Mohon tunggu...
Alexander Arie
Alexander Arie Mohon Tunggu... Administrasi - Lulusan Apoteker dan Ilmu Administrasi

Penulis OOM ALFA (Bukune, 2013) dan Asyik dan Pelik Jadi Katolik (Buku Mojok, 2021). Dapat dipantau di @ariesadhar dan ariesadhar.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

18 Alasan Anda Harus Datang ke Bukittinggi

2 Februari 2015   00:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:59 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah berapa kali saya menulis tentang Bukittinggi di blog saya sendiri, ariesadhar.com. Cukup banyaklah pokoknya. Cari saja sendiri, kalau nggak percaya. Memang, sih, saya lelaki, susah dipercaya. Bicara kota Bukittinggi tentu saja nggak akan ada habisnya. Sudah begitu, anda belum pernah datang ke Bukittinggi? Ah, sayang sekali. Supaya semakin termotivasi, berikut ini saya beberkan secara gamblang bahwa ada DELAPAN BELAS alasan anda harus datang ke Bukittinggi. Banyak, kan? Jumlah mantan saya saja tidak sebanyak ini. Makanya. Terus apa saja 18 alasan itu? Ini, nih.

1. Malalak dan Lembah Anai

Anggap saja anda datang ke Sumatera Barat via langit. Otomatis anda akan mendarat di Bandar Udara Internasional Minangkabau (BIM). Setelah bergelut dengan serbuan tawaran travel yang dimulai dari sejengkal sejak pintu keluar. Yup, sebagaimana banyak jalan menuju Vatikan sambil selfie, eh, Roma, maka ada beberapa jalan juga menuju Bukittinggi dari BIM ini. Dua jalan yang paling umum boleh dibilang memiliki karakteristik tersendiri, sekaligus menjadi alasan bagi anda untuk pergi ke Bukittinggi. Kenapa? Baru menuju Bukittinggi saja, sudah disuguhi pemandangan keren.

Via Malalak, boleh dibilang adalah jalan alternatif dari jalur utama Padang-Bukittinggi. Umumnya, travel tidak akan lewat Malalak kecuali ada penumpang yang turun di Balingka dan sekitarnya, atau jalur utama sedang macet parah. Menurut seorang Bapak yang turun di Balingka waktu saya mudik via Malalak kemaren, jalur Malalak ini adalah menyusuri pinggangnya gunung Singgalang. Begitu saya googling, katanya Tandikat. Yang bener yang mana? Heu. Jalur ini boleh dibilang rawan longsor dan penuh batu besar, plus ada beberapa cerita mistis soal batu besar. Plus, dari ketinggian tertentu, kita bisa melihat LAUT! Bayangkan betapa tingginya.

[caption id="attachment_3883" align="aligncenter" width="480" caption="Sumber: 2persen.wordpress.com"][/caption]

Terus kalau via jalur normal, sudah dipastikan kita akan menyaksikan pemandangan klasik benama Lembah Anai, dan air terjun yang legendaris. Saking legendarisnya, ketika musim liburan para pengunjung mampir dan, ya, lumayan bikin macet. Tapi, tetap saja, indah.

[caption id="attachment_3884" align="aligncenter" width="480" caption="Sumber: terbanglayang.wordpress.com"]

west-sumatra-trip-2013-0221
west-sumatra-trip-2013-0221
[/caption]

Jadi nggak usah takut, lewat manapun, selalu ada alasan untuk pergi ke Bukittinggi.

2. Kotanya Kecil

Saya belum cek lagi kebenarannya, tapi kemaren itu Bapak saya bilang kalau luas Bukittinggi itu hanya sekitar 17 kilometer persegi. Saya mestinya percaya sama Bapak saya mengingat beliau sudah tinggal di Bukittinggi sejak tahun 1977. Tahun segitu, Komjen BG belum jadi polisi. Kalau dikira-kira dengan peta berikut ini, mestinya sih Bapak saya benar, kalau meleset ya nggak jauh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun