Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kuingin Tersenyum Sepertimu...

13 November 2019   13:57 Diperbarui: 13 November 2019   14:07 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak pernah kudengar kisah lara nestapa kala kau hantar aku akan tidur di singgasana malam selain kisah bahagia perjalanan waktu hidup di dunia. Kisah-kisah para pujangga dan pertapa di negeri Nusantara yang indah.

Seindah senyummu kala kau gendong aku di punggungmu di jalan setapak menanjak pinggir sungai tepi hutan setelah mandi di bawah mata air pegunungan di tengah hamparan sawah hijau. Di sana kau percantik diriku dengan belai lembut seperti yang diberikan ibu kala pagi menjelang sekolah.

Tertatih engkau berjalan membungkuk untuk menikmati indahnya hidup ini bukan sekedar beban yang harus kau panggul demi bahagianya kami. Walau aku kadang cemberut karena ibu tak memberi permintaanku sepotong kue atau secangkir es yang kuingin segera.

Engkau pun tetap tersenyum saat tetes gula meleleh di punggungmu yang terbasuh keringat penghangat langkahmu mengajakku pulang.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Ayah...

Tak pernah lagi kurasa kehangatan punggungmu tapi senyummu masih kuingat melekat di pelupuk mata yang menancap di hati ini. Seperti kala kudatang menengokmu, kau masih tersenyum bahagia membalut renta tubuhmu yang tergurat gambaran perjuangan hidupmu menuntunku menuju bahagia.

Ayah...

Masihku kuingat marahmu mengantarku berjalan menyusuri jalan terjal yang harus kulalui kala tak kupedulikan dan menjerembabkan diriku dalam kubangan kesombongan. Namun tangan yang kekar dan lembutnya sentuhan ibu membuatku bangkit berjalan kembali di depanmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun