Mohon tunggu...
Arif Khunaifi
Arif Khunaifi Mohon Tunggu... Administrasi - santri abadi

Manusia biasa dari bumi Indonesia .:. Ingin terus belajar agar bermanfaat bagi alam semesta... .:. IG & Twitter: @arifkhunaifi .:. Facebook: Arif Khunaifi .:.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengapa Banyak yang Mencintai Gus Dur?

4 Januari 2012   06:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:21 1213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://1.bp.blogspot.com/-MV2HhiEU17A/TcI_QpUmipI/AAAAAAAAAsY/aVx26Ou1t7Q/s1600/Gus%2BDur%2B6.jpg

[caption id="" align="alignleft" width="604" caption="http://1.bp.blogspot.com"][/caption]

Dua hari lalu, saat Gus Mus –panggilan KH.A. Mustofa Bisri- memberikan wejangan di acara Haul Gus Dur ke-2 di Taman Bungkul Surabaya, ada pertanyaan yang beliau lontarkan.

Mengapa begitu banyak orang yang mencintai Gus Dur ?. Dimana-mana ada Haul Gus Dur.

Kemudian beliau mengemukan jawaban, hal ini karena Gus Dur mencitai manusia.  Tanpa memandang suku, dan agama. Bahkan terhadap orang yang membencinya sekalipun. Gus Mus kemudian menjlentrehkan pengalaman beliau saat dengan Gus Dur bertemu seorang pejabat tinggi, lalu pejabat itu menjelek-jelekkan orang yang dianggapnya membenci dan memusuhi Gus Dur.

Apa yang dilakukan Gus Dur saat itu?  Bukannya beliau mendukung ucapan pejabat tersebut, sebaliknya beliau berusaha menutupi kejelekan orang yang dicemooh.

Dalam kehidupan sehari-hari beliau tidak pernah membatasi jam bertamu yang akan datang ke tempat beliau. Siapapun dia. Suatu saat beliau pernah menemui orang yang datang tetapi hanya ingin melihat wajah beliau. Praktis ada pemandangan lucu jika tamu tidak bicara, hanya melihat saja.

Dalam sejarah, pemakaman tokoh yang banyak dihadiri oleh banyak pelayat adalah Presiden Mesir Gammal Abdul Nasher. Sekitar sepuluh juta. Kemudian Gus Dur yang tidak dapat dihitung, karena sampai detik ini masih mengalir.

Gus Dur, walaupun tanpa mengobral dalil ”Walakod karromna bani Adam” akan tetapi benar-benar memahami bahwa Allah memulyakan bani Adam.

Kemudian Gus Mus juga memberi pencerahan, bahwa pemahaman kaum beragama itu sebagaimana seseorang dalam jenjang pendidikan. Mulai PAUD, TK, SD, SMP, SMA sampai Perguruan Tinggi.

Salah satu contoh, orang Islam yang ke mana-mana menyalahkan orang lain, mencari permusuhan, dia masih dalam tahap pendidikan TK atau SD. Kita tidak boleh membenci mereka, tetapi memaafkan dan memperlakukannya dengan baik.

Pada tulisan ini saya ingin menambahkan. Dalam wafatnya Gus Dur seakan masih hidup. Jargon-jargon. Syiiran dan yang berkaitan dengan Gus Dur terus membuncah di masyarakat. Bahkan setiap akan adzan lima waktu, di daerah Surabaya dan sekitarnya seakan terbang di atas rumah melalui cahaya suara.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun