Bismillahirrohmanirrahim,
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, semoga jemari ini dituntun Ilahi agar nggak ngawur nulisnya.
Seandainya dalam tulisan ini dinilai kurang literasi, minim pengalaman, dan nggak make sense, mohon sekiranya para pembaca yang budiman mampu berlapang dada dan memberikan kritik, masukan, dan nasehat membangun karena saya sendiripun masih dalam proses belajar.
Tulisan ini luapan rasa terdalam saya atas apa yang media beritakan sepekan ini, tentang kekisruhan dan gonjang - ganjing di negeri ini serta perasaan senasib sepenanggungan.
Maaf, sebegitu tidak pandainya saya jika harus menyembunyikan emosi manakala mendengar, melihat, dan merasakan bahwa tanah air ini sedang tidak baik - baik saja, bahwa kondisi ketidakbaik-baikan yang ditangkap oleh agent of change bernama mahasiswa itu menyisakan duka.
26/September/2019, pukul 21.00.
Sebuah portal berita online memuat berita meninggalnya seorang mahasiswa Universitas Halu Oleo Kendari saat menyuarakan aksinya di depan DPRD Sulawesi Utara akibat tertembak.
Atas nama mahasiwa dan rakyat Indonesia, sudilah kita sejenak mengheningkan cipta dan mendokan kebaikan dan semoga almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan.
Sejarah akan mencatat perjuangannya akan negeri ini, setidaknya melalui tulisan ini. Negeri ini berduka kehilangan satu putra bangsa yang lantang menyuarakan dirinya sebagai penyambung lidah rakyat.
Teruntuk ratusan mahasiswa yang harus terluka hingga cidera dalam serangkaian aksi turun ke jalan, semoga Tuhan segera memberi kesembuhan, semoga jiwa perjuangan kalian tetap membara.
Ironis,
