Mohon tunggu...
Bagoes Rinthoadi
Bagoes Rinthoadi Mohon Tunggu... profesional -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Content Director, Creator, Journalist, Photographer.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Buah Batu Corps menggelar Seminar Nasional Wawasan Kebangsaan

16 Agustus 2012   20:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:39 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13452206081181223333

Ormas Buah Batu Corps menggelar Seminar Nasional Wawasan Kebangsaan Kamis, (9/2/2012), dengan tema “Peranan Ormas BBC dalam Mewujudkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa”, bertempat di Hotel Horison, jalan Pelajar Pejuang Bandung. Para pembicara yang hadir sangat kompeten, diantaranya Tjetje Padmadinata (Tokoh Sunda), Dadan Umar Daihani (Lemhanas), Harlansyah (Kasi Lisainfo Pendam III/ Siliwangi) dan Elly Yuniarti (Direktorat Ketahanan Ekonomi). Pembicara pertama Dadan Umar membahas banyak tentang Chauvinisme, ia mengatakan bahwa Corruption Culture terjadi sebanyak 16%, itu tertuang dalam makalahnya yang  berjudul Membangun Jati Diri Anak Bangsa: Stabilitas Politik Kekinian dan Tantangannya di Indonesia. Dadan dalam paparannya mengatakan Lemhanas sedang mengembangkan Indeks Ketahanan Nasional, dan Jawa Barat menempati peringkat ke-22 dari 33 provinsi di Indonesia. Pembicara kedua Harlansyah yang mewakili Pangdam III Siliwangi Muhammad Munir yang berhalangan hadir memaparkan panjang lebar tentang makalahnya yang diberi judul Tinjauan Kondisi  Masyarakat Jawa Barat dari Perspektif Pertahanan dan Keamanan, dan yang menjadi tema sentral adalah tentang Ahmadiyah, Buruh dan Pedagang Kaki Lima . “Kita tidak ingin seperti Ethiopia, tapi ingin seperti Inggris”, kata Harlansyah berapi –api, dan ia pun berharap Presiden Indonesia berikutnya berasal dari anggota Buah Batu Corps, Harlansyah sendiri pernah mengamankan area  ring satu ketika Presiden Soeharto berkunjung ke Texmaco di Karawang. Harlansyah dalam paparannya menganjurkan seluruh rakyat Indonesia menabung 500 rupiah selama sepuluh tahun untuk digunakan membeli nuklir, ia pun mengatakan bahwa para undangan yang hadir harus lebih banyak belajar dari mantan penyanyi cilik Sherina, ia pun mengecam penulis Gunnar Myrdal yang dianggapnya menghina bangsa Indonesia. Tjetje Padmadinata menjadi pembicara ketiga dan  tokoh sunda ini menjadi bintang dalam seminar ini, dengan bahasa sundanya yang lugas ia membahas tentang Etika Moral dan Budaya Politik dalam Membangun Demokrasi. Tjetje mengungkapkan bahwa Lembur urang (Jawa Barat) adalah miniaturnya Indonesia, ia pun memberi pencerahan cara pengucapan Corps, menurutnya Corps bisa juga dibaca Cor (ala Prancis), Tjetje sendiri pernah menjadi Badan Pembina Cor Siliwangi, dan ia satu-satunya dari kalangan sipil. Menurut Tjetje acara Jakarta Lawyer Club di TV One merupakan kumpulan jeleuma teu eling, apalagi kalau pesertanya anggota DPR, ia pun memaparkan bahwa budaya tidak sama dengan peradaban, budaya adalah jiwa maka peradaban adalah raga. Secara terang – terangan  Tjetje mengatakan bahwa ia adalah seorang pengagum Bung Hatta atau biasa disebut Hattais, selain itu secara tegas ia menyoroti hilangnya dongeng seorang ibu kepada anaknya saat tidur, karena saat ini dongeng telah diganti dengan menonton televisi, “Umumnya televisi tidak mendidik, yang mendidik adalah ibu” kata Tjetje dengan lantang. “Angkatan 1928 adalah angkatan yang terbaik”, kata Tjetje kepada para anggota Buah Batu Corps yang hadir, dikarenakan angkatan 1928 diisi oleh tokoh – tokoh nasional yang punya moral dan etika dalam berpolitik,seperti Bung Karno, Bung Hatta, Sjahrir dan Tan Malaka. “Ngaduitkeun politik adalah Hina!”, kata Tjetje, menyoroti pilkada yang sarat dengan politik uang di Indonesia, ia pun menganjurkan agar kita semua menjadi problem solver, dan bukan trouble maker. Tjetje mempunyai pandangan bahwa Bandung adalah Barcelona van Java, karena dalam sejarahnya kota Barcelona berani berbeda pendapat dengan pemerintahan Spanyol. Dalam peta perpolitikan di Indonesia, Tjetje mengatakan bahwa  Urang Sunda  tidak suka muncul, tetapi urang sunda akan menjadi juru damai (peace maker). Pembicara terakhir adalah Elly Yuniarti dari Kementerian Dalam Negeri mewakili Direktur Ketahanan Ekonomi Kemendagri, Fauzi Rafei yang tidak dapat hadir, kata pertama yang terucap dari mulut Elly adalah “Kasian deh loe, Buah Batu Corps hanya baru ada di Jawa Barat”, dan ia pun  berharap agar Buah Batu Corps cepat mendaftarkan  ke Kemendagri, agar ormas tersebut tersebar di seluruh Indonesia, dan Elly memberi tenggat waktu satu minggu terhitung mulai tanggal 9 Februari 2012. Elly mengatakan bahwa kondisi Indonesia saat ini sangat mencekam dan mencemaskan, dikarenakan banyak aksi anarki, dan konflik perebutan tanah, “Saat ini Ibu Pertiwi sedang menangis”, ujarnya pelan, dan ia berharap agar masyarakat Indonesia tidak memperkeruh suasana yang sudah keruh.

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun