Mohon tunggu...
Agus Kusdinar
Agus Kusdinar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Content Creator/Exclusive Writer Narativ On Loc Desa Wisata/SWJ Ambassador 2023

Banyak Menulis tentang Humaniora

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Meskipun Sederhana, Kami Ada untuk Indonesia

19 Agustus 2017   11:06 Diperbarui: 19 Agustus 2017   11:32 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panitia HUT RI 72, Kp Biru Desa Talagasari di isi oleh para remaja meskipun sederhana (Dokumentasi Pribadi)

Dalam rangka memperingati HUT RI yang ke-72 berbagai upaya untuk memeriahkan meskipun acara tersebut cukup sederahana dan mengandalkan swadaya masyarakat yang memiliki ekonomi tidak semuanya di kategorikan kelas ekonomi kelas yang cukup mapan tetapi dengan niat yang berada di dalam hati warga masyarakat atas cinta tanah air di terapkan pada peringatan hari kemerdekaan republik ini yang telah lama di tempuh sejak tahun 1945.

Kampung kami yang terletak di sebuah kabupaten yang termasuk propinsi Jawa Barat yaitu Kabupaten Garut di situ kami bersama berbaur dengan masyarakat membentuk suatu kepanitian dalam memperingati HUT RI yang ke-72, tepatnya di Kecamatan Kadungora,Desa Talagasari yang berlokasi di sebuah perkampungan yang di lewati jalan propinsi Garut-Bandung yang bernama Kampung Biru mengadakan acara 17-an dengan sederhana dan apa adanya di sesuaikan dengan kemampuan masyarakat tanpa meminta pihak bantuan sponsor juga pemerintah, karena menurut kami dengan swadaya masyarakat meskipun apa adanya selain lebih mandiri akan timbul rasa memiliki yang begitu tinggi dan rasa tanggung jawab atas acara tersebut.

Sebelumnya telah kami bentuk struktur kepanitian dari ketua sampai yang paling bawah dari struktur organisasi tersebut supaya pas waktunya acara tersebut memiliki tugas masing-masing dan acara tersebut akan berjalan lancar, dan struktur kepanitiaan tersebut di isi oleh pelajar dengan alasan tugas pelajar selain belajar di sekolah juga pelajar di tuntun belajar dalam suatu kegiatan yang lebih nyata di terapkan dalam kehidupan bermasyarakat  dan momen 17-an sangatlah tepat.

Berbagai acara dalam memeriahkan HUT RI yang ke-72 khusus perlombaan yang bisa di mainkan oleh anak-anak sampai orang dewasa yaitu :

Seorang anak berlomba meraih krupuk yang di gantung di atas tiang menggunakan benang (Dokumentasi Pribadi)
Seorang anak berlomba meraih krupuk yang di gantung di atas tiang menggunakan benang (Dokumentasi Pribadi)
Lomba Balap Krupuk

Mungkin lomba ini tak asing lagi, karena perlombaan ini sering di lombakan dalam acara 17-an dan merupakan ciri khas selain panjat pinang, mungkin perlombaan ini suatu tradisi yang sulit di hilangkan dalam era modern karena selain modal yang cukup murah tetapi bisa dikatakan meriah apalagi pesertanya orang dewasa.

Beberapa orang anak berlomba memanjat pinang untuk meraih puncak, dengan suka cita (Dokumentasi Pribadi)
Beberapa orang anak berlomba memanjat pinang untuk meraih puncak, dengan suka cita (Dokumentasi Pribadi)
Panjat Pinang

Berlomba-lomba untuk memanjat dengan sistem kelompok siapa yang cepat maeraih puncak yang telah tersedia berbagai hadiah di mulai dari baju, sampai makanan juga yang lainnya, dan di bagi beberapa kelompok dalam satu kelompok terdiri dari beberapa orang tergantung panitia pelaksana dalam melangsungkan acara tersebut, dan di sini kami membagi 4 kelompok dari satu kelompok terdiri dari 4 orang.

Seorang Panitia nampak membenahi peserta yang terjatuh, dan peserta lainnya jauh meninggalkannya (Dokumentasi Pribadi)
Seorang Panitia nampak membenahi peserta yang terjatuh, dan peserta lainnya jauh meninggalkannya (Dokumentasi Pribadi)
Balap Karung Ala Kodok

Perlombaan ini mungkin terdengar terasa asing karena permainan ini di ciptakan oleh panitia supaya terkesan lebih berbeda dengan balap karung yang biasa di mainkan dalam acara 17-an biasanya dan perlombaan ini lumayan seru dan ekstrim karena tak sedikit si peserta yang jatuh dan kembali ke arena pertandingan, karena tubuh si peserta di masukan kedalam karung dan di ikat kemudian suruh berjalan seperti hal seekor kodok melompat dan mereka di beri alat pelindung di kepala berupa helm.

Dua orang anak terlihat saling berlomba siapa yang terbaik dengan menggigit sendok yang di isi kelereng (Dokumentasi Pribadi)
Dua orang anak terlihat saling berlomba siapa yang terbaik dengan menggigit sendok yang di isi kelereng (Dokumentasi Pribadi)
Lomba Balap Kelereng

Permainan ini mungkin tak asing lagi karena sering di mainkan di acara 17-an, dengan menggunakan sendok di isi sebuah kelereng dengan cara estapet dan permainan di mainkan oleh dua orang per peserta.

Dengan di ikat kain sarung mereka berlomba memasukan bendera kecil ke dalam botol (Dokumentasi Pribadi)
Dengan di ikat kain sarung mereka berlomba memasukan bendera kecil ke dalam botol (Dokumentasi Pribadi)
Lomba Memasukan Bendera Ke Dalam Botol

Permainan ini mungkin sedikit asing karena, tiap peserta di ikat dengan kain sarung dengan peserta lainnya dan berlomba untuk memasukan bendera kedalam botol dan posisi mereka berada di tengah di kelilingi oleh botol.   

Seorang anak nampak menggigit sedotan berisi air guna untuk memindahkan dari ember yang berisi air ke ember yang kosong (Dokumentasi Pribadi)
Seorang anak nampak menggigit sedotan berisi air guna untuk memindahkan dari ember yang berisi air ke ember yang kosong (Dokumentasi Pribadi)
Lomba Memindahkan Air Pakai Sedotan

Perlombaan ini memerlukan keuletan karena kita peserta harus memindahkan dari ember yang satu ke ember yang satunya harus menempuh jarak dan waktu yang di tentukan dan pertandingan siapa yang paling banyak mengumpulkan air ke ember yang satunya yang belum terisi itu pemenangnya. 

Seorang ibu menguasai bola dan di ganggu ibu yang lainnya yang merupakan tim lawannya (Dokumentasi Pribadi)
Seorang ibu menguasai bola dan di ganggu ibu yang lainnya yang merupakan tim lawannya (Dokumentasi Pribadi)
Sepak Bola Ibu-Ibu

Supaya lebih meriah dan terasa seperti biasanya, panitia mengadakan sepak bola yang pesertanya ibu-ibu yang belum pernah bermain atau berlatih bola di hari-hari biasa jadi semakin permainannya semakin ngawur semakin seru, beda dengan orang-orang yang terlatih lebih cenderung ke permainan yang serius dan pesertanya terdiri dari 5 orang 1 orang bertindak sebagai penjaga gawang dan bolanya pun menggunakan bola plastik supaya kesannya lebih ringan serta menggunakan waktu bermain 2x15 menit. 

Panitia HUT RI 72 Kp Biru (Dokumentasi Pribadi)
Panitia HUT RI 72 Kp Biru (Dokumentasi Pribadi)
Pemaparan di atas merupakan hanya sebagian perlombaan yang kami lombakan dalam memeriahkan HUT RI yang ke-72 di Kampung Biru meskipun sederhana tetapi tekad dan karya anak muda yang rata-rata masih berusia remaja yang tulus dalam menumbuhkan rasa nasionalisme yang sekarang mulai terkikis di telan zaman, dan kita sebagai orang tua wajib memberikan apresiasi atas aktivitas yang mereka lakukan karena dengan kegiatan tersebut sedikit demi sedikit akan tertanam rasa mencintai terhadap negeri ini dengan apa adanya, tanpa harus membanggakan negara lain karena negara lain bukanlah milik kita meskipun negara tersebut lebih baik dari negara kita yaitu Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun