Mohon tunggu...
Zulfa MuasarohBinti
Zulfa MuasarohBinti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya Zulfa, mahasiswi jurusan Perbankan Syariah

Saya Zulfa, mahasiswi jurusan Perbankan Syariah di salah satu PTKIN di Malang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kita Kenalkan Lia kepada Dunia!

1 Juni 2022   00:05 Diperbarui: 1 Juni 2022   00:06 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
potret Lia yang tengah melamun (Dokpri)

Saya tidak pernah bisa bayangkan bagaimana susahnya menjadi Lia. Ditinggal Ibu, Ayah, juga harus menanggung beban seberat itu sendirian. Sejak usianya baru memasukin belasan. Saya takjub, saya udarakan doa-doa agar Allah selalu lindungi si anak hebat itu.

"Ibu ndak ada udah dari 2013 Mbak, saya hidup sama Mbah selanjutnya. Tapi belakangan ini Mbah sakit, jadi harus kubantu-bantu. Ayah kadang kerja kadan ndak."

potret Lia yang tengah melamun (Dokpri)
potret Lia yang tengah melamun (Dokpri)

Saya terus takjub dengan seluruh kalimat yang dilontarkan Lia. Bagaimana mungkin seorang anak berusia belia memiliki jiwa simpatik yang tinggi? Saya rasa seluruh dunia harus mengenal Lia, si anak paling tangguh.

Melihatnya bersepeda, berkeliling kesana kemari sendiri di saat teman-teman didampingi Ayah dan Ibu, tetapi Lia hanya punya dirinya saja. Ia tidak punya siapa-siapa lagi. Sepertinya sendiri sudah jadi teman terbaik Lia sejak Ibu tiada.

Anak itu sungguh cantik, ketika saya minta untuk dokumentasi, ia malu-malu. Jadi saya ambilkan banyak footage dari kegiatan yang pernah kami ikuti bersama. Di sini Lia nampak sedang melihat-lihat isi jajanan yang diberi ketika santunan tiba.

"Mbak jangan difoto, aku jelek."

Lia yang ceria tengah berbincang dengan banyak orang (Dokpri)
Lia yang ceria tengah berbincang dengan banyak orang (Dokpri)

Saya ketawa, Lia tidak percaya diri. Padahal dia begitu lucu.

Walau tidak banyak bicara, tetapi saya dapatkan banyak hal dari Lia. Seperti menjadi tangguh, berani menghadapi dunia, tidak pernah berpikir untuk mundur, simpatik dan membuang seluruh rasa apatis. Lia selalu cerah seperti warna langit pada siang hari. Senyumnya merekah, anak itu, belum ada 17 tahun. Tetapi semenjak dahulu ia terbiasa dengan kurang. Ia menerima semuanya, tentang Ayah yang tidak bisa memberinya uang banyak, Ayah yang memilih untuk ke rumah keluarga baru,  tetang Nenek yang sakit dan harus di rawat, seluruh ketabahannya ... Allah pasti akan berikan balasan, 'kan?

Lia adalah gambaran sosok tangguh dalam balutan badan yang kecil. Sebab tidak semua orang dapat bertahan dalam rengkuh kesendirian. Tidak semua orang kuat menghadapi apa yang Lia hadapi. Maka dari itu, saya selalu berikan yang terbaik apabila Lia meminta sesuatu saat kami ada di satu acara yang sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun