Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22-23 - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Seperti Rezeki, Jemputlah Jodohmu dengan Sepenuh Hati

16 Agustus 2019   17:04 Diperbarui: 16 Agustus 2019   17:52 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Khutbah jumat siang ini temanya sangat menarik, saya menyimak dari awal sampai akhir. Khatib menyampaikan tentang takdir, serta bagaimana manusia musti menempatkan diri. Kebetulan yang dijadikan contoh salah satunya soal jodoh, yang tertulis saat empat bulan janin berada di rahim.

Ada point menarik dari khutbah ini, bahwa meskipun jodoh sudah ditentukan Sang Khaliq, tetapi tidak serta merta melunturkan kewajiban manusia dalam berusaha.

Persis seperti datangnya rejeki (dalam hal ini nafkah), meskipun setiap orang sudah ada jatahnya, tetapi (saya memakai contoh) uang tidak datang sendiri tanpa manusia menjemput.

------

Kalau ada pekerjaan, biasanya saya menyusun jadwal keberangkatan mundur dua jam dari undangan. Kalau misalnya ada undangan jam duabelas, berarti paling telat jam sepuluh saya sudah keluar dari rumah.

Tapi kalau berangkat bertepatan dengan jam sibuk, maka waktu berangkat biasanya saya undur setengah jam lebih cepat, misalnya untuk acara jam sembilan pagi, paling telat setengah tujuh saya sudah jalan dari rumah.

illustrsi-dokpri
illustrsi-dokpri

Kebayang kan, padatnya Commuter Line , Trans jakarta dan atau MRT, pada jam sibuk atau keberangkatan orang ngantor di pagi hari. Saya pernah bela-belain subuh di Stasiun, demi mengejar wkatu kumpul jam tujuh pagi untuk sebuah acara keluar kota.

Uniknya, kita melakukan semua itu dengan rela dan direlakan. Bersedia sepenuh kesadaran, meninggalkan kasur yang menjanjikan kenikmatan  tidur molor di pagi hari. Semua demi tugas dan tanggung jawab kehidupan, yang lebih penting dibanding kenikmatan sesaat.

Tidak peduli hujan sedang turun deras dari sebelum subuh, kalau waktunya berangkat kerja maka langkah kaki harus diayunkan. Karena hujan bisa disiasati, dengan payung atau jas hujan, kalau perlu pesan ojek online -- beres kan

Sebagai orang beragama, kita yakin bahwa rejeki (dalam hal ini nafkah) sudah ada yang mengatur. Tetapi kita manusia sadar, bahwa ada tugas lain ditunaikan yaitu melakukan penjemputan.Dan atas usaha setiap orang, maka hasilnya (dalam ukuran harta benda) tidak sama, sunatullah telah mengatur sedemikan adilnya (walahu'alam).

Ada yang sudah banting tulang peras keringat, tapi hasil didapat tidak seperti diinginkan. Ada yang presentasi berhasil meyakinkan level manager, tapi sampai di meja bos besar ternyata ditolak mentah-mentah.

Sebaiknya kita berfocus pada memperbaiki cara menjemput nafkah, tidak sekedar pada banyak sedikitnya perolehan. Karena pada proses yang sungguh-sungguh tersebut, akan melahirkan  keteguhan serta kualitas mental.

Menjemput Belahan Jiwa dengan Sepenuh Hati

Pun menyoal jodoh juga sangat unik, ada yang berusaha ke sana ke sini, tetapi ternyata ketemunya justru tidak jauh-jauh. Pernah kejadian dengan teman semasa kecil saya di kampung, sudah merantau berlama-lama di tanah seberang, ternyata suaminya teman semasa SMP.

Saya sangat setuju, bahwa jodoh memang ada yang mengatur, bahwa tidak ada usia (yang dibilang) terlambat untuk sebuah pernikahan, bahwa kita akan menemukan jodoh pada saat yang tidak disangka.

Tetapi jangan lupa, bahwa ada kontribusi kita manusia di dalam bersua belahan jiwa, persis seperti analogi tentang menjemput rejeki yang saya tulis di awal artikel.

Illustrasi-dokpri
Illustrasi-dokpri

Agar rumah makan kita laris, kita musti mengolah menu makanan yang enak dan khas, kreatif dan berani tampil beda dibanding warung yang lain, memperbaiki pelayanan dan memperbanyak variasi makanan banyak.

Agar jasa ojol kita diberi bintang lima oleh pelanggan, maka kita musti murah senyum dan memasang muka ramah, kalau diajak ngobrol ditanggapi dengan baik dan sopan, begitu seterusnya dan seterusnya.

Maka ketika rumah makan kita didatangi banyak pelanggan, itu adalah akibat dari dari proses panjang yang dengan penuh perencanaan dilakoni. Maka ketika bonus layanan ojol kita berlimpah, sejatinya adalah dampak atas layanan terbaik yang dipersembahkan pada pelanggan.

illustrasi-dokpri
illustrasi-dokpri

Pun dalam menjemput belahan jiwa, kita musti melakukan upaya terbaik dengan sepenuh hati. Pintar membawa diri dan tidak baperan, menunjukan wajah antusias dan suka cita serta sikap terbaik tentunya.

Kalau jodoh dijemput belum datang, musti mencoba cara lain, yaitu mulai membuka diri dan lebih terus terang. Tidak sungkan mendaftar dan mengikuti forum ta'aruf atau bergabung dalam komunitas cari jodoh, meskipun untuk hal ini saya yakin kita musti bersedia mengabaikan ego.

"Duh, apa sebegitu nggak lakunya gue," ada lho celetukan merana seperti ini. Ya, begitulah ego mencoba menghambat usaha kita. Menurut hemat saya, selama tidak melangar norma agama dan hukum, lakukan saja usaha demi usaha menjemput belahan jiwa.

Semakin keras usaha, begitu sudah mendapatkan, biasanya akan disayang dengan sungguh-sungguh, karena untuk mendapatkan juga perlu perjuangan.

Ketika dirasa usia sudah cukup, kemampuan dirasa memadai, yuk segera jemput belahan jiwa, untuk menjalankan dan mencontoh tuntunan Nabi kita, bahwa menikah, adalah jalan untuk menggenapkan agama.

Mohon Maaf dan semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun