Mohon tunggu...
Zulfa Aulia Nurfaiza
Zulfa Aulia Nurfaiza Mohon Tunggu... Lainnya - Level Pemula

Daripada mumet dan bikin pusing pikiran, aku memilih menuliskan di sini. Sharing is caring, right? Stay safe, stay healthy❤️✨

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

92 Tahun Sumpah Pemuda: Momentum Merajut Semangat Kaum Muda Indonesia

28 Oktober 2020   16:23 Diperbarui: 28 Oktober 2020   16:40 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://images.pexels.com/

Konsep Pemuda

Pemuda selalu berperan dalam setiap zaman. Ketika kolonialisme tidak lagi pada masanya, pemuda harus tetap memainkan peran dalam perang ekonomi global abad ini. 

Sumpah pemuda lahir karena adanya ruang-ruang sempit pemikiran kedaerahan bangsa ini. Mengusung semangat sumpah pemuda, kita harus menghapus batas-batas kedaerahan, agama maupun partai untuk memajukan negara ini sesuai cita-cita dari founding fathers.

Tidak terlepas dari catatan kaca mata sejarah dengan menengok kembali peristiwa-peristiwa yang sudah-sudah sangat tergambar jelas bahwa pemuda merupakan unsur yang utama, menarik dan juga esensial dalam suatu gerakan perubahan. 

Dengan kata lain, pemuda selalu menarik untuk dikaji lebih dalam mengenai segala aspek yang berkesinambungan. Dahulu saat di mana zaman perjuangan meraih kemerdekaan, tertanam kuat di dalam jiwa pemuda terdapat kesungguhan niat serta kerelaan berkorban demi cita-cita bangsa. 

Di dalam sosok tangguh pemuda terdapat api idealisme membara yang tanpa pamrih, tidak menuntut balasan atas apa yang telah ia korbankan, baik berupa materi ataupun kedudukan. 

Di dalam semangat pemuda terdapat semangat yang selalu membara sekalipun berkali-kali ia harus jatuh namun ia selalu berhasil untuk bangkit kembali. Bersama pemuda, kita berani menentang segala kekuasaan yang tiran tanpa ada ketakutan sekecilpun. 

Pun demikian pula bersama pemuda yang mana diibaratkan sebagai nahkoda kapal yang berjuluk Indonesia ini akan ditentukan arah perjalanannya apakah maju, diam atau bahkan tenggelam.

Pemuda adalah motor penggerak berjalannya suatu sistem di lingkuang sosial dimanapu ia berada yang senantiasa diharapkan mampu berjalan dengan baik dan memberikan warna baru serta arah perubahan yang positif. Diseimbangkan dengan pendahulu yang memegang peranan untuk saling bertukar pendapat juga saling mengisi ruang-ruang hampa di dalamnya.

Sumpah Pemuda

Tepat pada hari ini, 28 Oktober tahun 2020 usia sumpah pemuda genap mencapai 92 tahun. Sudah hampir seabad kiranya sumpah pemuda yang lahir ke pangkuan bumi pertiwi senantiasa menemani langkah para pemuda pemudi generasi penerus bangsa Indonesia tercinta ini. Untuk menggugah ingatan kita semua, mari kita hayati bersama bunyi teks Sumpah Pemuda berikut ini :

"Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia."

Perihal bagaimana sejarah Sumpah Pemuda itu lahir di tengah-tengah kita sampai saat ini, sudah banyak jurnal yang dapat kita baca dan pelajari bersama. 

Namun lebih dari ut, apakah kita hanya terhenti pada pelajaran sejarah? Apakah kita hanya berhenti pada teks Sumpah Pemuda yang sudah kita hafalkan saja? Tentu saja tidak. 

Ada sisi lain yang kiranya kadang kala sering kita lupakan dan luput dari prinsip kita sebagai warga Negara Indonesia, khususnya penyandang gelar pemuda penerus bangsa.

Sumpah pemuda bukan milik perorangan. Sumpah pemuda milik kita semua. Seyogyanya kita mampu menghadirkan rasa tanggung jawab kita terhadap sumpah yang sudah 92 tahun terucap. 

Sumpah Pemuda juga merupakan akar dari sumber konsep besar bagi persatuan bangsa yang telah kita kenal sebagai semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Sumpah Pemuda menjadi landasan dari inspirasi gagasan besar Ir. Soekarno yang kemudian dirumuskan dalam wujud Pancasila.

Pesan Tokoh Pemuda Terdahulu

Menghidupkan kembali semangat yang dapat kita serap dari seorang tokoh yakni Ki Hajar Dewantoro, yang mana beliau berpesan bahwa pemuda harus lah memiliki sifat "Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani." 

Amanat tersebt dapat kita maknai bahwasannya kita sebagai pemuda harus siap berada digarda paling depan dalam memberikan teladan seperti dengan melakukan perubahan sosial karena kita pemuda diibaratkan sebagai lokomotif yang membawa sejuta perubahan. 

Ketika kita sedang berada pada posisi di tengah masyarakat sebagai makhluk sosial, maka pemuda harus bersedia bahu-membahu bersama masyarakat lainnya dalam mencapai kesejahteraan rakyat yang merupakan salah satu cita-cita bangsa. 

Membangun kembali peradaban yang mungkin sempat porak poranda akibat kekisruhan sosial misalnya, kita sebagai pemuda juga bertanggungjawa dalam memperbaiki keadaan yang buruk ini sehingga dapat segera diakhiri. 

Begitu pula ketika posisi pemuda berada di belakang, maka pemuda memberikan semangat dan mendorong rakyat menuju pada sebuah perubahan ke arah yang tentunya lebih baik atau yang dicita-citakan dapat tercapai jika keyakinan kita kuat dan mau untuk bersatu. Dengan demikian, maka pasti lah tantangan yang datang dari dalam maupun luar pasti dapat teratasi.

https://images.pexels.com/
https://images.pexels.com/

Referensi :

Abdullah, T. & Yasin, M. (eds) (1974) Pemuda dan Perubahan Sosial, LP3ES, Jakarta.

Widodo, Sutejo K. Memaknai Sumpah Pemuda Di Era Reformasi. Universitas Diponegoro

Leirissa, R.Z. dkk. 1989. Sejarah Pemikiran Tentang Sumpah Pemuda. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Maxwell, John. 2005. Soe Hok Gie: Pergulatan Intelektual Muda Melawan Tirani. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

Yayasan Gedung-gedung Bersejarah Jakarta. 1979. Bunga Rampai Sumpah Pemuda. Jakarta: Balai Pustaka.

Ali, M., Amir, P. & Duse, I. (penyunting) (2007) Narkoba: Ancaman Generasi Muda, DPD KNPI Kalimantan Timur, Yogyakarta, Pustaka Timur, Samarinda

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun