[caption caption="Markas Komando Daerah Militer (Makodam) III Siliwangi, dulunya adalah Paleis van de Legercommandant "][/caption]Selain disiapkan sebagai pusat pemerintahan sipil, Bandung pada zaman kolonial Hindia Belanda juga disiapkan sebagai pusat militer. Rencana pemindahan pusat pemerintahan sipil dari Batavia ke Bandung pada akhirnya tidak terealisir karena terhalang resesi (maleise) yang menimpa perekonomian dunia pada tahun 1930-an. Semua proyek besar yang berakitan dengan pemindahan ibukota tersebut dihentikan.
Sementara semua proyek yang berkaitan dengan militer semuanya sudah diselesaikan secara tuntas. Bandung sebagai pusat militer sebenarnya sudah dirintis jauh hari sebelumnya. Pada tahun 1898 pabrik mesiu dari Ngawi (Madiun) dan pabrik senjata dari Surabaya dipindahkan ke Bandung. Kemudian pada tahun 1916, Departemen Peperangan, Departement van Oorlog (DVO), dipindahkan dari Weltevreden ke Bandung yang mulai dibangun tahun 1908. Lalu lapangan terbang Andir (sekarang Husein Sastranegara) pada tahun 1914 diresmikan menjadi pusat pangkalan udara militer di Hindia Belanda (Kunto, Balai Agung di kota Bandung, 1996:80).
Komplek militer di Bandung dibangun terletak di sebuah kawasan yang dikenal sebagai Archipelwijk (Lingkungan Nusantara) karena bangunan-bangunan tersebut dibangun di kawasan yang punya nama kepulauan atau tempat di nusantara, seperti Jalan Kalimantan, Jalan Aceh, Jalan Sumatera, Jalan Riau, Jalan Jawa dan lain-lainnya.
Lokasi Departement van Oorlog (DVO) atau yang sekarang lebih dikenal dengan sebutan Gedong Sabau terletak di Jalan Kalimantan (Borneostraat). Tidak jauh dari pusat militer tersebut, kemudian dibangun Paleis van de Legercommandant (Istana Panglima Pasukan) tepatnya di Jalan Aceh (Atcehstraat).
[caption caption="Gedong Sabau dan Paleis van de Legercommandant berdekatan (dari Buku Album Bandoeng Tempo Doeloe)"]
Paleis van de Legercommandant merupakan rumah dinas komandan tentara Hindia Belanda. Gedung yang terletak di Jalan Aceh 59 Bandung ini dibangun pada tahun 1918, merupakan karya arsitek kakak beradik berkebangsaan Belanda, Richard Leonard Arnold Schoemaker (1886-1942) dan Charles Prosper Wolff Schoemaker (1882-949). Pembangunan gedung ini memakan waktu 2 tahun.
Selain ikut merancang gedung ini, Richard Leonard Arnold Schoemaker juga dikenal sebagai arsitek yang merancang Gedong Sabau yang terletak bersebarangan dengan Paleis van de Legercommandant. Gedong Sabau kini dijadikan sebagai Kantor Detasemen Markas Komando Militer (Denma Kodam) III/Siliwangi.
[caption caption="Sisi lain gedung Makodam III Siliwangi"]
Bangunan yang Berwibawa
Arsitektur bangunan Paleis van de Legercommandant mempunyai disain tegak lurus bergaya Kubisme tercampur dengan gaya Neo Klasik. Berbeda dengan banyak bangunan di Hindia Belanda waktu itu yang bergaya Indisch Architektural dan gaya Romantik dengan ciri-ciri sudut bangunan berbentuk melengkung (Katam, Album Bandoeng Tempo Doeloe, 2010:282).
[caption caption="Makodam III Siliwangi yang berwibawa"]