"Ya, Pak. Sebentar lagi, saya masih kangen dengan Ibu sebenarnya, tapi ...."
"Besuk lagi kita masih bisa ke sini, Nduk. Sekarang kita pulang dulu."
"Ya, sudahlah, Pak.
Bapak menggandeng tanganku keluar makam. Dalam hati aku berjanji akan selalu mengunjungi makam Ibu untuk mengurai rasa kangen yang selalu mendera.
Maafkan aku, Bu jika kurang mempedulikanmu. Kini kusadari, bahwa hadirmu lebih berarti bagiku walau hanya dalam mimpi.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!