Mohon tunggu...
Arman Syarif
Arman Syarif Mohon Tunggu... Guru - Pencinta kopi dan sunyi

Lahir di Togo-togo, Jeneponto, Sul Sel. Instagram : arman_syarif_

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kehilangan Cahaya

7 Agustus 2019   06:53 Diperbarui: 7 Agustus 2019   07:10 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

atas berkuasanya kegelapan dan matinya cahaya, orang-orang siang dan orang-orang malam meradang

berbondong-bondong tinggalkan rumah, lalu tumpah ruah di jalan raya. sambil mengacungkan kepal tinju ke langit, mereka melayangkan kata kritik

manusia sudah sedemikian bergantungnya kepada cahaya, hingga terang benderang cahaya matahari dan rembulan tak akan pernah cukup

ketika cahaya buatan sekejap hilang, selongsong mimpi sekarat. bahkan membuat kehidupan serasa mati

(catatan langit, 7 agustus 2019)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun