Mohon tunggu...
zulfi Banurea
zulfi Banurea Mohon Tunggu... Mahasiswa di Sekolah Tinggi Pastoral Santo Bonaventura Delitua Medan

jadilah tuan atas diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hidupku Bukan Untukku

10 Oktober 2025   19:53 Diperbarui: 10 Oktober 2025   19:51 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

HIDUPKU BUKAN UNTUK KU

(Refleksi Pengalaman KKNP di Stasi Santa Maria Buhit)

 "Hidupku bukan untuk ku." Kalimat itu awalnya hanya saya dengar sebagai lirik lagu rohani. Tetapi setelah tiga bulan menjalani Kuliah Kerja Nyata Pastoral (KKNP) di Stasi Santa Maria Buhit, kalimat itu berubah menjadi pengalaman nyata. Saya menemukan bahwa hidup sungguh bermakna ketika dibagikan untuk orang lain.

Memulai Perjalanan KKN

Sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik, saya memandang KKNP bukan hanya kewajiban akademis, tetapi juga bagian dari pembentukan diri. Ketika nama Stasi Santa Maria Buhit disebut oleh Pastor Paroki Dologsanggul sebagai lokasi penempatan saya, jujur ada rasa ragu: saya belum pernah tinggal di stasi pedalaman yang jauh dari pusat kota. Namun doa dan dukungan keluarga membuat saya mantap dan tetap melangkah.

Perjalanan menuju Buhit sendiri sudah menjadi pengalaman tersendiri: jalan berkelok, udara segar pegunungan, rumah-rumah sederhana di tepi jalan. Semua itu memberi gambaran kehidupan umat yang akan saya layani. Setibanya di stasi, saya disambut dengan hangat oleh pengurus stasi dan umat. Kehangatan itu langsung menghapus rasa cemas dan menumbuhkan semangat untuk memulai karya. Tiga bulan tinggal di Stasi Santa Maria Buhit mengajarkan saya hidup sederhana. Tidak ada pusat belanja besar, sinyal internet sering putus, dan tidak adanya tempat yang ramai. Tetapi justru di situ saya belajar menghargai hal-hal kecil: senyum anak-anak setiap pagi, umat yang begitu ramah, dan aroma kopi hasil kebun umat yang disuguhkan setiap kali kami berkumpul.

Saya tinggal di rumah umat. Mereka memperlakukan saya seperti keluarga sendiri: menyediakan kamar sederhana, menanyakan kabar kuliah, memotivasi agar saya selalu semangat dalam menjalankan studi saya, dan masih banyak lagi kebaikan dari keluarga tempat saya tinggal yang tidak bisa saya tuliskan. Interaksi ini menjadi pelajaran tentang keakraban dan solidaritas dalam komunitas umat Katolik di pedalaman.

Pelayanan yang Dilakukan

Selama KKN, kegiatan saya beragam, seperti:

  • Mengajar anak-anak SD: setiap hari saya mendampingi anak-anak belajar Pendidikan Agama Katolik. Kami membaca Kitab Suci, belajar doa, bermain kuis iman, dan membuat prakarya bertema liturgi.
  • Melatih koor: saya melatih koor untuk Punguan Ina Katolik (PIK) atau WKRI dan Orang Muda Katolik (OMK). Persiapan misa dan ibadat sabda, latihan lagu-lagu baru, dan pengenalan teknik vokal sederhana menjadi rutinitas yang menyenangkan.
  • Pelayanan liturgi: saya ikut menjadi organis, pemasmur, lektor serta membantu pastor dan pengurus mempersiapkan perayaan Ekaristi maupun ibadat sabda di stasi.
  • Kegiatan kreatif: bersama anak-anak kami membuat lomba mewarnai gambar santo-santa, drama pendek tentang kisah Alkitab, dan permainan edukatif. Meski sederhana, kegiatan ini membawa kegembiraan dan semangat baru. Dan masih banyak kegiatak-kegiatan yang saya lakukan di stasi ini.

Kisah-Kisah Kecil yang Membekas

Ada banyak kisah kecil yang saya alami. Misalnya, seorang anak bernama R. Lumban Gaol yang setiap kali selesai kelas PAK selalu bertanya, "pak, besok kita belajar apa lagi?" Antusiasme itu membuat saya terus berusaha kreatif. Ada juga beberapa umat yang rela berjalan jauh demi ikut ambil bagian dalam latihan koor. Tindakan-tindakan kecil itu mengingatkan saya bahwa pelayanan bukan hanya memberi, tetapi juga menerima inspirasi.

Pelajaran Hidup yang Saya Dapat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun