Mohon tunggu...
Akmal Goharu Subagyo
Akmal Goharu Subagyo Mohon Tunggu... -

tanamlah apa yang akan kita makan, belilah apa yang kita jual

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Membaca Hebatnya Peta Gagasan Puan Maharani

8 Mei 2017   19:17 Diperbarui: 8 Mei 2017   19:34 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto antara.news.com

Gagasan adalah bagian paling penting dari sosok seorang pemimpin. Tanpa gagasan, sejatinya siapapun tak mempunyai “legitimasi” untuk menjadi pemimpin. Hal ini tentu saja bukan berlebihan, karena pemimpin yang tak mempunyai ide dan gagasan adalah pemimpin “pasaran”, yang lebih mendahulukan hasrat ketimbangrealitas dan kemampuan.

Maka, dalam konteks ini, Puan Maharani, sebagai tokoh politik muda dan saat ini menjabat sebagai Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), adalah satu diantara banyak pemimpin yang mempunyai “legitimasi” karena ide dan gagasannya, terutama tentang Indonesia Hebat sebagai “titik episentrum” darimana konsep membangun dan memajukan bangsa Indonesia itu harusnya dimulai.

Gagasan Indonesia Hebat adalah tentang kedaulatan, kemandirian dan keberdikarian, serta upaya kembali pada konstruk kebudayaan yang lahir dari raham bangsa Indonesia sendiri. Indonesia Hebat adalah tentang konsepsi bagaimana melihat Indonesia ke depan dengan segenap upaya yang berkelanjutan. Indonesia Hebat adalah tentang peta gagasan Puan Maharani sebagai wujud cinta anak bangsa terhadap negerinya.

Peta gagasan Puan Maharani tentang Indonesia Hebat terdiri dari beberapa hal penting yang harus dilakukan Indonesia untuk menjadi bangsa yang hebat, yaitu: berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian budaya bangsa.

Pertama, Kedaulatan secara politik mutlak diperlukan untuk melindungi kebijakan-kebijakan negara dari intervensi (terutama asing), karena setiap kebijakan haruslah untuk kepentingan bangsa dan kesejahteraan rakyat. Peran asing (atau pihak ketiga lainnya) dalam hal kebijakan domestik, akan menjadi jalur masuk yang nantinya pasti tidak akan menguntungkan, dan ini berbahaya terutama bagi rakyat sebagai korbannya.

Daulat secara politik juga bisa dimaknai sebagai kewajiban negara untuk menciptakan pemerintahan yang efektif. Tanpa pemerintahan efektif, mustahil akan mencapai pembangunan karena njlimettengan urusan yang sebenarnya bukanlah substansi. Dalam konteks politik internasional, daulat secara politik juga dimaknai sebagai upaya untuk menjaga keutuhan dan wibawa negara di mata dunia internasional, bahwa Indonesia berdaulat. Bukan berarti benutup terhadap segala bentuk kerjasama, tapi semuanya harus dilakukan dengan cara yang “bermartabat”.

Kedua, ekonomi adalah faktor penting untuk mengukur tingkat kemajuan sebuah negara. Ekonomi yang kuat, akan membuat sebuah negara menjadi hebat. Sebaliknya, ekonomi yang lemah akan menjadikan negara terengah-engah, bahkan bukan tidak mungkin, negara tersebut terkena virus “kolonialisme baru”, yaitu dijajah secara ekonomi oleh bangsa lainnya. Maka penting bagi Indonesia untuk berdaulat dalam seluruh sumber ekonomi dan finansialnya; berdaulat pangan, energi, dan maritimnya. Untuk mendukung semua itu, pajak sebagai salah satu sumber pendapatan terbesar negara harus mampu dimanfaatkan dengan baik dan produktif. Selain itu, sistem jaminan sosial bagi masyarakat menjadi keniscayaan dalam konteks keberdikarian Indonesia secara ekonomi.

Ketiga, bangsa Indonesia harus kembali pada nilai-nilai budaya bangsa yang telah terbukti merawat kebhinnekaan selama puluhan tahun dengan cara yang tidak mudah. Sebab bangsa yang kuat dan hebat adalah bangsa yang mempunyai karakter, yang lahir dari rahim bangsa melalui pergulatan yang panjang. Sebagaimana pentingnya membangun karakter, juga penting untuk membangun SDM bangsa yang mampu bersaing di dunia global dengan bara nasionalisme yang tidak dapat luntur dan lekang termakan oleh waktu.

Peta gagasan Puan Maharani tersebut dapat tergambarkan dengan cukup komprehensif. Tinggal bagaimana konsep itu bekerja pada tataran aplikatif, dan ini adalah persoalan komitmen dari sosok yang menjadi pemimpin.

Artinya, membaca peta gagasan Puan Maharani tentang Indonesia Hebat, dapat disimplifikasi dengan satu kata: Hebat!.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun