Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Literasi Menembus Dinding Birokrasi

2 September 2019   03:46 Diperbarui: 2 September 2019   05:08 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ning Evi dan saya memberikan buku karya  Pak Santoso Mahargono "Pesing", Kompasianer, pustakawan pun pengurus Komalku Raya pada Pak Wali

Berawal dari keinginan agar sebuah penelitian lebih terasa manfaatnya, saya mengajak sebuah komunitas -Pesantren Kopi- untuk membukukan hasil penelitiannya. Karena saat itu mereka fokus meneliti kemiskinan di daerah Mergosono yang notabene berada di Wilayah Kota Malang, saya minta mereka memberitahukan hasil penelitian itu ke stakeholder kota Malang, Walikota, itu yang tersirat dalam benak saya.

Diskusi literasi dengan pesantren kopi, 17/8/2019
Diskusi literasi dengan pesantren kopi, 17/8/2019
Maka mulailah saya investigasi bagaimana cara menembus dinding birokrasi, menemui walikota untuk ikut mendukung kegiatan itu, memberikan kata pengantar bagi buku tersebut. Bertanya kepada orang dekat walikota yang saya kenal Fauzan Zenrif, Kompasianers juga, langsung dibuatkan janji, namun kesibukan pak Walikota yang  waktu itu ke luar kota membuatnya tak bisa menemui kami.

Lalu saya diberi tahu untuk memasukkan surat permohonan ke bagian umum. Saya lakukan. Mbak Lila, Kompasianer sahabat saya di Komalku, yang kebetulan suaminya Pak Hamka adalah lawyer, sering bertemu Pak Wali, mengantar saya. Seru, sempat narsis selfie, secara hari itu baru pertama bagi saya menginjakkan kaki di kantor orang nomor 1 kota Malang. Beda dengan Mbak Lila yang memang sering diajak suaminya ke kantor walikota ini.

Narsis sebentar di halaman tengah lantai 1 gedung kantor Wali Kota Malang
Narsis sebentar di halaman tengah lantai 1 gedung kantor Wali Kota Malang
Saya ajukan audiensi untuk satu Minggu dari tanggal pengajuan. Diminta menghubungi paling cepat 3 hari oleh petugas yang menerima saya di bagian umum.

Surat pengajuan diterima bagian umum
Surat pengajuan diterima bagian umum

 Belum sempat saya lakukan, ada ajakan pada saya untuk menghadiri pelantikan pengurus cabang PMII Kota Malang, yang akan dihadiri Walikota, Minggu 25/8/2019.

Anis Hidayatie (doc.pri )
Anis Hidayatie (doc.pri )
 Tentu ini tdk saya sia siakan.
Saya hadiri, bukan hanya untuk bertemu Pak Wali, ternyata saya malah diberi kesempatan dan waktu untuk menggemakan literasi. Saya ajak peserta untuk tak hanya garang di panggung unjuk rasa, namun juga dalam pena. Berbentuk tulisan, agar ide dan aspirasi terbaca banyak orang, tidak selesai begitu saja sesudah show of force berlangsung. Ada kesinambungan, follow up dari sebuah ajuan aspirasi.

Di penghujung acara, saya dipersilahkan berbincang langsung dengan Pak Wali, ternyata permohonan saya untuk mengadakan auidiensi literasi diapresiasi. Saya langsung diminta menghubungi ajudan untuk memastikan. 

Berbincang dengan wali kota ( duduk disamping saya, berkacamata )
Berbincang dengan wali kota ( duduk disamping saya, berkacamata )

Saling kontak dengan pihak kantor walikota terjadi beberapa kali, hingga tercipta satu kesepakatan. Pak Wali berkenan menerima kami, dari Komalku Raya, komunitas menulis buku Malang Raya dan sekitarnya, beserta beberapa komunitas yang tergabung di dalamnya, Pesantren Kopi, Komunitas Pejuang Kata-kata, Mahasiswa peneliti dan penulis produktif UM, Literasi English Club Malang, Tugu Malang, serta dari beberapa elemen profesi. 20 orang ikut menghadiri acara audiensi itu.

Tepat pada tanggal yang ditentukan, kami datang. Memasuki ruang rapat walikota. Pas ada 20 kursi disediakan. Disambut hangat dengan kudapan tradisional dan secangkir teh manis hangat. Sutiaji, sang walikota menyambut hangat kedatangan kami. Permohonan saya untuk memberikan pengantar dalam buku "Kampung Daulat Pangan: Catatan Lapangan Pemberdayaan Masyarakat di Mergosono" dan "Malang dalam Kesan dan Kenangan" yang segera akan kami rilis, dikabulkan.

Bahkan, satu ide yang resmi ikut pula saya mohonkan dalam surat audiensi, agar pak Wali menuliskan gagasan atau ide untuk memajukan kota Malang ditanggapi dengan antusias. Dia menyanggupi, meski tidak dalam waktu dekat, telah terucap satu keinginan untuk membuat buku, menulis, menuangkan pikiran - pikirannya dalam rangka memajukan kota Malang.

Anis Hidayatie (doc.pri )
Anis Hidayatie (doc.pri )
Beberapa hal saya catat dari audiensi Rabu, pukul 12.30 siang 28 Agustus 2019. Ternyata Pak Wali tak asing dengan dunia literasi. Dia ceritakan jaman kuliah dulu, dia adalah seorang peresensi buku, dikirimkan ke media catak  dengan honor 6500 untuk satu buku. Pernah pula menjadi jurnalis, juga reporter sebuah majalah. Bahkan dialah yang memberikan nama majalah kampus IAIN Sunan Ampel Malang kala itu -sekarang UIN-  dengan nama INOVASI.

Terkesima saya, itu adalah nama sebuah majalah yang pernah saya menjadi pemred jaman kuliah dulu. Sekitar 20 tahun yang lalu. Serasa reuni, apalagi ada Ning Evi Ghazali, pembina Komalku Raya yang dulu juga dewan penasehat Inovasi, kompasianers penulis buku " Menulis dengan Cinta" yang membersamai saya. Ada kedekatan, kehangatan tetiba menjalar. Bahagia bertemu senior, lebih dari sekedar tatap muka dengan bagian  penguasa birokrasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun