Mohon tunggu...
Aminnatul Widyana
Aminnatul Widyana Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger yang suka cari ilmu

Dina/Aminnatul Widyana/mom's of 2 childs/blogger/SM3T/teacher/tim penggerak PKK/Visit www.amiwidya.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

"Smart Farming", Perwujudan Modernisasi Pertanian di Era Revolusi Industri 4.0

20 Mei 2019   08:42 Diperbarui: 20 Mei 2019   09:01 1706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemenuhan kebutuhan pokok diperoleh dari hasil panen sawah-dokpri

Sebab padi bisa rusak dan hancur kalau peralatan yang digunakan tidak tepat. Atau bisa juga menyisakan banyak gabah (sebutan padi yang tidak tergiling sempurna).

Penggunaan IoT pada peralatan pertanian, bisa dimulai dari penggunaan traktor. Sepengetahuan saya, ada produsen mesin dari Amerika Serikat yang sudah berhasil menghubungkan IoT dengan mesin pertanian. Dengan digitalisasi dan otomatisasi mesin pertanian, maka akan diketahui kebutuhan bahan bakarnya, serta waktu yang tepat untuk membajak sawah. 

Cara ini bisa lebih efektif dan efisien apabila digunakan untuk meningkatkan hasil pertanian. Selain terpasang di mesin, petani pun bisa memantau pertaniannya melalui aplikasi canggih yang dapat dipakai oleh pelanggannya. 

Petani juga tetap dapat  menjalankan operasional pertanian dari layar smartphone. Jadi di Revolusi Industri 4.0 ini, pekerjaan tani bukan lagi pekerjaan yang menguras tenaga, tapi pekerjaan ini sudah beralih kepada robot yang terhubung internet.

Selain itu, petani juga bisa memanfaatkan peralatan digital untuk mendeteksi hama dan beberapa kontaminasi eksternal. Pengumpulan data seperti kelembaban udara, temperatur, dan kadar keasaman tanah dapat membantu petani terutama petani organik dalam memonitor lahan pertaniannya. 

Pemasangan wireless CCTV dengan solar panel di beberapa titik di lahan pertanian bisa diterapkan. Akan tetapi, solusi ini membutuhkan biaya yang cukup besar untuk ukuran petani Indonesia. Sebab biaya penyediaan perangkatnya juga lumayan mahal.

Contoh lainnya adalah penggunaan Agri Drone Sprayer untuk menyemprot pestisida serta pupuk cair. Penggunaan alat ini bisa meratakan penyemprotan pestisida dan pupuk terhadap tanaman. Selain itu, ditambah penggunaan Drone Surveillance, pemetaan lahan juga bisa dilakukan. Dari hasil pemetaan ini nantinya, petani bisa mengetahui kondisi tanaman di lahan mereka.

Pemanfaatan Internet of Things untuk lahan pertanian (Gambar Shutterstock)
Pemanfaatan Internet of Things untuk lahan pertanian (Gambar Shutterstock)

Lalu untuk  membantu petani dalam memantau kondisi tanaman, bisa memakai sensor tanah dan cuaca. Petani bisa mengetahui kelembapan udara dan tanah, suhu, pH tanah, kadar air, hingga estimasi masa panen melalui sensor ini. Sangat membantu kan?

Dengan memanfaatkan sistem yang sudah terintegrasi dengan aplikasi berbasis android RiTx ini, peringatan dini akan diterima petani jika terjadi anomali terhadap kondisi lahan mereka. Artinya, segala keanehan, kejanggalan, dan ketidakberesan pada lahan pertanian bisa sesegera mungkin dideteksi untuk kemudian diatasi. 

Selain itu, petani juga akan mendapatkan rekomendasi jalan keluar, demi mencegah terjadinya kerusakan terhadap lahan dan tanaman mereka. Cara ini sudah diterapkan di Kabupaten Situbondo, bertepatan dengan Hari Tani Nasional yang jatuh pada 24 September 2018 lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun