Mohon tunggu...
Zulafa Faikar Rizqan
Zulafa Faikar Rizqan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Tulisanku belum tentu benar menurutmu. Hanya mengutarakan opini yang dilandasi fakta.

Suka baca, bukan baca garis tangan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Pandemi Covid-19

15 Maret 2021   22:43 Diperbarui: 15 Maret 2021   22:48 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Sejak WHO (World Health Organization) atau Badan Kesehatan Dunia secara resmi mendeklarasikan Virus Corona (COVID-19) sebagai pandemi pada tanggal 9 Maret 2020, seiring berjalannya waktu pula virus corona berkamuflase menjadi akar dari segala perasaan dan pikiran buruk terkait masa depan manusia. Wabah infeksi virus corona atau COVID-19 semakin meluas dan telah menjangkit lebih dari 190 negara, termasuk Indonesia. 

Di Indonesia sendiri, jumlah pasien positif COVID-19 bertambah dengan cepat. Pandemi virus corona tidak hanya mengancam kesehatan fisik, namun juga kesehatan mental setiap individu. Tidak hanya rasa takut, efek psikologis yang ditimbulkan pun bisa berdampak serius. Bukan hanya pikiran dan perasaan saja, pandemi yang semakin parah membuat sebagian orang kehilangan mata pencaharian utamanya. 

Hal tersebut tentu menimbulkan stres, pun juga depresi bagi sebagian orang. Kehilangan mata pencaharian utama bukanlah hal sepele, apalagi bagi seorang kepala keluarga yang kerap harus menghidupi keluarga kecilnya.

Hal tersebut tentu akan memicu adanya perubahan besar pada garis kehidupan manusia. Belum lagi bagi mereka yang menjadi korban positif virus corona dan harus isolasi mandiri sampai benar-benar pulih, atau menjadi salah satu keluarga yang terindikasi virus corona, atau bahkan harus kehilangan salah satu anggota keluarganya karena virus corona. 

Keadaan ini dapat menimbulkan rasa takut dan panik. Apalagi anjuran untuk diam di rumah serta kebijakan social distancing yang kini disebut physical distancing oleh pemerintah. 

Sedikit banyak menimbulkan jarak secara emosional antara keluarga, sahabat, rekan kerja, teman, atau umat persekutuan di tempat ibadah yang dapat saling memberi dukungan, tentu sangat butuh energi lebih untuk dapat beradaptasi dengan kondisi seperti ini. 

Gangguan kesehatan mental yang terjadi selama pandemi dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti ketakutan terhadap wabah, rasa terasing selama menjalani karantina, kesedihan dan kesepian karena jauh dari keluarga atau orang yang dikasihi, kecemasan akan kebutuhan hidup sehari-hari, ditambah lagi kebingungan akibat informasi yang simpang siur.

Dari sini lah, berbagai masalah kesehatan mental mulai bermunculan dan tidak dapat dihindari. Namun, stres dan rasa cemas berlebihan bisa dikelola dan ditangani, agar tidak menimbulkan masalah kesehatan mental yang lebih parah di kemudian hari. Berikut ini tips menjaga kesehatan mental saat pandemi:

1. Batasi Penggunaan Media Sosial

Mengikuti perkembangan berita yang sedang terjadi dengan cara membaca atau melihat sesuatu yang sedang happening memang penting, tetapi jika berdampak buruk pada psikis masing-masing orang, sebaiknya batasi penggunaan media sosial. Terus-menerus terpapar berita yang tidak baik akan berdampak negatif bagi kesehatan mental. 

Batasi penggunaan teknologi, mengingat terkadang perlu keluar dari dunia maya dan mencari aktivitas lain yang membuat diri sendiri merasa senang dan nyaman. Karena tidak menutup kemungkinan jika media sosial yang ditujukan untuk kesenangan malah menimbulkan bencana yang membuat perasaan buruk bagi mental kita. Ada kalanya kita perlu fokus terhadap diri kita dan lingkungan terdekat kita ketimbang fokus terhadap kondisi di sosial media.

2. Sibukkan Diri dengan Berbagai Aktivitas Positif

Saat ini tengah diberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Skala Besar) yang kedua kalinya. Tips menjaga kesehatan mental saat pandemi selanjutnya dapat dilakukan dengan menyibukkan diri melakukan berbagai aktivitas yang disukai dan dirasa positif bagi diri kita. Jika kita ingin menonton film yang masih menjadi wishlist, sebaiknya tonton sekarang guna membantu menjaga kesehatan mental. Melakukan kegiatan positif yang disukai akan menghindari kamu dari berbagai macam pikiran negatif.

3. Tetap Menjaga Interaksi Sosial

Terkurung di rumah 24/7 mungkin membuat sebagian orang merasa stres. Apalagi bagi mereka yang terbiasa beraktivitas di luar rumah. Rasa kesepian ini berpotensi menimbulkan pikiran negatif yang dapat berdampak pada kesehatan mental. Untuk mengurangi rasa kesepian, kamu bisa mendekatkan diri kepada orang-orang terdekat dengan cara telefon, atau bisa juga dengan video-call. 

Tips menjaga kesehatan mental saat pandemi ini adalah dengan memikirkan jika karantina ini adalah kesempatan untuk memperkuat hubungan dengan keluarga atau orang terkasih. Perbanyak waktu dengan keluarga dirumah untuk mempererat rasa harmonis kamu dan menjauhkan kamu dari pikiran-pikiran negatif saat pandemi ini. 

Diskusikan dengan mereka dan rencanakan aktivitas menyenangkan untuk dilakukan bersama. Jika kamu merasa sangat cemas dan tidak bisa ditangani sendirian, ceritakan masalah yang kamu hadapi dengan seseorang yang dipercaya. Mereka mungkin memiliki solusi yang ingin kamu dengar.

4. Jaga Kesehatan Tubuh dengan Baik

Kesehatan fisik dan mental sangat erat kaitannya. Jika kesehatan mental menurun, maka sistem kekebalan tubuh akan mengikuti, pun sebaliknya. Untuk menjaga daya tahan tubuh, kamu bisa mengonsumsi suplemen dan multivitamin tambahan. Ditambah dengan kegiatan fisik yang dapat membantu kamu untuk tetap bugar dan sehat.

Perlu kita ketahui, kesehatan mental harus tetap diperhatikan, apalagi saat masa pandemi seperti ini. Bisa berakibat fatal jika kita mengabaikan kesehatan mental kita. Pandemi ini tentu menimbulkan rasa takut dan cemas bagi semua manusia, hampir semua pola hidup berubah, mulai dari kebiasaan ringan sampai berat yang tentu melibatkan kontak fisik atau berinteraksi secara langsung. Rasa takut dan cemas memang normal dirasakan selama masa pandemi seperti ini. Namun, cobalah untuk selalu berpikir positif dan bersyukur.

Ambil hikmah dari setiap kejadian yang digoreskan oleh pena takdir pada buku kehidupan. Mungkin dengan adanya pandemi ini kita dapat lebih menikmati momen-momen bersama orang-orang terdekat, mungkin dengan adanya pandemi ini kita dapat lebih menghargai waktu, mungkin dengan adanya pandemi ini kita dapat lebih concern terhadap hal-hal yang mungkin tidak kita perhatikan sama sekali pada masa pra-pandemi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun