Mohon tunggu...
Zulfadliansyah
Zulfadliansyah Mohon Tunggu... Teknisi - -

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Peran Masyarakat Kota Langsa dalam Melestarikan Hutan Mangrove

19 April 2021   12:35 Diperbarui: 19 April 2021   12:37 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi Pribadi

Hutan magrove merupakan suatu ekositem yang mempunyai fungsi ekologis, biologis dan sosial ekonomi. Secara ekonomi hutan mangrove dimanfaatkan kayunya untuk bahan bagunan, arang, bahan baku kertas, dan tempat rekreasi untuk wisata khususnya masyarakat yang tinggal disekitar pelabuhan atau kuala Langsa untuk mencari penghasilan dengan memanfaatkan pohon indetik ini dari pantai. Kegiatan pemanfaatan hasil hutan kayu dilakukan tanpa ada usaha pelestarian kembali sehingga menyebabkan beberapa hutan maggrove mengalami kerusakan yang sangat parah. Disamping itu bekas areal tebangan pohon megrove beberapa tahun yang laut menyebabkan menurunnya pendapatan masyarakat terutama nelayan tradisonal karena rusaknya pembibitan ikan kecil yang diadikan sebagai mata pencarian.

Kota Langsa memiliki daerah pantai yang luasnya sekitar +45 luas wilayah daratan yaitu kuala langsa. Kuala langsa merupakan daerah rawa dengan banyak hutan Mangrove yang Disebut juga dengan nama Mangrove Forest Park. Kawasan Hutan Mangrove yang terletak di kilometer 10 Kuala Langsa, adalah tempat favorit untuk menikmati wisata alam mangrove bersama keluarga. Hutan Mangrove ini sangat indah, rimbunan pohon bakau atau mangrove terbentang luas di atas lahan rawa pesisir Kuala Langsa ini. Aneka ragam pohon mangrove di hutan mangrove ini adalah salah satu yang terlengkap di dunia. Ada jalan setapak di dalam hutan mangrove sehingga pengunjung bisa masuk ke dalam hutan mangrove dengan sangat nyaman. Di sepanjang jalan menuju pelabuhan kuala Langsa, banyak ditemukan pedagang yang berjualan di pinggir jalan ataupun didalam kawasan hutan maggrove yang dialih fungsi kan sebagai tempat Cafe atau rumah makan dengan memanfaatkan hutan magrove sebagai tempat berjualan.

Pada umumnya kerusakan hutan magrove di Kuala Langsa tidak berbeda dengan kerusakan hutan magrove di daerah lainnya yang ada di Indonesia. Adapun kerusakan hutan magrove di pesisir kuala langsa disebabkan antara lain karena adanya penebangan liar oleh masyarakat khususnya warga Kuala Langsa baik dijadikan sebagai bahan kayu bakar atau arang, digunakan sebagai bahan pembangunan tempat tinggal atau industri, dan pengalihan hutan maggrove sebagai tempat tambak atau pembibitan ikan, udang, kepiting, dan lain-lain.

Akibat kerusakan hutan magrove dapat mengakibatkan terganggunya ekositem laut, baik biokologis maupun terganggunya bioekologis fungsi bioekologi menyebabkan hutan mangrove tidak mampu lagi menyediakan jazat renik yang merupakan sumber makanan bagi ikan-ikan kecil dan binatang lainnya yang tinggal disekitar hutan maggrove seperti kelompok monyet, burung laut yang menjadikan hutan maggrove sebagai tempat tinggal, sarang untuk berkembang biak. Selain itu rusaknya hutan maggrove juga menyebabkan terganggunya fungsi konservasi yaitu mencengah terjadinya abrasi pantai, banjir, sebagai tempat pelindung dari ombak pantai.

Upaya masyarakat disini sangat diperlukan guna mencengah terjadinya dampak yang lebih parah yang akan terjadi di masa mendatang akibat kelalaian yang di lakukan oleh masyarakat itu sendiri. Pada tahap ini Pemerintah Kota Langsa, BPBD, dan Aparat gampong Desa Kuala Langsa telah memberikan solusi yaitu memberikan perencanaan dan pengelolaan melalui edukasi pada masyarakat langsung salah satunya  reboisasi atau penanaman pohon kembali denga tujuan untuk memulihkan kembali serta meningkatkan produktivitas hutan yang kondisinya sudah sangat mengenaskan dan rusak atau yang masih berupa lahan kosong. Reboisasi magrove ini dilakukan supaya tanah menjadi lebih subur dan bisa menyerap air sehingga bisa menimbulkan banyak manfaat bagi manusia dan kehidupan di bumi ini khususnya ekosistem laut. Selain itu diperlukan kesadaran masyarakat terhadap keperdulian terhadap lingkungan sekitar, karna itu merupakan kunci utama dalam melestarikan lingkungan.

Agama mengajarkan setiap umat untuk mengetahui dan menyadari arti penting melestarikan lingkungan sehari-hari. Didalam agama mengajarkan untuk selalu peduli terhadap lingkungan, mengajarkan bagaimana cara menjaga dan melestarikan lingkungan hidup dan setiap kerusakan alam yang dilakukan oleh tangan manusia sendiri yang akan memberikan dampak buruk bagi setiap manusia. Agama sebagai sumber nilai dapat merubah alam menjadi suatu sumber kehidupan yang positif maupun negatif. Di dalam agama mengajarkan segala aspek mengenai kehidupan umat beragama termasuk pembahasan mengenai lingkungan.

Diharapkan bagi Pemerintah Kota Langsa dan juga aparat Gampong desa Kuala Langsa lebih mengawasi prilaku masyarakat yang merusak hutan magrove dengan bentuk sanksi perdata maupun dalam bentuk lisan, sehingga dengan sanksi ini dapat meningkatkan kesadaran dalam menjaga dan melestarikan lingkungan sekitar. Selanjutnya dalam melestarikan hutan magrove terutama dalam kegiatan reborisasi perlu ditingatkan lagi peran serta masyarakat dalam tahap perencanaan pengelolahan, dan evaluasi sehingga upaya pelestarian hutan magrove dapat berjalan dengan baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun