Mohon tunggu...
Zulfan Ajhari Siregar
Zulfan Ajhari Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis Buku

Penulis beberapa buku sastra kontemporer, sejarah dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Money

Hanya untuk Pekerja Kasar Perkebunan Sawit Dua Puluh Lima Dibutuhkan Melamar Lebih Delapan Ratus Orang

16 Desember 2020   07:53 Diperbarui: 16 Desember 2020   07:56 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Penjelasan para pelamar kerja, seleksi berkas adalah tahapan pertama. Setelah seleksi berkas, pelamar tersisa sekitar empat ratus orang. Dan selanjutnya dua puluh lima orang, akan dilanjutkan sebagai Pekerja Lapangan Perkebunan PT.Smart TBK itu.

Itu bahagian problema Lapangan Kerja di negeri ini, apalagi dalam masa Pandemi Covid 19 bin Korona. Kalau Negeri ini tidak segera berkutat melawan keadaan, konsekwensi yang sulit dibayangkan akan terjadi. Sektor Pekerjaan Non Formal, memanglah sangat perlu digalakkan, bila perlu. Pihak Perbankan jangan terlalu ngotot dengan Black List, 

Masyarakat yang tertunggak kreditnya tidak akan lagi dipercaya. Kegagalan dan Kendala usaha itu pasti ada, akan tetapi perlu mencari upaya solusi. Warga masyarakat tidak harus terpuruk, ketika kehabisan modal usaha lantas menunggak kredit, perlulah semacam uji kelayakan untuk penyuntikan modal kembali, agar usaha Rakyat itu bisa kembali menggeliat. 

Setiap usaha butuh modal. Perbankan saat ini selalu menggunakan standard Black List, walaupun penyebab Black List itu, tidak pernah dicari tahu apa sebenarnya yang sedang terjadi ?. Bangsa kita sedang menghadapi problema Cari Nafkah, contoh diatas memperlihatkan fakta bahwasanya betapa hausnya masyarakat akan pekerjaan. Dua puluh lima orang yang akan direkrut, yang melamar lebih dari delapan ratus orang, Itu terjadi hanya pada Kabupaten ini saja, bagaimana di belahan Nusantara lainnya ? ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun