Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.780 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 24-04-2024 dengan 2.172 highlight, 17 headline, dan 106.868 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Mulai dari Menunggu, Mengejar, dan Ditinggal Kereta Api Pernahkah Anda Alami?

11 Februari 2020   12:45 Diperbarui: 11 Februari 2020   13:57 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya dan Ibu menunggu kereta api di stasiun Gubeng Surabaya. Dokumen pribadi

Baiklah kisah terakhir dalam artikel saya ini adalah pengalaman unik lainnya dengan kereta api. Karena melihat kereta api terbiasa datang terlambat di stasiun kami di kampung, pengalaman selalu bisa sekitar 1 sampai dengan 2 jam terlambat, maka di suatu malam yang sama, saya pun bersantai-santai menuju stasiun. 

Sebenernya lebih tepatnya kakak saya yang menunda-nunda berangkat mengantar ke stasiun. Waktu itu Bapak dan Ibu saya tidak bisa mengantar karena kondisi kesehatan. Maka kakak pertama saya yang mengantar. Kata kakak saya, berangkat nanti saja, paling keretanya juga datang terlambat. 

Karena saya diantar kakak, maka saya menurut saja. Tapi, tahukah Anda apa yang terjadi. Saat kami keluar dari rumah, berjalan menuju ke stasiun, di tengah jalan kami mendengar suara kereta api sudah berangkat. Kereta yang mau saya tumpangi telah pergi. Saya ditinggal kereta api. Nah pengalaman ini pun pernah menimpa saya. 

Kakak saya merasa bersalah, terlebih saya harus mengejar naik kereta api malam itu juga karena ada ujian di kampus pada hari berikutnya. Kalau saya tunda lagi, saya bisa terlambat ikut ujian. Sedih tiada tara. 

Demi mengejar kereta api lainnya, kakak saya mengantar saya naik sepeda motor ke Purwokerto. Saya naik kereta api lain dari Purwokerto. Jauh sekali. Perjalanan naik sepeda motor sekitar 2 jam dari kampung saya. Dwmi mengejar kereta api yang berangkat hari itu. Jadi saya tidak terlambat mengikuti ujian di kampus. Sungguh pengorbanan luar biasa dari kakak saya. Ini tak akan saya lupakan juga. 

Jadi, pengalaman mulai dari menunggu lama, mengejar dan ditinggal kereta api sudah pernah saya alami semianya. Bagaimana dengan Anda? Adakah kisah menarik bersama kereta api?

Sesungguhnya saya belajar hal menarik ketiga dari pengalaman ini. Kalau kita yang butuh alat transportasi, ya kita harus bersedia menunggu. Jangan meminta alat tranportasi umum yang menunggu kita datang. 

Bagaimanapun, kita yang butuh harus bersedia berkorban lebih banyak. Sejak saat itu, saya selalu menunggu kereta api. Saya tidak mau mengalami lagi baik mengejar maupun ditinggal kereta api. Tapi semua ini terjadi sekitar tahun 2000. 

Kereta api jaman sekarang sungguh selalu datang tepat waktu. Jadi saya tidak perlu menunggu lama untuk kedatangan kereta api yang saya butuhkan. Salut untuk perbaikan di perkereta-apian Indonesia. 

Hidup memang harus diusahakan berubah menjadi lebih baik. Semoga kisah ini bermanfaat ya. Setidaknya menghibur Anda. Nantikan kisah berikutnya. Masih tentang kereta api dan saya.

Salam hangat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun