[caption id="" align="aligncenter" width="624" caption="Ilustrasi BPJS/Kompasiana (kompas.com/Tribunnews/Herudin)"][/caption]
Apa kabar kompasianers....ini pengalamanku operasi amandel anakku dengan BPJS.
Baru-baru ini anakku usia 9 tahun dioperasi untuk mengangkat amandelnya yang terasa sangat mengganggu. Sebenarnya dokter THT sudah menganjurkan operasi sejak 3 tahun yang lalu. Atas anjuran tersebut saya mencoba cek & rcek dan googling di internet dan mendapatkan info biaya operasinya berkisar Rp.10 jutaan dan bisa lebih tergantung rumah sakitnya.
Ada beberapa saran dari teman dan kerabat agar mencoba pengobatan alternatif dan hal tersebut sudah kami lakukan bukannya sembuh malah semakin membesar membuat kami semakin merasa iba melihatnya. Akhirnya kami memutuskan untuk operasi, akan tetapi buat kami biayanya cukup mahal dan kami juga tidak punya asuransi.
Dalam kegalauanku tanpa sengaja saya melihat iklan di TV mengenai BPJS Kesehatan dan berfikir kalau program pemerintah pastilah biaya/preminya lebih murah dari asuransi konvensional. Maka mulailah googling tuk cari tau apa itu BPJS, bagaimana cara mendaftarnya sampai testimoni beberapa orang yang pernah berobat dengan BPJS.
Akhirnya pertengahan Juni 2014 saya ke kantor BPJS Kesehatan yang terletak di gedung BPJS Kesehatan (tadinya gedung ASKES) Jl.Pasar Minggu Pancoran sesuai dengan KTP saya yang berada di wilayah Jakarta Selatan. Setelah ambil nomor antrian (saran saya datangnya jam 6-7 pagi) dan mengikuti prosedur yang ada akhirnya siang hari itu juga saya sudah mengantongi kartu BPJS untuk saya,istri dan 2 anak. Benar loh kata Ade Ray (iklan TV) prosesnya cepat. Bisa juga daftar secara on line di website: www.bpjs-kesehatan.go.id. Oiya mengenai biaya gratis loh cuma perlu bayar premi/iuran tuk bulan pertama. Untuk premi/iuran perbulan ada 3 kategori: untuk kelas III sebesar Rp.25.500, kelas II Rp.42.500, dan kelas I Rp.59.500.
Akhir Juli lalu anak saya bawa ke Puskesmas terdekat untuk diperiksa dan minta rujukan ke RS.Fatmawati (prosedurnya memang harus ada rujukan dari dokter Puskesmas terdekat dan jangan lupa bawa kartu BPJSnya). Besoknya langsung ke RS.Fatmawati di bagian THT tapi terlebih dahulu mendaftar dengan membawa copy surat rujukan, kartu BPJS dan KTP orang tua. Setelah diperiksa oleh dokter THT, beliau menyarankan segera operasi dan beliau langsung atur jadwal operasinya. Sebelum operasi ada beberapa prosedur yang harus dilakukan antara lai: test darah, test radiologi, lalu konsultasi ke dokter anak dan dokteranestesi habis itu balik lagi ke dokter THT. Perlu diingat bagi pemegang kartu BPJS bahwa konsultasi dokter cuma bisa sekali dalam sehari, misalnya anak saya yang harus konsul ke dokter anak tidak boleh lagi konsul ke dokter anestesia di hari yang sama, harus di hari yang lain. Dengan BPJS seluruh biaya pra operasi ini gratis, kita cuma minta kuitansinya distempel.
Akhirnya sesuai jadwal maka operasi dilakukan pada awal Agustus dan alhamdulillah operasinya berjalan lancar dan setelah 2 hari diperbolehkan pulang sambil kontrol ke doktermTHT seminggu sekali. Alhamdulillah anak saya sekarang sudah sembuh dan dia sangat senang sekali karena sudah boleh minum es/air dingin, sesuatu hal yang tidak boleh dilakukannya dalam satu tahun terakhir ini.
Kalau dihitung berdasarkan total kuitansi yang telah distempel oleh kasir maka jumlahnya sebesar Rp.9 jutaan sudah termasuk biaya pra operasi dan pasca operasi serta obat-obatan, dan yang harus saya bayar adalah nol alias tidak ada kecuali biaya transport dan foto copy (ada beberapa dokumen yang harus dicopy beberapa kali). Jadi dengan pembayaran yang baru 3x (bulan) alhamdulillah anak saya sudah sembuh dari penyakitnya. Terima kasih BPJS...Buat yang belum ayo buruan daftar....