Mohon tunggu...
zulma dwi satrio
zulma dwi satrio Mohon Tunggu... survival

Seorang Bapak anak 3 yang suka mengamati kebijakan publik yang aneh-aneh

Selanjutnya

Tutup

Politik

Judi Bareng Menkeu Si Paling Koboi

12 September 2025   13:02 Diperbarui: 12 September 2025   13:02 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inflasi: permintaan melonjak, harga barang naik.

Kredit macet: bank memaksa ekspansi pinjaman tidak aman kualitas kredit turun.

Defisit APBN membesar: SAL dikurangi bantalan negara hilang.

Moral hazard: bank dan koperasi tahu pemerintah menanggung kerugian perilaku risiko tinggi.

Sederhananya: seperti memberi uang jajan ke anak-anak dan berharap mereka membelanjakannya bijak. Tanpa pengawasan, kekacauan hampir pasti terjadi.

Persetujuan  dan Legalitas

Pemindahan SAL sebesar ini seharusnya memiliki dasar hukum dan persetujuan DPR, karena SAL merupakan bagian dari APBN yang ditetapkan undang-undang. Tanpa itu, kebijakan bisa digugat secara hukum, dan risiko politik meningkat. DPR berfungsi sebagai kontrol publik dan akuntabilitas, memastikan setiap pengeluaran negara mengikuti prosedur yang sah.

Mengambil SAL untuk "mempercepat likuiditas" adalah solusi kurang cerdas karena:

Mengorbankan cadangan fiskal.

Membuka peluang spekulasi berlebihan di sektor perbankan.

Mengabaikan dampak inflasi dan risiko makro.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun