25 Catatan Kecil Di Umur Saya yang Ke 25
1. Di umur dua puluh lima, jadi saya suka menanyakan ke-Esa-an Tuhan. Apa saya sebetulnya menyembah Tuhan yang tepat. Di dunia ini ada banyak sekali Tuhan. Dari yang dengan huruf 't' kecil sampai huruf 'T' yang besar. Dan bagaimana kalau selama ini, sebenarnya saya menyembah tuhan yang salah. Bukankah itu artinya saya membikin Tuhan yang lain bertambah marah?Â
2. Pertanyaan itu muncul begitu saja seperti dorongan ingin makan. Padahal saya jarang makan.Â
3. Di umur saya yang ke-25, saya mengira sudah kehilangan sisi romantis. Suatu kali, teman saya, R, mengajak saya makan gado-gado. Selesai makan, dia suruh saya yang bayar. Saya menolak. Lantas dia berkata -sebetulnya lebih terdengar mendesis: "Ah. Sekarang kemana perginya sisi keromantisanmu yang dulu!" Lalu dia menggeliat seperti ular kadut.
3. Saya jarang mandi.Â
4. Itu tidak benar. Tapi terkadang, saya menghabiskan waktu lebih lama di toilet.Â
5. Sebenarnya saya punya banyak urusan, tapi saya ini penunda yang baik.Â
6. Di usia saya yang mencapai seperempat abad ini, saya pernah memikirkan, hidup di lereng gunung, bersahabat dengan pohon dan beternak burung soang.Â
7. Ingin sekali bisa bergabung dengan suku Indian, agar saya belajar ilmu, cara meniup daun (bukan daun muda) yang menyayat-nyayat. Agar bisa membangkitkan kembali roh-roh halus.Â
8. Tapi, saya ini penakut. Jadi saya belajar meniup harmonika saja. Agar bisa menggaet daun muda. Raisa dan sejenisnya #apaseh
9. (a) Saya ingin bangun dari mimpi. (b) Saya suka dibuat heran dengan diri saya sendiri. Apa sih yang saya lakukan hingga, saya tidur dan bangun masih mengenakan helm.Â