Mohon tunggu...
Sosbud Pilihan

Apa Kabar #JusticeForAudrey?

20 April 2019   06:03 Diperbarui: 20 April 2019   07:04 842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiruk pikuk pemilihan capres cawapres membuat kita lupa akan permasalahan yang sempat booming beberapa waktu lalu. Apa kabar #JusticeforAudry? bagaimana dengan kelanjutan kisah tersebut? sempat muncul pula tagar baru yang menyatakan bahwasanya #Audryjugabersalah. Lantas apa yang pihak berwenang lakukan? 

Tagar #JusticeforAudry ini sempat menjadi trending nomer 1 di dunia. Diawali dari akun twitter @syarifmellinda yang menceritakan kisah yang dialami oleh pelajar SMP dengan pelajar SMA di Pontianak. 

Audrey pelajar SMP yang menjadi korban pengroyokan 12 Pelajar SMA dari kota yang sama, dia ditendang, dipukul, diseret dan kepalanya dibenturkan ke aspal. Yang menjadi perhatian dan menimbulkan rasa prihatin, korban mendapat perlakuan pelecehan. Yakni kemaluanya ditusuk hingga timbul pembengkakan.

Sejumlah deretan artis pun banyak yang memberi dukungan kepada Audrey seperti Ifan Seventen, Ria Ricis, Atta Halilintar, Arie Untung dan lain lain. Pengacara kondang Hotman Paris Hutapea pun ikut angkat bicara mengenai permasalahan ini. Lewat unggahan vidionya di Instagram yang berdurasi 1 menit Hotman Paris memberikan responya.

Salam Kopi Joni

Kasus Audrey, hanya dengan satu kalimat apabila bapak Presiden RI, Bapak Jokowi berbicara di televisi ada kasus Audrey Pontianak segera disidik dan ditangkap pelakunya, maka hukum akan cepat berjalan.

Pak Jokowi this is the right time for you, menjelang pilpres this is the right time to you.

Segera ucapkan di televisi agar hukum ditegakkan, agar pelaku ditangkap.

Kasihan itu putrinya.

Kepada para keluarga korban, saya baru dapat honor dari Pesantren Tebu Ireng Jombang.

Itu semua honor akan saya sumbangkan kepada ibu dari korban sebagai awal dari perlawanan hukum.

Salam, Hotman Paris.

Hotman Paris banyak menaruh empati setelah mendengar kabar ini, berbagai upaya dia lakukan mulai dari berusaha menghubungi keluarga korban, pejabat terkait, hingga meminta wartawan wartawan redaksi untuk kabar ini di ekspos. Hotman Paris juga mengatakan bahwasanya Pelaku di bawah umur pun tetap pantas untuk diadili.

Lalu bagaimana Kabar #JusticeforAudry Saat ini?

Jika dilihat perkembangnya beberapa hari yang lalu, muncul kabar bahwasanya semua hasil visum yang dikeluarkan Rumah Sakit Pro Medika Pontianak, hari ini, Rabu (10/4/2019) juga menyatakan jika

Kondisi mata korban juga tidak ditemukan memar, penglihatan korban juga normal.

Kapolresta Pontianak tersebut juga menambahkan jika memang tidak ditemukan bekas darah di area Telinga, Hidung serta Tenggorokan dari Audrey.

"Kemudian dada tampak simetris tak ada memar atau bengkak, jantung dan paru dalam kondisi normal," katanya.

Kondisi perut korban, sesuai hasil visum tidak ditemukan memar.

Bekas luka juga tidak ditemukan.

"Kemudian organ dalam, tidak ada pembesaran," jelasnya.

Selanjutnya Kapolresta menyampaikan hasil visum alat kelamin korban.

Menurut Kapolresta, selaput darah tidak tampak luka robek atau memar.

Anwar mengulangi pernyataannya terkait hal ini.

"Saya ulangi, alat kelamin selaput dara tidak tampak luka robek atu memar," katanya.

Mari kita ulik tentang Tagar #Audreyjugabersalah 

Setelah kita melihat bahwasanya hasil visum yang keluar tidak sesuai dengan apa yang disebar di media sosial, Akhirnya Kapolresta Pontianak pun mengadakan kofrensi pers dengan menghadirkan salah satu pelaku pengroyokan.

Dalam konferensi pers, salah seorang pelaku bercerita tentang kronologi bagaimana kejadian bisa terjadi.

"Sebelumnya memang saya dengan Audrey adalah teman satu kumpulan, teman main sama-sama," ucapnya.

Diketahui, keduanya berteman melalui seseorang yang disebut sebagai kaka sepupu Audrey. Pertemanan mereka sudah terjalin sejak mereka masih duduk di bangku SMP.

Saat menjalin pertemanan yang cukup lama, suatu saat korban menyinggung masalah keluarga yang kemudian berujung pada perundungan.

"Masalah saya dengan Audrey menyangkut masalah almarhum bapak saya, terus membuat saya sakit hati. Dia juga mengikut campurkan urusan pribadi saya ini," ujar pelaku.

Tidak hanya itu, pelaku mengatakan diancam lewat Instagram, Whatsapp dan segala media sosial yang terkait.

"Terus saya merasa terancam di DM (Instagram), di WA (WhatsApp) dan segala yang terkait dengan saya, saya diancam," kata pelaku dibalik masker yang menutup wajahnya itu.

"Kalau Audrey tidak membuat omongan seperti ini atau mencampuri urusan saya, saya tidak akan pernah melakukan hal ini," tambahnya.

Pelaku mengakui, rasa sakit hati terjadi karena omongan Audrey tentang masalah keluarga yang sifatnya pribadi.

"Yang saya ingat, dia ikut mencampuri urusan utang piutang kami, mamak saya dibilang memang suka pinjam uang," katanya menerangkan.

Mendengar pengakuan pelaku, pihak kepolisian menetapkan perundungan terhadap Audrey temasuk dalam kategori penganiyaan ringan. Tiga orang pelaku telah ditetapkan sebagai tersangka.

"Tersangka satu FZ alias LL umur 17 tahun, pelajar dan beralamat di Sungai Jawi Dalam Kecamatan Pontianak Barat. Yang kedua TR alias AR umur 17 tahun, pelajar dan beralamat di Sungai Jawi Kecamatan Pontianak Kota. Kemudian yang ketiga NB alias EC umur 17 tahun juga, pelajar beralamat di Sungai Jawi Dalam Kecamatan Pontianak Barat," terang Kombes M Anwar Nasir dalam konferensi pers yang digelar di Mapolresta Pontianak, Rabu 10 April 2019.

Dalam pemeriksaan, pelaku mengakui perbuatannya dan tidak membenarkan masalah pengeroyokan. Tetapi, dalam waktu yang bersamaan mereka melakukan koordinasi dengan tersangka lainnya.

So? What do you think about that? #JusticeforAudrey Atau #Audryjugabersalah ? 

Saya sebagai warga net pun bingung. Awalnya saya mendengar kabar ini sangatlah terkejut bisa dibilang sempat emosi, karena saya dulu sempat pernah merasakan bagaimana rasanya di bully bagaimana rasanya saya benar-benar dipojokkan, bagi saya apa yang saya rasakan itu adalah hal terberat yang pernah saya rasakan seumur hidup saya, dan tidak mengharapkan jika hal seperti itu terjadi pada orang lain. 

Dan ternyata, ada kasus bullying yang lebih parah dari saya, empati  tinggi pun banyak bertebaran dimana mana. Ternyata, setelah mengikuti proses penyilidikan, penyidikan, melihat hasil visum sampai dengan kofrensi pers yang telah dilukan oleh pihak berwajib, banyak hal-hal janggal yang membuat saya, dan juga semua warga net berfikir ulang. 

Disini saya tidak membela siapapun, hanya saja disini saya bisa menangkap bahwasanya pelaku memang bersalah, tapi korban tidak sepenuhnya  benar. Masalah tidak akan datang jika tidak ada akar penyebabnya, api tidak akan menyala jika tidak ada yang menyalakanya. 

Seperti itulah perumpamaan masalah. Kita sebagai warga net  hanya bisa menyimak dan menunggu kabar dari pihak pihak berwajib, mendukung boleh tanpa  harus menjatuhkan satu sama lain. 

Harapan kita semua disini pun sama, semoga semuanya bisa segera terungkap mana yang benar dan mana yang salah dan Keadilan pun benar-benar ditegakkan. Bagi para orang tua juga diharapkan  untuk tetap selalu mengawasi anak anaknya kapanpun atau dimanapun anak-anak berada, dan yang tak kalah penting adalah awasi tentang penggunaan gadget dan internet karena gadget dan internet lah yang bisa membawa kita kemana mana. 

Raga kita dirumah tapi karena gadget dan internet pikiran kita bisa kemana mana dan akhirnya pun akan membawa raga kita kemana mana pula. Tak semua konten yang disediakan gadget dan internet itu bermanfaat Jadi jangan sampai disalahkan gunakan, Mari jadikan anak anak sebagai pengguna gadget dan internet yang cerdas.

Sekian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun