Mohon tunggu...
Sosbud Pilihan

Apa Kabar #JusticeForAudrey?

20 April 2019   06:03 Diperbarui: 20 April 2019   07:04 842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Terus saya merasa terancam di DM (Instagram), di WA (WhatsApp) dan segala yang terkait dengan saya, saya diancam," kata pelaku dibalik masker yang menutup wajahnya itu.

"Kalau Audrey tidak membuat omongan seperti ini atau mencampuri urusan saya, saya tidak akan pernah melakukan hal ini," tambahnya.

Pelaku mengakui, rasa sakit hati terjadi karena omongan Audrey tentang masalah keluarga yang sifatnya pribadi.

"Yang saya ingat, dia ikut mencampuri urusan utang piutang kami, mamak saya dibilang memang suka pinjam uang," katanya menerangkan.

Mendengar pengakuan pelaku, pihak kepolisian menetapkan perundungan terhadap Audrey temasuk dalam kategori penganiyaan ringan. Tiga orang pelaku telah ditetapkan sebagai tersangka.

"Tersangka satu FZ alias LL umur 17 tahun, pelajar dan beralamat di Sungai Jawi Dalam Kecamatan Pontianak Barat. Yang kedua TR alias AR umur 17 tahun, pelajar dan beralamat di Sungai Jawi Kecamatan Pontianak Kota. Kemudian yang ketiga NB alias EC umur 17 tahun juga, pelajar beralamat di Sungai Jawi Dalam Kecamatan Pontianak Barat," terang Kombes M Anwar Nasir dalam konferensi pers yang digelar di Mapolresta Pontianak, Rabu 10 April 2019.

Dalam pemeriksaan, pelaku mengakui perbuatannya dan tidak membenarkan masalah pengeroyokan. Tetapi, dalam waktu yang bersamaan mereka melakukan koordinasi dengan tersangka lainnya.

So? What do you think about that? #JusticeforAudrey Atau #Audryjugabersalah ? 

Saya sebagai warga net pun bingung. Awalnya saya mendengar kabar ini sangatlah terkejut bisa dibilang sempat emosi, karena saya dulu sempat pernah merasakan bagaimana rasanya di bully bagaimana rasanya saya benar-benar dipojokkan, bagi saya apa yang saya rasakan itu adalah hal terberat yang pernah saya rasakan seumur hidup saya, dan tidak mengharapkan jika hal seperti itu terjadi pada orang lain. 

Dan ternyata, ada kasus bullying yang lebih parah dari saya, empati  tinggi pun banyak bertebaran dimana mana. Ternyata, setelah mengikuti proses penyilidikan, penyidikan, melihat hasil visum sampai dengan kofrensi pers yang telah dilukan oleh pihak berwajib, banyak hal-hal janggal yang membuat saya, dan juga semua warga net berfikir ulang. 

Disini saya tidak membela siapapun, hanya saja disini saya bisa menangkap bahwasanya pelaku memang bersalah, tapi korban tidak sepenuhnya  benar. Masalah tidak akan datang jika tidak ada akar penyebabnya, api tidak akan menyala jika tidak ada yang menyalakanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun