Mohon tunggu...
Alang Alang
Alang Alang Mohon Tunggu... lainnya -

ndeso

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Air Mata

24 Mei 2017   20:02 Diperbarui: 24 Mei 2017   20:17 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di sudut telaga matanya hujan jatuh
Di kedalaman gelisah raut wajah itu ia berlabuh
Pada tiap tetesnya perih sedih bersimpuh
Nyeri bertubi menyatroni tak kunjung menjauh
~
Di wajah hari nyeri sepi tumbuh
Ketika genderang kebencian di tabuh
Lantas kau pejamkan mata berharap binasa dendam di sekujur tubuh
Agar sejuk cinta menyala tak padam dan tak mati di lembing keluh
~
Bersandar pada rasa sabar dadamu gemetar di tampar geletar hujan yang kembali jatuh
Tapi kau masih percaya, pada masanya getir mimpi akan mencapai pintu subuh
Dan bentangan cahaya di kening akan menyentuh 
Padamkan nyala dendam dan tebaran cinta akan kembali tumbuh meski berkali di buru dan di bunuh..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun