Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Eksistensi Tenunan Ulos Batak yang Melegenda itu ada ditangan Mereka

8 Desember 2018   23:06 Diperbarui: 9 Desember 2018   01:28 654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menenun Ulos Tradisional Masih Sangat Dibutuhkan Agar Ulos Tetap Eksis Menjadi Kearifan Lokal Mendunia. Sumber Foto:www.beritatagar.id

Ya, memang itulah kendala dialami oleh para penenun ulos, saya sendiri prihatin karena memang persaingan antara tenunan asli ulos versus mesin sudah sangat begitu nyata. Masalah harga juga menjadi kendala dalam membeli ulos. Ulos yang mahal, pastilah ulos yang dihasilkan dari proses menenun yang cukup rumit sehingga dibutuhkan waktu yang lama, disampign itu juga tahap-tahap pembuatan ulos tidaklah segampang yang kita kira.

Mulai dari memintal benang, mewarnai benang dengan proses alami, benang yang telah diwarnai dijemur di teriknya sinar matahari, lalu mementukan jenis ulos yang akan ditenun, apakah Ulos Ragi Hidup, Ragi Hotang, Ulos Maratur, Sibolang, dan banyak lagi yang tentunya motif, ukuran disesuaikan dengan fungsi ulos nantinya.

Pelestarian Kearifan Lokal

Untuk melestarikan kain tenun bernama ulos ini, sangat dibutuhkan komitmen kita bersama, terutama pemerintah dan juga peran perusahaan seperti JNE yang belakangan ini telah ikut membantu para UMKM agar bermitra dalam mengembangkan produk usaha mereka agar lebih terkenal. Namun, permasalahannya, apakah JNE bisa bermitra memberikan modal usaha? Atau memberikan kemudahan agar para penenun yang dari dulu "dicap" sebagai keluarga miskin, agar terbantu dalam modal usaha dan meningkatkan taraf hidup mereka.

Artinya seperti ini, JNE memberikan modal agar penenun seperti inang br. Sagala ini menghasilkan ulos yang nilai harganya tinggi lalu ulos tersebut dibantu dipasarkan oleh JNE. Hasil penjualan tersebut dibagi dengan persentase 70 : 30, artinya keuntungan sebesar 70% untuk JNE menutupi modal, lalu 30% untuk si penenun, sehingga penenun juga bersemangat dalam menenun dan menjadikan menenun sebagai mata pencaharian yang benar-benar bisa menghasilkan uang bagi keluarga mereka.

Kedua, JNE membuka sangar-sanggar atau balai pelatihan untuk generasi muda bertenun ulos. JNE bisa bekerjasama dengan Pemerintah Daerah, bahkan kalau bisa JNE bekerjasama dengan Pemerintah Pusat, karena Pemerintah Pusat kan punya Dana Desa yang digelontorkan untuk mempersiapkan generasi muda disetiap daerah untuk mengembangkan potensi-potensi lokal mereka atau biasa disebut dengan kearifan lokal didaerahnya agar dikembangkan.

Nah, tidak salah toh apabila kearifan lokal bernama Menenun Ulos secara tradisional tetap dikembangkan dan dilestarikan, sehingga para penenun tidak punah dan ulos sebagai warisan dunia bisa tetap eksis. JNE bisa berperan bekerjasama dengan para Kepala Desa di seputaran Danau Toba atau para penenun yang ada di Medan untuk bekerjasama membuka balai pelatihan dengan fokus mengajari anak-anak muda putus sekolah, anak jalanan, ataupun dari keluarga tidak mampu sehingga memiliki skill untuk menenun ulos.

Semoga harapan agar penenun ulos seperti inang br. Sagala atau inang br Simare-mare bisa membagi ilmunya cara menenun ulos dapat ditularkan kepada generasi muda lainnya, juga agar Ulos hasil tenunan mereka bisa laku dengan cepat berkat teknologi. JNE sebagai jasa pelayanan kiriman terpercaya di Indonesia bisa memberikan pelatihan, kemudahan dan memberikan akses agar ulos bisa terpasarkan dengan baik.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun