Mohon tunggu...
Zuni Sukandar
Zuni Sukandar Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru SLB

Lahir di Magelang, 20 Mei 1971, SD-SMP di kota yang sama, S-1 di Jogjakarta, saat ini mengajar di SLB Maarif Muntilan sebagai guru tunanetra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lelaki Toxic

1 Oktober 2022   22:04 Diperbarui: 1 Oktober 2022   22:08 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Malam sebelum tidur, aku mendekati Mas Hardi, berharap mau mencari solusi terbaik akan sikap Yadi yang tidak semakin dewasa.

"Hm ... Mas, boleh aku ngomong sesuatu? Ini tentang Yadi. Kupikir Mas Hardi 'kan juga paham, jadi aku nggak perlu banyak cerita ini itu," kataku cukup hati-hati takut menyinggung perasaan suami.

"Ya, dia itu sudah besar, tetapi sikapnya kurang dewasa. Harusnya 'kan seumuran dia sudah bekerja, mikir calon istri, dan harapannya ke depan. Namun, ini kok beda banget. Aku justru kasihan padamu jika diteror tiap hari. Kata-kataku juga nggak manjur di telinganya. Dia anggap angin lalu saja."

Diskusi antara aku dan suami tentang Yadi pun masih berlanjut meski malam sudah larut. Mataku sudah mulai protes. Beberapa kali aku menguap, dan ingin segera merebahkan diri. Bantal dan guling pun sudah memberikan isyarat.

 Belum ada kata sepakat untuk mengambil kebijakan tentang sikap Yadi. Bagaimana pun, Mas Hardi tetap ingin membantu adiknya, agar mampu bersikap lebih dewasa, karena umur juga makin merambat jauh.

Dari halaman rumah, tiba-tiba terdengar suara sebuah sepeda motor yang belum kukenal. Langkah kakinya terdengar nyaring saat menuju pintu rumah. Salam pun terdengar agak keras.

Aku dan Mas Hardi saling berpandangan. Ada sedikit rasa was-was saat ingin membukakan pintu rumah, karena waktu juga sudah larut malam. Akhirnya, Mas Hardi bangkit dari tempat tidur, menjawab salam,  dan menuju pintu depan.

Setelah dibukakan, dua orang lelaki yang belum dikenal langsung memperkenalkan diri. Nada bicaranya cukup tegas. Dua lelaki asing itu mengabarkan bahwa Yadi kecelakaan di jalan Pemuda baru saja, sambil menunjukkan KTP milik adiknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun