiliki  dalam cita-cita dan tindakan pada kata ["Ad Maiorem Dei Gloriam"],   artinya Hadirnya Kompasiana adalah: "Untuk Keagungan Tuhan Maha Esa Yang Lebih Besar."

Kompasiana adalah praktik moral dalam tatanan organisasi yang berbasis pada informasi, berita, dan analisis pada peritiwa [event]  atau saya sebutkan sebagai bentuk komunikasi secara umum [model komunikasi linier Lasswell]. Model komunikasi Lasswell menggambarkan tindakan komunikasi dengan mendefinisikan siapa yang mengatakannya, apa yang dikatakan, dalam saluran apa dikatakan, kepada siapa dikatakan, dan dengan efek apa dikatakan. Gagasan Lasswell dianggap  bentuk media komunikasi dan relasi dengan sebagai "salah satu model komunikasi paling awal dan paling berpengaruh.

Kompasiana saya tafsir dengan sudut padang Lasswell adalah pertiasipasi setiap elemen komunikasi: " 'siapa' merujuk pada komunikator yang merumuskan pesan [penulis di kompasiana] ; 'apa' isi pesan [isi tulisan kompasiana]; 'saluran' menunjukkan media transmisi [admin dan  manajemen kompasiana]; ' yang 'menggambarkan penerima individu atau audiens [para pembaca Kompasiana];' efek 'adalah hasil dari pesan [hasil efek atau kinerja Kompasiana].  

Pergerakan pesan [isi Kompasiana] bergerak dari komunikator ke audiens atau pembaca. Meskipun model Kompasiana  memiliki kecenderungan komunikasi satu arah, "efek" merujuk pada umpan balik dalam hubungan masyarakat. Dan tidak lupa juga Kompasina dijadikan wahana fungsi 'hiburan' dan fungsi 'periklanan;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun