Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Solusi Bagi Milenial Gamang Dalam Pilpres 2019

26 Maret 2019   07:27 Diperbarui: 26 Maret 2019   07:46 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi : Geotimes.com

Ternyata kontestasi Pilpres 2019 memiliki implikasi yang cukup besar bagi sebagian besar kaum milenial. Persoalan mereka sebetulnya sederhana, hanya sebatas kemudahan, kemudahan mendapatkan pendidikan, juga pekerjaan, ini saya ketahui langsung dari sebuah percakapan.

Yang mengotori pikiran-pikiran mereka sebetulnya cuma isu-isu yang berseliweran di media sosial. Mereka tidak meyakini kebenarannya, tapi mereka terus membicarakannya, dan akhirnya terpengaruh.

Dalam sebuah pertemuan keluarga, saya sempat berbincang-bincang dengan keponakan, yang umurnya rerata antara 17 sampai 25 tahun, ada juga usianya yang diatas itu. Sudah menjadi kebiasaan, setiap ada pertemuan yang dibahas selalu hal-hal yang menjadi topik hangat kekinian.

Saya sebetulnya malas menyeret mereka untuk membahas tentang isu-isu seputar Pilpres, tapi sebagai orang tua saya punya kewajiban moral untuk meluruskan pandangan mereka yang salah. Dari pembicaraan itulah saya akhirnya mengetahui seberapa parah mereka terpapar isu-isu negatif.

Ada yang membuat saya senang berada diantar mereka, yang tetap rukun meskipun berbeda dalam pilihan, dan berselisih pendapat, tapi tetap kuat menjaga tali persaudaraan. Ada yang mendukung Jokowi, ada juga yang mendukung Prabowo.

Saya berusaha untuk tidak berpihak terhadap salah satu dari pilihan mereka, meskipun saya sendiri sudah menentukan pilihan, namun saya tidak ingin mereka tahu siapa yang menjadi pilihan saya, agar mereka bisa menerima apa yang saya jelaskan secara objektif.

Ada satu keponakan saya bertanya, 'Om Capres yang mana menurut om programnya lebih bagus.' Saya bilang, dua-duanya bagus programnya, cuma persoalannya yang mana yang Lebih realistis, dan mudah untuk direalisasikan, yang perlu diingat, bahwa siapapun yang menang nanti tetap tidak bisa mengubah APBN yang sudah dirancang dan disetujui oleh Pemerintah saat ini.

'Loh terus kayak kartu Sakti yang dirancang sebagai program Jokowi itu gimana om,'

'Itulah salah satu keuntungannya menjadi Petahana, program tersebut sudah masuk dalam RAPBN, artinya kalau Jokowi menang, tinggal melaksanakannya.'

'Terus kalau Prabowo yang menang, program Satu Kartunya Sandiaga gak bisa dilaksanakan dong om,' kata keponakan saya yang satunya lagi.

'Untuk menerapkan Satu kartunya Pak Sandiaga itu kita belum punya tekhnologinya, kalau pun harus diterapkan masih butuh waktu,'

'Lah bedanya apa dengan Kartu Sakti Pak Jokowi om, kan Sama-sama Kartu juga.'

'Secara aplikasinya berbeda, 3 Kartu dengan kegunaannya masing-masing secara tekhnologi gampang dibuatnya, dibandingkan Satu Kartu KTP bisa untuk semua kebutuhan, artinya, KTP tersebut harus diubah datanya, agar bisa difungsikan untuk semua kebutuhan.'

'Udah lu pada ribet amat, pake Kartu Sakti aja meskipun menuh-menuhin dompet tapi jelas manfaatnya, emak Lu mau beli sembako, bisa pake Kartu sembako murah, adik lu mau sekolah, bisa pake Kartu Indonesia Pintar, lu butuh pekerjaan, Lu bisa pake Kartu Pra-Kerja, gitu aja ribet lu.'

Saya cuma tersenyum simpul mendengar ocehan mereka, ternyata mereka pun sudah cukup memahami program para kandidat Capres dan Cawapres yang menjadi idola masing-masing.

'Om itu kartu Pra-Kerja buat pengangguran ya, pengangguran digaji gitu ya,'

'Bukan pengangguran digaji maksudnya, kalau pengangguran digaji duitnya darimana, kamu baru lulus sekolah, terus Cari kerja susah, dengan Kartu Pra-Kerja itu kamu bisa dapat tunjangan sambil Ikut latihan kerja, dan tunjangan itu diberikan cuma selama kamu Ikut latihan kerja, bisa selama 6 bulan atau 1 tahun, dengan Ikut latihan kerja, maka kamu mudah untuk dapat pekerjaan.'

'Ngomong-ngomong om pilihannya 01 apa 02 nih..'

'Lah kalian sendiri milihnya apa, jangan sampai gak milih, karena pilihan kalian itu akan sangat menentukan nasib bangsa ini kedepan..kalau om sih sudah menentukan pilihan, Karena itu bukan cuma memenuhi hak, tapi juga menjalankan kewajiban sebagai warga negara,'

'Insya Allah milih om..kan kita sudah dapat pencerahan dari om..semoga pilihannya gak salah deh..'

Secara dialogis memang agak susah mencerahkan pikiran kaum milenial yang sudah terkontaminasi isu-isu negatif di media sosial, tapi secara umum mereka masih mudah untuk dipengaruhi. Sangat dibutuhkan kemampuan mengkomunikasikan program-program yang memberikan banyak manfaat bagi kaum milenial yang masih gamang terhadap pilihan.

Disinilah diperlukannya peranan Tim Pemenangan untuk mensosialisasikan setiap program yang menyasar kaum milenial, dan kelompok masyarakat yang memang berkaitan dengan program yang sedang dicanangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun