Mohon tunggu...
Zahir Makkaraka
Zahir Makkaraka Mohon Tunggu... Dosen - Belajar dalam segala hal

Lagi mencari guru dan tempat berguru!!!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lelaki Kosong dan Sepenggal Cerita KKN

20 September 2017   09:16 Diperbarui: 20 September 2017   09:32 1391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mungkin malam ini yang panjang untukku. Banyak hal yang mesti aku siapkan dan harus kutuntaskan, malam ini adalah malam terakhir di bulan Juli yang aku nikmati sebelum aku tinggalkan kota ini untuk melaksanakan tanggungjawabku sebagai mahasiswa. Pakaian belum kususun rapi di koper yang baru pagi tadi kubeli. Belum lagi mempersiapkan bekal dalam perjalanan, info dari dosen pembimbingku bahwa perjalanan dari kampus ke pelabuhan memakan waktu dua jam. Setelahnya naik Kapal Feri kurang lebih 4 jam dan diakhiri perjalanan darat menuju kantor kecamatan sekitar 20 menit katanya. Sekitar 7 jam perjalanan yang harus aku tekuni nanti.

Alhamdulillah, sekitar sejam setelah penanggalan masehi berganti segela persiapan telah kurampungkan. Dosen pembimbing memberikan kabar kepada kami via pesan di grup whatsApp bahwa sebelum berangkat, akan ada acara pelepasan di Gedung Kesenian secara resmi oleh bapak rektor. Rencana kumpul di kampus pukul 8 pagi diganti dengan pukul 7 di Gedung Kesenian. Aku masih punya waktu istrahat beberapa jam sebelum adzan subuh berkumandang. Harapku, aku bangun cepat dan mengikuti rangkaian pemberangkatan ke lokasi KKN tepat waktu pula.

[1]

"Perkenalkan namaku Muliana Hasril Caco. Biasa dipanggil Muli. Aku berasal dari Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia." Kuperkenalkan namaku dihadapan kawan-kawan yang kelak akan jadi teman posku. Kuketahui bahwa setiap pos desa hanya dihuni 7 orang mahasiswa. Dan untuk posku (informasi dari Pak Zahir, dosen pembimbingku, bahwa lokasi posku topografinya pegunungan), hanya 1 mahasiswa pria dan kemudian kami daulat menjadi koordinator desa. Dan pagi ini, 91 mahasiswa yang sekecamatan denganku berkumpul kembali di Gedung Kesenian bersama mahasiswa KKN di 10 kecamatan lain. Aku mendengar kabar bahwa KKN periode kali terbanyak pesertanya dibanding periode KKN sebelumnya. Seribu seratus lebih katanya mahasiswa mengikuti KKN periode ini yang tersebar di 11 kecamatan dan 4 kabupaten. Aku bersyukur bisa KKN di tempat yang jauh, berbeda provinsi dan pastinya berbeda budaya pula.

Karena lokasi KKN kami yang terjauh, pasca pelepasan resmi dari bapak rektor kami langsung berangkat menuju pelabuhan. Mobil telah disiapkan oleh dosen pembimbing dan sungguh itu adalah awal yang berat perjalanan kami. Banyaknya barang yang dibawa oleh mahasiswa menjadi sebabnya. Perjalanan dari kampus ke pelabuhan menempuh waktu yang lama, sekitar 2 jam. Jalan rusak sekitar 10 km sebelum pelabuhan menjadi penambah kekalutanku. Pukul 10 lewat beberapa menit kami sudah ada di dalam kapal feri. Jujur, inilah pertama kalinya aku naik kapal laut. Harapku membuncah, semoga beberapa jam berikutnya menu sarapanku tidak keluar di dek kapal nanti. Aku yakin bahwa banyak kawanku yang senasib dan seharap denganku. Apalagi ada 11 mahasiswa yang sekelas denganku berada dalam kapal ini juga, yang pernah bercerita bahwa naik feri ini adalah perjalanan laut pertamanya.

Alhamdulillah, pintaku terpenuhi. Awal perjalanan yang sempat menyesakkanku, kembali lega setelah menikmati perjalanan penuh canda bersama kawan seperjuangan. Apalagi dua dosen pembimbingku, dengan keramahannya menemaniku menikmati perjalanan. Dan di Feri inilah, kukenali mahasiswa pria yang kemudian akan kusebut dia sebagai "Lelaki Kosong."

[2]

Beberapa hari terlewati. Mentari dan senja silih berganti meninggalkanku. Tak terasa seminggu telah terlampaui. Program kerja kugeluti sebagai keseharianku, rutinitas. Wajah tempat KKN-ku sudah kukenali, bahkan seluruh raganya meski belum kujamahi semuanya tapi sudah kuakrabi. Warganya pun dengan rupa-rupa lakunya telah menjadi kawanku sejenak. Kami bertujuh, saling membagi kesah dan kesal ketika malam menyelimuti ruang waktuku. Tak sekedar itu saja, kadang strategi dan taktik kami bahas bersama. Atau menyatukan rasa tentang menu apa yang kami nikmati besok. Meski koordinator desaku jarang menemani kami ketika malam meruah karena kadang menyambangi kawan-kawan kami di pos yang lain, tak pernah kulewatkan malam dalam keheningan.

Suatu malam, datanglah beberapa koordinator pos lain bertandang di pos kami. Mungkin ini adalah balasan kunjungan dari koordes-ku ke pos-pos mereka. Ada 7 orang yang datang dan semuanya laki-laki. Basa-basi program kerja kiraku tujuan utamanya, nyatanya seloroh dan cerita tentang lokasi KKN masing-masing menjadi menu sajiannya. Namanya lelaki, perempuan tak luput dari bahasannya. Lelaki kosong itu salah satunya. Setelah lepas keluh dengan teman poskonya yang tidak sejalan dengan maunya, berceritalah tentang perempuan-perempuan yang ia temui selama seminggu ini. Tentang perempuan di lokasi KKN-nya atau mahasiswi yang tak sepos dengannya. Detail dia bercerita, dan akupun menjadi satu rujukannya.

"Baim, aku akan sering-sering ke sini nanti. Ada Muli penenang hati. Sekiranya aku tahu ada makhluk manis di sini, sejak awal kusambangi." Begitulah dia saat itu, kuyakini itu hanya sanjungan ironi dan pada perempuan lain yang menarik hatinya diucapkan kalimat sama. Itu Yakinku.

Malam-malam berikut pesannya tak kunjungi henti menemuiku, via sms atau pesan di WA datang silih berganti. Bahkan kadang sengaja datang ketika malam baru memulai langkahnya. Akukah sebabnya atau sekedar mencari sesaji memenuhi lambungnya? Entah .... Atau mungkin dia memegang prinsip "Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui." Makan malam sambil ditemani olehku mungkin harapannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun