Metabolisme Glukosa:
Puasa dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan membantu pengendalian kadar glukosa darah. Penelitian menunjukkan bahwa dengan berpuasa secara teratur, kadar glukosa dan HbA1c (penanda pengontrolan glukosa jangka panjang) dapat menurun, bahkan pada individu dengan diabetes tipe 2 atau obesitas.
Metabolisme Protein:
Selama berpuasa, tubuh mengurangi penyimpanan protein dan mengubahnya menjadi energi, yang dapat mengurangi kadar asam amino esensial dalam darah. Walaupun demikian, tubuh juga memanfaatkan asam lemak dan keton sebagai sumber energi utama.
Metabolisme Neuroendokrin:
Fasting mempengaruhi sistem saraf dan endokrin, dengan meningkatkan kadar norepinefrin, dopamin, dan hormon pertumbuhan yang berperan dalam peningkatan kewaspadaan, suasana hati, dan pembakaran lemak. Selain itu, puasa mengubah regulasi serotonin, yang berdampak pada peningkatan suasana hati dan pengurangan rasa sakit.
Kesimpulan
Puasa, yang sering kali dipandang sebagai bentuk ibadah, ternyata memiliki manfaat yang sangat besar bagi kesehatan tubuh dan mental. Dengan meningkatkan metabolisme, memperbaiki kualitas tidur, dan membantu meningkatkan kesejahteraan mental, puasa dapat menjadi salah satu cara alami untuk memperbaiki kualitas hidup. Oleh karena itu, tidak ada salahnya untuk memanfaatkan puasa dengan bijak, baik dari segi kesehatan maupun spiritual.
Namun, meskipun banyak manfaat yang ditunjukkan, perlu penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar dan lebih lama untuk menentukan cara terbaik untuk menerapkan puasa dalam kehidupan sehari-hari dan dalam pengobatan berbagai kondisi medis.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI