Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22-23 - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jangan Malu Minta Tolong Dicomblangi

18 Juli 2019   04:18 Diperbarui: 18 Juli 2019   04:21 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Gue apa sudah gak sebegitu lakunya, sampai minta dicomblangi" ujar seorang teman.

Diantara banyak jalan menemukan pujaan hati, ada lho cara unik yaitu dengan minta tolong teman untuk dicomblangi (Mak comblang adalah orang yang menjadi perantara peretmuan seorang laki-laki dan perempuan). Kalau di dunia pesantren, yang dijadikan perantara biasanya ustad atau kiai atau orang yang dihormati.

Tidak bisa dipungkiri sebagian kita, masih malu-malu minta tolong dicomblangi dengan berbagai alasan. Merasa dirinya masih bisa mencari sendiri, atau merasa gengsinya turun kalau dicarikan orang lain. 

Padahal, dicomblangi hanya sekedar alternatif mencari kenalan, tahapannya juga masih sangat awal, kalau cocok bisa dilanjut kalau tidak ya selesai di pertemuan awal.

Agar yang dikenalkan tidak terlalu jomplang dengan ekspektasi, sebaiknya mencari comblang, dari orang yang sudah kita kenal dengan baik. Sebagai perantara, sebaiknya si perantara sudah paham karakter kita dan bisa mengira-ngira cocoknya seperti apa.

ilustrasi-dokpri
ilustrasi-dokpri
Dulu saat mendekati usia tiga dasawarsa, saya juga menempuh cara dicomblangi oleh beberapa teman.  Meski sebelumnya sempat malu dan ragu, tetapi demi meluluskan niat baik (untuk beribadah) saya singkirkan perasaan malu.

Beberapa teman sekaligus saya minta tolong jadi comblang, ada yang teman sekantor, ada  teman kost, ada teman di pengajian, bahkan ibu kost, semua saya minta pesan kalau ada yang sedang mencari kenalan. Dari obrolan awal ada yang mendapat respon, minta foto untuk sekedar melihat tampilan.

Enaknya orang yang dicomblangi, masing-masing yang ketemu sudah paham tujuan bertatap muka, yaitu menjajaki kemungkinan apabila cocok satu sama lain. Kalaupun ternyata selesai di pertemuan awal, tidak merasa saling bersalah atau hal tidak baik, karena memang belum ada obrolan serius.

Pengalaman saya, dicomblangi memang bukan jaminan untuk langsung jadian, orang yang dicomblangi musti membuat janji ketemuan dan tetap saja butuh proses. Tetapi enaknya dicomblangi, dua orang  yang membuat janji bertemu sudah punya tujuan yang sama (yaitu mencari pasangan).

Pernikahan pasangan hasil dicomblangi, sama seperti pernikahan orang yang berproses dengan cara lain. Uniknya, kami merasa berhutang budi dengan si perantara. Kalau si perantara sudah menikah, biasanya akan dianggap seperti keluarga, diprioritaskan untuk berbagai hal diingat kebaikan itu sampai kapanpun.

Sepekan setelah menikah, saya dulu berkunjung ke beberapa teman dianggap berjasa. Menyampaikan ucapan terimakasih, sembari membawa bingkisan kenang-kenangan.  Bagi Kompasianer yang pengin coba, tidak ada salahnya minta tolong teman untuk dicomblangi, siapa tahu membantu mempermudah jalan bersua tambatan hati.

Semoga bermanfaat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun