Mohon tunggu...
Akbar Zainudin
Akbar Zainudin Mohon Tunggu... Human Resources - Trainer Motivasi, Manajemen dan Kewirausahaan. Penulis Buku "Man Jadda Wajada". BUKU BARU: "UKTUB: Panduan Lengkap Menulis Buku dalam 180 Hari". Ngobrol bisa di Twitter: @akbarzainudin atau www.manjaddawajada.biz

Trainer Motivasi, Manajemen dan Kewirausahaan. Penulis Buku "Man Jadda Wajada". BUKU BARU: "UKTUB: Panduan Lengkap Menulis Buku dalam 180 Hari". Ngobrol bisa di Twitter: @akbarzainudin atau www.manjaddawajada.biz

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Bunaken: Surga Taman Laut yang Menakjubkan

26 September 2011   20:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:35 4645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_133457" align="aligncenter" width="590" caption="Peta Pulau Bunaken"][/caption]

Tahun lalu saya berdoa dengan sangat spesifik: “Ya Allah, saya mudah-mudahan tahun ini ada pekerjaan di Manado, jadi bisa menyempatkan diri untuk melihat keindahan ciptaanMu yang luar biasa di Bunaken”. Dan Tuhan memang Maha Mendengar. Tiga bulan lalu, saya diminta menjadi konsultan untuk sebuah pekerjaan di Manado.

Saya langsung jawab: “Iya”, tanpa basa-basi. Dan Jum’at kemarin, mulailah perjalanan saya menuju Manado. Karena pekerjaan saya baru dimulai hari Senin, maka Jum’at-Minggu saya manfaatkan waktu mengunjungi Bunaken. Biar ngga sendirian, saya ajak serta istri tercinta untuk ikut bersama-sama menikmati keindahan alam bawah laut ini. Serasa bulan madu kembali karena anak-anak sengaja tidak kami ajak.

Perjalanan dimulai dari Bandara Soekarno-Hatta. Terdapat beberapa meskapai yang melayani Rute Jakarta-Manado. Penerbangan langsung berjalan lambat dan membosankan: sekitar 3 jam di atas pesawat. Begitu mendarat di Bandara Sam Ratulangi Manado, hilang sudah semua kepenatan dan kejenuhan, tergantikan dengan kegairahan untuk segera merasakan keindahan Bunaken.

TRANSPORTASI

Untuk menuju Bunaken, kita bisa menggunakan perahu kecil yang biasa dioperasikan di Pelabuhan Kota Manado. Terdapat beberapa model perahu yang bisa kita gunakan di sini.

Speed boat biasa, harga sewanya sekitar Rp 500-700 ribu per perahu. Speed boat ini akan mengantarkan kita menuju terminal Taman Laut Bunaken. Karena speed boat ini tidak punya kotak kaca untuk melihat taman laut, di terminal Taman Laut Bunaken kita mesti pindah kapal yang ada kacanya. Pindah kapal ini harganya sekitar Rp 100 ribu per orang. Lebih baik rame-rame naik kapal ini, agar ongkos sewanya bisa ditanggung bersama. Kalaupun sendiri atau berdua, menunggu orang lain yang akan menyewa juga bisa.

[caption id="attachment_133458" align="aligncenter" width="442" caption="Perahu dengan Kotak Kaca"][/caption]

Jenis kapal kedua adalah kapal yang mempunyai kotak kaca. Kotak kaca ini dipergunakan untuk melihat taman laut dengan segala biota di dalamnya. Karena taman laut ini relatif tidak terlalu dalam karangnya, maka dengan kaca di tengah kapal akan memudahkan orang untuk melihat. Kapal jenis ini harganya sekitar Rp 750 ribu hingga Rp 850 ribu, tergantung kemampuan kita menawar. Jenis kapal ini memuat maksimal hingga 12 orang. Seperti speed boat di atas, akan lebih murah untuk menyewa kapal ini secara berkelompok, ataupun menunggu orang yang sama-sama ingin ke Bunaken.

Yang lebih murah adalah jenis kapal Taksi. Kapal ini merupakan kapal penumpang yang merupakan alat transportasi penduduk di pulau Bunaken menuju Kota Manado. Biaya penyeberangan ini murah, cuma Rp. 10.000 per orang. Namun setidaknya ada 2 masalah jika menumpang kapal Taksi ini.

Pertama, adalah waktu keberangkatan. Kapal ini berangkat dari Bunaken menuju Kota Manado pagi hari sekitar jam 09.00. Waktu tempuh kapal ini sekitar 1 jam perjalanan. Nah, masalahnya perjalanan dari Manado hanya 1 kali sehari, yaitu sekitar jam 14.00 siang. Akibatnya, sampai di Bunaken sekitar jam 15.00.

Sebenarnya masih bisa dilanjutkan dengan melihat Taman Laut Bunaken dengan menyewa lagi kapal yang ada lantai kacanya. Tetapi karena sudah sore, maka tidak ada lagi kapal yang balik menuju Kota Manado. Karena tidak ada kapal taksi ini yang kembali ke Manado, maka mesti nginep di Bunaken, atau jika ingin kembali ke Manado, mesti carter kapal sendiri yang harganya sekitar Rp 300 ribu. Saya menyarankan kalau menggunakan cara ini, dilanjutkan bermalam saja di pulau Bunaken.

Masalah kedua adalah terminal pemberhentian kapal taksi ini. Karena kapal ini sebenarnya diperuntukkan untuk kapal penyeberangan bagi penduduk, maka kapalini tidak berhenti di Taman Laut Bunakan, tetapi berhenti di sisi lain pulau, yang jaraknya sekitar 3 km. Tetapi hal itu sebenarnya ngga jadi masalah besar, karena ada ojek yang siap mengantar ke Taman Laut. Kecuali Anda bawa barang yang banyak, baru akan menjadi masalah. Ongkos ojek ke Taman Laut Bunaken ini sekitar Rp 10.000

PENGINAPAN

Ada dua pilihan untuk menginap jika ingin ke Bunaken. Pertama adalah menginap di Kota Manado. Kota Manado adalah kota yang menyebut dirinya waterfront city, kota pantai. Garis pantainya memanjang di sepanjang Teluk Manado. Kita bisa memilih banyak sekali hotel dengan berbagai kelas, mulai dari hotel melati seharga Rp 100.000 hingga hotel berbintang 5 yang harganya hingga jutaan rupiah semalam. Jika menginap di Kota Manado, untuk menuju Bunaken tinggal naik angkot ataupun taksi menuju Pelabuhan Kota Manado, diteruskan dengan kapal ke Bunaken.

Menginap di Kota Manado adalah menginap di suasana kota di pinggiran pantai. Pantai Boulevard Manado mirip dengan Pantai Losari di Makassar, di mana peruntukkannya lebih banyak bukan untuk mandi-mandi di laut, tetapi tempat santai dan nongkrong, terutama anak-anak muda. Untuk mandi dan menikmati laut, menginap dekat Pantai Malalayang adalah pilihan terbaik.

Pilihan kedua adalah menginap di Pulau Bunaken. Sebagai sebuah pulau yang dikelilingi laut, Pulau Bunaken mempunyai garis pantai yang panjang. Dengan garis pantai yang panjang inilah, di sepanjang pantai tumbuh industri penginapan dan perhotelan, yang biasanya berbentuk cottage atau rumah-rumah tinggal. Sewa cottage bervariasi, tetapi biasanya dihitung per orang. Semakin dekat letak cottage dengan taman laut, maka semakin mahal harga sewa per orangnya.

Rata-rata harga sewa per cottage di sini adalah Rp 150.000 hingga Rp 350.000 per orang per malam. Ini sudah termasuk makan 3 kali sehari. Menu makanannya lebih banyak berupa sea food, terutama ikan bakar.

Jangan membayangkan ada keramaian jika menginap di Bunaken. Cottage di sini betul-betul tempat istirahat. Tidak ada TV dan telepon. Yang menemani malam-malam adalah suasana jangkrik di kebun sekitar cottage diiringi deburan ombak laut. Damai dan menenangkan.

Cottage di sini cocoknya untuk suami istri yang sedang berbulan madu, atau orang-orang yang menginginkan ketenangan dan kedamaian. Cottage ini memang tempat istirahat yang jauh dari keramaian. Jika membawa anak-anak, kelihatannya lebih cocok untuk menginap di Kota Manado, karena hampir pasti mereka akan langsung bosan hanya melihat laut dan kebun di malam hari.

TAMAN LAUT YANG INDAH

Tentu saja, Taman Laut Bunakan adalah fokusnya. Semua pandangan mata tertuju padanya. Banyak hal bisa dilakukan di taman laut yang mempunyai spesies yang disebut sebagai salah satu terbanyak dan terunik di dunia. Karenanya, membayangkan Bunaken adalah seperti seperti membayangkan taman akuarium air laut raksasa. Jika akuarium ukuran 2-3 meter itu terlihat begitu indah dengan karang, anemon, bintang laut, dan berbagai ikan di sekilingnya, maka Taman Laut Bunaken adalah akuarium raksasa.

Jika Anda berkunjung ke Bunaken, tidak cukup rasanya melihat taman laut dari atas kapal. Walaupun sudah terlihat sangat indah dengan biota laut yang beraneka warna, tetapi rasanya akan jauh lebih indah saat bisa langsung menyentuh anemon, karang, dan ikan-ikan laut itu secara langsung.

Menyelam (diving) ke dasar laut adalah pilihan kegiatan paling afdhol jika kita ingin menikmati Bunaken secara total. Namun, tidak sembarang orang bisa menyelam. Di samping harus ada sertifikat menyelam, mesti didampingi oleh pemandu, dan yang lebih penting adalah sewa alat selam yang cukup mahal. Untuk satu set peralatan selam, diperkirakan kita mesti merogoh sekitar Rp 1 jutaan. Belum lagi biaya peralatan dan ongkos pemandu.

[caption id="attachment_133459" align="aligncenter" width="553" caption="Memberi Makan Ikan dalam Air"][/caption]

Kalaupun tidak menyelam, kegiatan snorkling menjadi alternatif paling rasional untuk menikmati keindahan bawah laut Bunaken. Snorkling adalah kegiatan “mengambang” di atas laut, menggunakan baju khusus, dan jugaperalatan pernafasan khusus. Dalam snorkling, kita memakai kaca mata yang langsung menutupi hidung. Untuk bernafas, kita “menggigit” pipa yang panjangnya sekitar 30cm, menarik udara dan mengeluarkannya melalui mulut.

Bernafas lewat mulut juga bukan hal gampang. Perlu sedikit pembiasaan agar air tidak banyak masuk ke selang. Sekali air masuk selang, bisa menghalangi proses pernafasan. Jangan khawatir, untuk mengeluarkan air tersebut dari selang tidak sulit, cukup meniup selang dengan kekuatan besar, seperti meludah, maka air dengan segera akan keluar dari selang.

Untuk membiasakan bernafas lewat mulut, sebelum benar-benar melakukan snorkling, kita berlatih pernafasan terlebih dahulu di atas kapal dipandu oleh para pemandu. Baru setelah dirasa siap, mulailah kita menginjakkan kaki ke laut melakukan kegiatan snorkling.

Selain kacamata dan peralatan nafas, untuk snorkling kita juga menyewa pakaian khusus. Memang bisa saja melakukan snorkling tanpa menggunakan baju khusus, tetapi rasanya akan menyulitkan. Baju ini didesain untuk membuat orang “mengambang” di permukaan laut. Karenanya, jika memakai baju ini, orang tidak perlu bergerak banyak, ia sudah mengambang. Disediakan pula kaki katak untuk mendorong agar badan maju ke depan. Dengan demikian, baik pemandu maupun kita, tidak perlu takut tenggelam karena baju yang dipakai sudah merupakan semacam “pelampung”.

Untuk menyewa baju ini kita perlu mengeluarkan uang Rp 150.000,-. Untuk pemandu berarti menyewa satu baju lagi dan honor memandu sekitar Rp 50.000. Aktivitas yang memang cukup mahal. Belum lagi mesti mengeluarkan biaya untuk foto bawah air, yang mencapai Rp 300 ribu.

Tetapi percayalah, biaya-biaya itu akan terbayar lunas begitu kita melihat indahnya karang, anemon, dan ikan-ikan laut lainnya. Mereka tertata membentuk sebuah tebing sangat tinggi dari kedalaman lautan sekitar 60-150m dari dasar laut. Di tengah-tengah karang, ikan-ikan berlari ke sana kemari, di antara satu anemon dan anemon lain. Mereka adalah gerombolan ikan dengan berbagai spesies beraneka warna. Indah sekali untuk dilihat.

[caption id="attachment_133460" align="aligncenter" width="553" caption="Ikan-Ikan bersliweran di depan mata"][/caption]

Dan saat kita membuka kantong biskuit yang sudah kita siapkan dari darat, terjadilah pemandangan yang begitu menakjubkan. Puluhan ikan berbagai jenis itu menyerbu ke tangan kita, menggigit, seakan-akan bergembira menyambut biskuit yang kita bagikan. Mereka berenang-renang sangat dekat, di depan mata, di atas kepala, berkeliling-keliling seakan menyambut kedatangan kita.

Rasakan juga kelembutan anemon laut, yang saat di akuarium air laut terlihat bergoyang-goyang diterpa ombak buatan. Di Bunaken, kelembutan itu bisa kita rasakan langsung. Menyentuh anemon secara lembut, menyapa ikan badut (clown fish) yang sedang berenang di antaranya, pikiran kita langsung teringat film “finding nemo” yang sangat terkenal. Begitulah ikan-ikan badut itu ada di depan mata, nyata, bermain-main dan memakan biskuit yang secara langsung kita sodorkan kepada mereka. Sungguh pengalaman tidak terlupakan.

Saya kemudian dibawa pemandu ke arah tengah, menuju tepian tebing. Hati saya sungguh tercekat kaget. Tiba-tiba laut di depan saya menjadi biru. Oh, ternyata saya mulai berada di tepian taman laut karang, dan berenang di atas laut biru sedalam 100m. Dada saya berdegup kencang, berada antara takut dan takjub dengan kedalaman laut seperti itu. Pemandu memberi isyarat saya agar kembali mengeluarkan biskuit, meremasnya dan menaburkannya dari dalam laut.

Beberapa saat saya menaburkan biskuit di atas laut yang dalam itu, tiba-tiba dari arah bawah laut, muncul gerombolan ikan-ikan hitam menyerbu biskuit yang ada di tangan saya. Jumlahnya ratusan, karena ikan-ikan itu memang ke mana-mana kayaknya berkelompok mencari makan. Mereka rakus dan serakah, biskuit di tangan saya langsung dilahap habis. Lengan, dan tangan saya serasa dicubit karena kadang mereka tidak melihat makanan, yang penting mangap dan makan. Saya merasakan takjub bercampur senang luar biasa. Mensyukuri masih mampu merasakan keindahan alam ini, sambil berdoa agar kekayaan alam ini tidak rusak agar anak cucu nanti masih bisa merasakannya.

Saya menyesal hanya membeli 2 plastik biskuit saat di darat tadi. Karena biskuit saya habis, waktu-waktu selanjutnya saya pergunakan untuk berkeliling di atas taman laut yang begitu luas itu, berlama-lama, menikmati keindahan bawah laut yang luar biasa.

Setelah energi kita terasa habis karena lelah berkeliling taman laut melakukan snorkling, sesi terakhir adalah pemotretan bawah air. Saat melakukan aktivitas snorkling, pemandu memang telah mengambil banyak sekali gambar menggunakan kamera digital khusus air. Tetapi sesi terakhir ini adalah sesi di mana seluruh badan kita mesti full berada di bawah laut, sehingga saat difoto mendapatkan suasana berbeda.

[caption id="attachment_133461" align="aligncenter" width="553" caption="Bunaken Memang OK"][/caption]

Ternyata foto bawah laut tidak juga mudah, karena baju khusus yang kita gunakan sesuai hukum archimedes akan selalu mendorong kita ke permukaan laut. Perlu ada dorongan ekstra dari pemandu, lalu kita memegang karang dengan tangan kiri, dan biarkan tangan kanan bergaya. Tentu saja kita perlu menahan nafas 5-10 detik agar yang memfoto bisa mendapatkan sudut paling baik. Saya jadi tahu sekarang bagaimana teknik foto saat Nadine Chandrawinata difoto di bawah laut dengan pakaian lengkap.

Selesai sesi foto dalam air, selesai pulalah kegiatan snorkling yang mengasyikkan. Rasanya, puas sekali menikmati keindahan Taman Laut Bunaken yang sangat terkenal. Rasanya, seharian menikmati Bunaken tidaklah cukup. Suatu saat nanti, saya akan kembali ke sini, sudah mengantungi sertifikat menyelam, sehingga bisa menikmati kedalaman Taman Laut dengan jauh lebih menakjubkan.

Jika Anda merencanakan liburan, Taman Laut Bunaken layak dijadikan salah satu daftar yang mesti dikunjungi. Menabung untuk liburan ke sana tidak akan merugi, karena habis pulang dari Bunaken kita akan mendapatkan semangat baru lagi, bekerja lebih produktif, agar bisa mengunjungi berbagai tempat lain di Indonesia yang sungguh sangat indah……

Salam Man Jadda Wajada

AKBAR ZAINUDIN

Penulis buku-buku motivasi:

  1. Man Jadda Wajada: The Art Of Excellent Life, (Jakarta: Gramedia, 2010)
  2. Man Jadda Wajada2: Buka Pintu-Pintu Keberhasilan Anda, (Jakarta: Gramedia, 2011)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun