Tangan kanannya penuh luka
Tangan kirinya menggandeng keempat anaknya
Pedih hati melihat suaminya terkena mortir
Matanya kering
Air matanya tak menentes lagi
Sekuat tenaga dilangkahkan kakinya meninggal tubuh suaminya yang tercerai-berai
Luka-luka bekas sayatan ilalang tak dihiraukannya
Sesekali Rohaya menggendong anaknya yang demam
Yang tak mengenal nasi atau sekedar ubi pengganjal perut
Rohaya tetap melangkah
Menyambar belalang yang lewat
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!