"Kami setuju dengan proses perdamaian untuk menyelesaikan akar masalah karena Perjanjian Anglo-Siam menarik batas tanpa disetujui oleh masyarakat Melayu. Itulah sebabnya pertempuran berlanjut hingga hari ini, "Arifin Soh, Presiden PerMAS (Federasi Mahasiswa dan Pemuda Patani)
Rakyat Melayu Patani merasa menjadi warga negara kelas dua dan mengalami intimidasi oleh militer. Orang Thai menyebut mereka dengan "khaek" yang artinya pendatang dan juga disebut "Corn bang yeak dindan" yang bermakna derogatif sebagai separatis atau bandit, karena mereka tidak diakui oleh etnis Thai dan dianggap sebagai orang asing.
Kendati demikian, rakyat Melayu Patani tidak mempunyai pilihan, mereka dipaksa menjadi sebahagian daripada kerajaan Thailand. Sejak itu terjadi pergolakan perlawanan dan konflik di tanah tersebut hingga sekarang yang tak usai berhenti.
-Patani Fakta dan Opini
- Iza R. Hussin, The Politics of Islamic Law: Local Elites, Colonial Authority, and the Making of the Muslim State, University of Chicago Press