"Lo kok aneh namanya? Padahal bentuknya ya biasa saja," protes Wita pada ibunya.
"Ya ... memang begitulah. Kau tahu kan, dari bentuk memang biasa saja, tetapi ada sesuatu yang bernilai laksana mantera jika kau meneguk air yang dituangkan di dalamnya," kata Bu Arum panjang lebar.
"Pantesan saja, setiap aku meneguk air dalam gelas itu ada semacam listrik mengalir di tubuhku. Entah apa namanya, tetapi selama ini yang kurasakan energi itu terus mengalir seakan tidak mau berhenti."
"Satu tegukan air dari gelas semangat itu, mampu menopang semangatmu selama satu tahun. Nah, sekarang bisa dibayangkan jika kau meneguknya selama sekian tahun, berapa tegukan saja yang sudah menopang semangatmu," kembali bu Arum menjelaskan.
Wita hanya manggut-manggut mendengarkan penjelasan ibunya.
"Masih ada lagi nih, Wit," pancing ibunya agar Wita makin memperhatikannya.
"Setiap orang yang melihat, menyentuh, melihat foto atau gambar gelas tersebut, meskipun sudah pecah, dia akan memiliki energi khusus pancaran dari semangat tadi. Energi semangat ini akan bertahan selama dua tahun. Jika ia kembali mengingat gelas tadi, maka otomatis energi semangat itu akan kembali mengalir deras."
"Hummm...hebat sekali daya magnet gelas itu," kata  Wita, seraya matanya  terbelalak seakan tak percaya pada penjelasan ibunya.
"Nah, sekarang ini Bu ... bagaimana jika gelasnya sudah pecah? Apakah masih punya daya sakti itu?"
"Wow ... jelas masih, justru karena sudah pecah, maka energi itu akan makin terpancar jauh, ibarat telur yang sudah dierami dan menetas," kilah ibunya.
"Terus kira-kira ada yang menjual tidak Bu, gelas tadi?"