Mohon tunggu...
Attar Musharih
Attar Musharih Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Attar Musharih

Seorang pengamat bola.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Fanatisme dalam Sepakbola Boleh, Bahas Ricuh Cules vs Madridista!

2 Juli 2017   20:00 Diperbarui: 2 Juli 2017   20:12 7218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fanatisme dalam sepakbola adalah hal yang biasa, atau bahkan inilah penyebab kenapa sepakbola sangat bergengsi dan bertensi tinggi. Tanpa suporter dan penonton sejati, sepakbola tidak akan seperti sekarang, hampir seluruh makhluk umat manusia mengenal salah satu olahraga ini. Dibalik pertandingan yang seru,ada saja kericuhan dan debat diantara para suporter tim,entah kenapa saya terkadang juga antara tensi dan lumayan terhibur dengan debat bodoh mereka yang sebenarnya tidak memahami kesenian sepakbola.

Sepakbola mengajarkan kita untuk bermain secara tim, mendengar pendapat orang lain,berlapang dada dan tidak pernah berputus asa, namun tidak disangka dengan cara yang tidak langsung Sepakbola telah mengajar kita untuk men-troll (mengejek lewat meme/comic) klub lain, dan saling bermusuhan satu sama lain. Segala hal pasti memiliki hal yang postiif dan negatif, ternyata olahraga juga telah menimbulkan penyakit iri dan dengki kepada klub lain, seakan-akan jika kita kalah,kehidupan kita berakhir begitu saja. 

Namun banyak pendapat menyebutkan, bahwa jika kita tidak membela atau mendukung klub kita sampai mati-matian, berarti kita hanya orang yang baru menonton bola kemarin dan tidak menunjukkan passion kepada sepakbola, lebih baik kita tidak usaha menonton sepakbola jika kita hanya terdiam jika melihat klub kita dihina atau justru kita ikut setuju dengan pendapat orang yang menghina klub kita. Sifat seperti itu adalah sama saja fans plastic dan lebih baik orangnya dibuang ke laut. Yah-yah pidato seperti ini memang sering terdengar di mulut ketua suporter. 

Sepakbola diciptakan untuk dinikmati dan membuat para penontonnya menjadi manusia yang setia sampai mati, menciptakan kedamaian antara satu suporter dengan suporter lainnya. Namun kini situasi berbeda terutama di Indonesia, kebanyakan di negeri kita ini hanya tahu menghina sama lain dan tidak menghargai perjuangan sepakbola, entah negara kita yang terlalu fanatis atau negara luar yang tidak terlalu fanatis seperti kita. Bayangkan saja jika anda mendukung Real Madrid, anggap saja Los-Galacticos juara pasti anda sangat senang padahal anda tidak mendapat keuntungan sama sekali dibalik juaranya Real Madrid. 

Benua Asia atau Indonesia memang dijuluki fans nekat, kita semua rela begadang demi menyaksikan pertandingan tim favorit kita meskipun hanya dibalik layar kaca, setiap fans bola juga memiliki alasan yang masuk akal kenapa mereka mencintai klub tersebut,misalnya Madridista Indonesia yang menyukai Los-Blancos karena penyerangannya yang luar biasa dan pemain terbaiknya yakni Cristiano Ronaldo atau juga dengan Cules di Indonesia, alasan mereka mencintai Barca karena mereka menyukai permainan tim terbaik yang memainkan bola dari hati ke hati atau karena masa keemasannya di tahun 2008-2009. 

Fans-fans klasik sering kali kita jumpai juga di Indonesia, contohnya seperti fans Ac-Milan,Dortmund dan Liverpool, mereka rela mendukung klubnya meskipun klub mereka akhir-akhir ini terkubur dari pertarungan di ajang eropa dan domestik. Mereka terus mendukung meskipun timnya tidak sehebat klub lain yang sedang berjaya. Alasan mereka menyukai klub klasik ini karena mereka tidak pernah melupakan era kejayaan klub favorit mereka dan dalam hati mereka selalu terseimpang masa-masa indah yang mereka tidak akan melupakannya. 

Bukan hanya sepakbola eropa saja yang menjadi bahan perbincangan dalam negeri ini, sepakbola lokal dan dalam negeri justru lebih fanatik lagi dan lebih banyak diikuti, alasan mendukung sebuah klub itu adalah antara lain karena memang tempat tinggal kita disitu ataupun juga karena kita menyukai salah satu dari tim mereka,suporter klub-klub Indonesia juga mempunyai yel-yel yang menarik dan koreo yang menarik, saya yakin jika orang Eropa datang menonton bola di-stadion, mereka seperti tetap berada di Eropa karena atmosfir yang sama. 

Bisakah anda bayangkan betapa monotannya sepakbola jadinya jika tidak ada perdebatan atau saling hina antara satu sama lain, yah-yah meskipun hal ini lebih banyak negatifnya ketimbang postifnya tetapi tetap saja ada rasa exited jika tim kita menang dan saat kita melakukan debat kusir dengan fans klub lain, di Indonesia sangat banyak manusia seperti ini, hampir 90% seluruh dunia pernah saling menghina klub satu-sama lain sehingga terjadi perang, padahal ini hanya masalah sepeleh. Sepakbola memang selalu menghadirkan atmosfir,saat kita menonton bola pasti kita tidak ingin tim kita dipermalukan agar wajah kita masih boleh diangkat saat bertemu kerabat pencinta klub lawan.

Padahal hal seperti ini benar-benar tidak berfaedah dan kebanyakan membuang-buang waktu, namun jangan katakan hal ini kepada pencinta bola, kami bagaikan mayat jalan jika sepakbola ditiadakan selama-lamanya, hati kita akan kosong, kenapa kamu suka sepakbola? jawaban saya adalah kenapa kamu bernafas?, sepakbola memang selalu membuat kita deg-degan, apalagi saat tim kita bertanding dalam laga perebutan piala bergengsi, sehari sebelum kita biasa saling diskusi dan melakukan debat kusir tentang siapa yang akan memenangkan pertandingan tersebut. 

Bukan hanya orang dewasa yang mencintai sepakbola,bahkan anak pelajar sekolah pun mencintainya, mereka pun selalu melakukan taruhan yang sebenarnya sangat dilarang agama, namun mau bagaimana lagi saya juga tidak bisa menasehatinya karena bila menasihati mereka, tatap saja ia semua tidak mendengarnya, meskipun timnya kalah dan kehilangan uang, pelajar sama-skali tidak bosan-bosannya melakukan judi bola, terkadang juga saya sering mendapat contoh, misalnya ada seorang fans Barcelona, semalam Blaugrana kalah melawan Juventus, anak itu akan dibully habis-habisan tentunya bully-an nya tidak terlalu keras dan juga tidak menjatuhkan metal, tetapi terkadang yang membully keterlaluan sampai menghina pemain seperti Messi/Ronaldo. 

Nah hal seperti ini yang buruk untuk diikuti, para pengguna sosmed terkadang berlebihan jika timnya mengalahkan rivalnya, terkadang mereka mengatakan lawan banci,maho dll. Fans Barcelona juga sering dikatakan decul atau dedek cules, sedangkan fans Madrid dijuluki dedemit.Awalnya mereka hanya saling menghina dan keduanya memasukan hal tersebut kedalam hati, bisa-saja mereka ketemu dan saling bunuh dan merasa bahwa mereka jantan, padahal hal ini adalah hal terbodoh dan paling tidak gentleman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun