Mohon tunggu...
Alsya Carissa Zevanda
Alsya Carissa Zevanda Mohon Tunggu... -

Halo..

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Sel Prokariotik vs Sel Eukariotik dalam Eksistensinya

25 Agustus 2017   19:49 Diperbarui: 25 Agustus 2017   22:14 16060
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Selamat pagi, siang, sore ataupun malam untuk para pembaca semua. Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang sel. Sel prokariotik dan eukariotik lebih tepatnya. Pertanyaannya yang ingin kita jawab kali ini adalah, apakah sel prokariotik lebih mudah mempertahankan eksistensinya dari kepunahan dibandingkan sel eukariotik? Tujuan dari esai ini adalah untuk memahami lebih tentang sel prokariotik dan eukariotik dan menjawab pertanyaan tadi. Mari kita mengetahui sedikit tentang sel terlebih dahulu.

Tubuh manusia, tumbuhan, maupun hewan, terdiri dari banyak sel. Sel adalah unit struktural, fungsional, dan hereditas penyusun makhluk hidup yang paling kecil yang menjadi dasar kehidupan. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel, dan karena itu, sel dapat berfungsi dan hidup sendiri asalkan kebutuhannya terpenuhi. Pada tahun 1655, sel pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuan Inggris bernama Robert Hooke. Hooke mengamati sel gabus dari dinding sel tumbuhan yang sudah mati menggunakan mikroskop rancangannya sendiri. Ia mengamati bahwa ada ruang-ruang kecil kosong berbentuk segi-empat yang tembus pandang di sel gabus tersebut. Ini yang kemudian dia namakan sel, dari bahasa Latin cellula yang berarti rongga atau ruangan.

Setelah Hooke mempublisikan observasinya di dalam bukunya Micrographia, orang lain lalu mengamati sel tumbuhan yang masih hidup. Setelah Hooke, ada ilmuan lain yang bernama Anton van Leeuwenhoek yang menemukan sel organisme lain. Anton van Leeuwenhoek mengamati organisme mikroskopis atau sering disebut mikroorganisme. Pada akhirnya, struktur mikroorganisme dibandingkan dengan struktur hewan dan tumbuhan. Kebanyakan mikroorganisme tidak terlihat seperti memiliki sel. Lalu mereka menyimpulkan bahwa mikroorganisme merupakan unisel (hanya bersel satu). Robert Brown yang menemukan benda padat di sel pada tahun 1831 dan menamakannya nukleus. Pada tahun 1839, Matthias J Schleiden, seorang ahli botani, mengembangkan ide bahwa tumbuhan terdiri dari sel yang memiliki nukleus dan cairan sel. Meskipun itu, teori Schlieden bukan teori original. Schleiden sendiri mengatakan bahwa teorinya bukan miliknya, dan bahwa itu adalah teori milik Barthelemy Dumortier yang dikemukan beberapa tahun sebelum teori Schleiden. Pada tahun yang sama juga, Theodore Schwann menggunakan mikroskop untuk mengamati bagian-bagian hewan. Dari pengamatan itu dapat diketahui bahwa hewan juga memiliki unit-unit kecil yang memiliki nukelus dan cairan sel. Schwann lalu menyimpulkan bahwa hewan, seperti tumbuhan, juga terdiri dari sel. Ini merupakan sebuah pengetahuan baru di bidang biologi sejak sedikit yang diketahui tentang struktur hewan dibandingkan dengan tumbuhan waktu itu. Dari penemuan tentang sel hewan dan sel tumbuhan ini, ada beberapa prinsip yang ditemukan dan disimpulkan bahwa:

  • "All living organisms are composed of one or more cells." Jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia akan berarti semua makhluk hidup terdiri dari satu atau lebih sel.
  • "The cell is the most basic unit of life." Yang berarti sel adalah unit yang paling dasar di kehidupan.

Teori Schleinden tentang pembentukan sel dari kristalisasi dibantah pada tahun 1850 oleh Robert Remak, Rudolf Virchow dan Albert Kolliker. Pada tahun 1855, Rudolf Virchow menambahkan prinsip ke-tiga ke teori sel karena menemukan bahwa sel memproduksi lebih banyak seiring waktu. Di bahasa latin, prinsip ini adalah Omnis cellula e cellula. Yang berarti:

  • "All cells arise only from pre-existing cells." Yang dalam Bahasa Indonesia berarti bahwa semua sel hanya berasal dari sel sebelumnya atau sel yang sudah ada.

Ada dua tipe sel, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik berdasarkan adanya inti sel. Setiap makhluk hidup hanya terdiri dari salah satu tipe sel tersebut. Prokariotik berasal dari kata Yunani pro yang berarti sebelum, dan karyon yang berarti inti. Jadi, arti prokariotik sebenarnya adalah sebelum inti. Sesuai namanya, sel prokariotik adalah sel yang tidak memiliki inti sel atau nukleus. Selain itu, sel prokariotik tidak memiliki membran inti yang memisahkan materi genetik (DNA) di inti sel dengan organel lainnya. Pada umumnya, sel prokariotik berukuran kecil dan unisel. Beberapa sel prokariotik bisa hidup di lingkungan ekstrim dan sel prokariotik dapat beradaptasi dengan lingkungannya sehingga dapat ditemukan hampir dimana-mana di bumi ini. Sel prokariotik terdiri dari dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, RNA, dan flagella dan pili. Organisme yang memiliki sel prokariotik kebayakan bakteria, yaitu: Archaebacteria, Eubakteria, dan Cyanobacteria.

Sudah kita ketahui bahwa sel prokariotik terdiri dari dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, RNA, dan flagella dan pili. Sekarang marilah kita ketahui fungsi bagian masing-masing sel tersebut:

a. Dinding Sel

Bagian sel prokariotik yang akan dibahas pertama adalah dinding sel. Dinding sel adalah bagian sel yang melapisi sel yang bersifat kaku atau impermeable. Dinding sel berfungsi untuk melindungi sel dan mempertahankan bentuk sel. Dinding sel prokariotik tersusun dari peptidoglikan, lipid, dan protein. Pada dinding sel juga terdapat pori-pori sebagai jalan keluar masuknya molekul-molekul yang juga berfungsi untuk mencegah penyerapan air berlebihan.

b. Membran Plasma

Membran sel atau membran plasma adalah membran lapisan pelindung yang mengelilingi sel yang bersifat selektif permeable atau semipermeable. Membran sel terdiri dari bahal molekul lipid (fosfolipid), protein integral (intrinsik), protein perifera (ekstrinsik), karbohidrat, fosfat dan asam lemak. Membran plasma berfungsi untuk mengontrol masuk dan keluarnya zat dari atau ke dalam sel dan agar isi sel tidak keluar. Membran juga berfungsi sebagai pelindung dan reseptor sel terhadap lingkungan di sekitarnya.

c. Sitoplasma

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun