Mohon tunggu...
Em Amir Nihat
Em Amir Nihat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Kecil-kecilan

Kunjungi saya di www.nihatera.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Audisi Membuat Ibu Tersenyum

21 Desember 2017   12:54 Diperbarui: 21 Desember 2017   13:00 897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
floreseditorial.com

Kini giliran Acil...

Membantu keperluan rumah sudah dilakukan oleh Miko. Acil kini mengejar pangsa pasar lain. Acil membantu Ibu ke sawah. Bersama Rudi dan Giza. Mereka mambantu menanam padi ibu. Seberapa banyak kini anak muda yang mau ke sawah? Bukan karena hasilnya atau rasa kecapeannya tetapi kalau orang tua kita petani bukankah dengan belajar yang rajin dan membantu ke sawah saat libur atau waktu senggang bisa dilakukan? Seluruh kampung takjub dengan apa yang dilakukan Rudi, Giza dan Miko. Meskipun mereka sekolah di SMA unggulan tetapi tidak malu untuk turun ke sawah. Yang mereka pikirkan bukanlah malu tetapi apa yang bisa mereka lakukan untuk membuat ibu tersenyum kembali?

Ibu yang masih duduk di kursi reot mulai menampakan senyumnya saat melihat Acil, Rudi dan Giza pulang dari sawah dengan belepotan tanah. Ada senyum merekah di wajah sang ibu. Sepertinya mereka berhasil melakukan misinya.

Yang terakhir adalah Angga...

Tidak seperti keempat adiknya yang di kampung bersama ibu. Angga sedang merantau. Angga jauh dari rumah. Kadang-kadang dia takut sekali kalau-kalau ibu sakit sebab jarak yang memisahkan, namun dia percaya dengan keempat adiknya.

"Syukurlah, adikku kini pada sadar tentang bagaimana mencintai orangtua. Selagi masih hidup, maka jangan sampai kita rugi dengan waktu itu. Artinya setiap saat setiap waktu kita harus bisa membuat orangtua bahagia dan tersenyum senang. Membantu keperluan di dapur, mengerjakan tugas sekolah dengan rajin, membantu membersihkan rumah, belajar yang rajin, berprestasi di sekolah, dan membantu pekerjaan orangtua sebisa kita semampu kita adalah bagian dari usaha kita untuk membuat ibu tersenyum kembali. Aku pun juga mewajibkan kepada adik-adikku untuk mendoakan ibu bapak sehabis sholat fardlu. Bagiku ini sangat penting." Pikir Angga

Sebab jarak itulah, yang bisa dilakukan Angga adalah mengirim uang keperluan setiap bulan, menanyakan kabar lewat telepon, kalau pulang harus membelikan sesuatu kepada orangtua ( kadang-kadang membelikan baju, kerudung atau hal-hal lain kesukaan ibu).
Angga menelepon ibu,

"Assalamu'alaikum,bu" Angga menelepon

"Wa'alaikum salam,anakku." Jawab ibu dengan senyumnya kembali.

Hal itu disaksikan oleh Miko, Acil, Giza dan Rudi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun