aku lagi sibuk merangkai kata-kata puitis untuk mengisi cawan sepi jiwaku. sebab, di luar rumah batinku, tak kutemui ketenangan abadi, kecuali hanya riuh bersahutan dan itu tak sanggup menyulih dan mengarsir sketsa hidup yang kuimpikan
sejak aku mulai kecanduan menggubah kata-kata, tiada hari tanpa memulung, meracik, dan menyuguhkan kata-kata. dan bahkan kata-kata sendiri pun serasa tak pernah berhenti menderas
benak berbisik "tak mungkin aku dilanda kekeringan dan kehabisan kata-kata, selagi pintu kata-kata terbuka selebar-lebarnya". tapi sungguh malang, waktu melemparku teramat jauh
pintu kata-kata yang kubuka menjelma semak belukar dan pohon-pohon lebat yang di kelilingi jurang terjal. sedang jalan yang ada bercabang dan berkelok-kelok, di atasnya tumbuh berserakan rumput berduri
diriku telah terbuai oleh deru angin hasrat hingga aku tak mampu mengatur laju rusuh pikiran. maka tersesatlah diri ini di hutan kata-kata. tak tahu jalan pulang. mungkin kata-kata pula yang bisa membebaskanku dari hutan ini. entahlah
(catatan langit, 23 juli 2019)