Mohon tunggu...
Ahmad Raziqi
Ahmad Raziqi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Togau untuk RI

19 Agustus 2017   12:14 Diperbarui: 19 Agustus 2017   12:29 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

72 Indonesia merdeka

Perjalanan bangsa ini seperti burung dalam sangkarnya.

Mengalami masa perjuangan 350 tahun dengan titel Hindia belanda. Kemudian Nipon cahaya Asia, Nipon pembela Asia, Nipon pelindung Asia. Tiga tahun mencoba menduduki bangsa ini.

Dengan Rahmat Tuhan yang maha kuasa, ternyata di proklamerkanlah Indonesia ini oleh sang proklamator Soekarno. Menegaskan bahwa bangsa ini diakui merdeka secara de jure dan dengan facto oleh bangsa-bangsa di seluruh dunia pada 17 Agustus 1945.

Di negri syakura mengalami kekalahan oleh karena remuknya Heroshima dan Nagasaki karena di hujani bom menakutkan pada saat itu, yakni bom atom oleh sekutu yang di lakukan oleh Amerika.

Memaknai 72 tahun merdeka pada masa hidup kami di era milenium ini. Maka pada 17 Agustus 2017 kami atas nama TOGAU (touring galau) mencoba mengeksploitasi bagaimana perbedaan antara kabupaten Jember dan malang.

Perjalanan TOGAU sebutan kelompok kami yang pergi ke malang sungguh sangat seru dan penuh kegembiraan.

Pada 11:30 kami berangkat dari Jember dengan modal pas-pasan dan modal nekat. Dengan lima sepeda motor kami bersepuluh akhirnya sampai di kota malang jam 4:30.

Di Malang kami banyak menemukan perbedaan yang mencolok dibandingkan Jember. Karena kami adalah mahasiswa maka sorot mata kami tertuju pada gedung-gedung kampus dari UNISMA, UIN, UM, U Brawijaya, UMM Yang sangat mentereng dan megah.

Cerita keesokan harinya, ketika tepat pada HUT RI ke 72 kami mencoba mengekspose keindahan kota malang. Dibelakang gedung megah UIN MALANG kami mengisi perut yang sudah keroncongan, akhirnya di sebuah kedai kami makan dengan nasi yang mungkin termurah di tempat itu. Tapi, alangkah terkejutnya kami setelah kami hendak berangkat ke kota batu kami masih di tarik uang parkir, padahal kalau secara garis besar kedai tersebut tak begitu besar. Kalau dibandingkan di Jember tidak ada orang yang memungut parkir di kedai kecil seperti itu. Mungkin kami tertipu, hehe

Setelah itu kami akhirnya berangkat ke kota batu. Dan di sepanjang jalan kami disuguhkan pemandangan yang sesak dan kendaraan yang padat, rumah-rumah yang megah, universitas yang megah dan jalan menanjak menuju ke puncak kota batu. Sesampainya di Batu kami mencoba shalfie dan berpose dengan background pemandangan alun-alun kota batu. Setelah selesai kami duduk di trotoar alun-alun dan tak disangka keindahan kota harus tercemar oleh pengemis yang menyuguhkan tangannya kepada kami. Kami langsung berfikir ternyata masih banyak PR untuk bangsa ini setelah 72 merdeka. Kami lantas memikirkan bagaimana para pejabat yang berubah menjadi penjahat negara dengan mencuri anggaran-anggaran untuk rakyat Indonesia. Koruptor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun