Mohon tunggu...
Johan Lamidin
Johan Lamidin Mohon Tunggu... Freelancer - Aktivis dan Jurnalis Freelance asal Pattani, Thailand

Aktivis dan Jurnalis Freelance asal Pattani, Thailand

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

PATANI 111, Perjanjian Kolonialis British dan Siam (Thailand)

9 Maret 2019   11:07 Diperbarui: 9 Maret 2020   08:04 1400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Whether or not the treaty was valid under international law, it is quite impossible for Patanian to question the validity of this treaty now/Opinions - imgcop.com

"Kami setuju dengan proses perdamaian untuk menyelesaikan akar masalah karena Perjanjian Anglo-Siam menarik batas tanpa disetujui oleh masyarakat Melayu. Itulah sebabnya pertempuran berlanjut hingga hari ini, "Arifin Soh, Presiden PerMAS (Federasi Mahasiswa dan Pemuda Patani)

photo; Reuters
photo; Reuters
Perjanjian tersebut menimbulkan perubahan dalam sistem dan struktur sosial masyarakat. Muslim Patani yang sebelumnya menjadi mayoritas di wilayahnya, kini menjadi minoritas dalam kekuasaan Siam.

Rakyat Melayu Patani merasa menjadi warga negara kelas dua dan mengalami intimidasi oleh militer. Orang Thai menyebut mereka dengan "khaek" yang artinya pendatang dan juga disebut "Corn bang yeak dindan" yang bermakna derogatif sebagai separatis atau bandit, karena mereka tidak diakui oleh etnis Thai dan dianggap sebagai orang asing.

Kendati demikian, rakyat Melayu Patani tidak mempunyai pilihan, mereka dipaksa menjadi sebahagian daripada kerajaan Thailand. Sejak itu terjadi pergolakan perlawanan dan konflik di tanah tersebut hingga sekarang yang tak usai berhenti.

Sumber:
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]

-Patani Fakta dan Opini

- Iza R. Hussin, The Politics of Islamic Law: Local Elites, Colonial Authority, and the Making of the Muslim State, University of Chicago Press

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun