Mohon tunggu...
Zuhrifa Putri
Zuhrifa Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN GUSDUR

Sedang menempuh pendidikan S1 di UIN GUSDUR Pekalongan, banyak pengalaman dan ilmu baru yang saya dapatkan, dengan kompasiana saya dapat memberikan ilmu baru dan pengalaman yang menarik.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Lebaran Selalu Ada Ketupat? Ini Jawabannya

24 Maret 2024   13:08 Diperbarui: 24 Maret 2024   13:10 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Stok, Gambar Bebas Royalti, Ilustrasi, Vektor, dan Video - iStock (istockphoto.com) 

Idul fitri merupakan momen spesial bagi setiap muslim di Indonesia. Di momen ini banyak masyarakat yang sudah menyiapkan makanan dan minuman untuk perayaan lebaran atau idul fitri jauh sebelum momen itu tiba. 

Banyak makanan dan minuman yang tersaji di meja ketika lebaran atau idul fitri, dimulai dari makanan pembuka hingga makanan penutup. Tidak lengkap jika tidak ada satu makanan yang selalu dinanti-nanti masyarakat. 

Dari sekian banyaknya makanan yang disajikan di meja ada satu makanan pembuka yang hampir di seluruh indonesia di anggap wajib, yaitu ketupat. Kita pasti pernah memikirkan dan bertanya-tanya mengapa di momen lebaran ini selalu ada hidangan ketupat? Ini jawabannya.

Catatan Sejarah ketupat

Ketupat sudah terkenal sejak ratusan tahun yang lalu dan menjadi simbol perayaan hari Raya umat islam pada zaman kerajaan Demak yang menjadi kerjaan islam pertama di pulau Jawa. 

Dari catatan Hermanus Johannes de Graaf, ahli sejarah Belanda, melalui bukunya yang berjudul ‘Malay Annual’, menjelaskan ketupat pertama kali muncul di daerah Jawa pada masa kepemimpinan kerjaan Demak, yaitu Raden Fatah. 

Menurut catatan sejarah, ketupat sudah ada sejak abad ke-15 yang pertama kali dikenalkan oleh salah satu wali songo yaitu Sunan kalijaga ketika sedang menyebarkan agama islam di Pulau jawa. 

Untuk menyebarkan agama islam ke masyarakat, sunan kalijaga menggunakan pendekatan budaya, salah satunya dengan ketupat.

Makna Ganda Ketupat

Seperti tradisi-tradisi islam jawa lainnya, ketupat memiliki sebuah makna tersendiri. Ketupat memiliki dua makna, yaitu ngaku lepat (mengakui kesalahan) dan laku papat (empat tindakan).

Simbol ngaku lepat ini digunakan Sunan Kalijaga untuk menyebarkan agama islam di Pulau Jawa, karena masyarakat masih meyakini kesakralan dari ketupat. 

Asimilasi budaya tersebut, akhirnya mampu membawa kesakralan umat islam ketika merayakan hari raya Idul Fitri dan menjadikan perayaan ini sebagai momen untuk saling memaafkan, mengakui kesalahan dan saling berbagi terhadap sesama. Simbol laku papat mempunyai arti empat tindakan dalam perayaan lebaran.

Pertama, Lebaran. Kata ini memiliki arti usai, yang menandakan berakhirnya suatu tindakan atau waktu berpuasa. Berasal dari kata lebar yaitu pintu ampunan telah terbuka lebar.

Kedua, Luberan. Kata ini memiliki arti melimpah, yang menjadi patokan ajaran bersedah untuk kaum faqir miskin. Dengan berzakat fitrah sebelum Hari Raya Idul Fitri, menjadi kewajiban dalam rukun islam dan sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama manusia.

Ketiga, Leburan. Kata ini memiliki arti lebur, yang menandakan habis atau meleburnya dosa dan kesalahan karena setiap umat islam diajak untuk saling memaafkan satu sama lain.  

Keempat, Laburan. Kata ini memiliki arti kabur  atau kapur putih, yang menandakan setiap manusia untuk selalu menjaga kesucian lahir dan bati terhadap sesama.

Tradisi makan ketupat bersama masih sering dijumpai di berbagai daerah dengan harapan menjadi media komunikasi dan menyelesaikan permasalahan sosial di keluarga, bahkan tetangga. 

Dibalik bentuknya yang bermacam-bermacam, setiap elemen ketupat memilki sebuah arti. Terlihat dari bentuk anyaman ketupat menjadi simbol tentang kehidupan manusia yang berliku-liku dan pastinya memiliki sebuah permasalahan. 

Daun kelapa yang masih muda atau janur kepanjangan jatining nur yang artinya cahaya sejati, dan sering diartikan hati nurani dengan bahannya yang lentur, mudah dibentuk menggambarkan sifat manusia yang dapat diarahkan, diajarkan agar kehidupannya lebih baik dan bahagia. 

Di dalam ketupat terdapat beras atau nasi yang menjadi isinya ketupat menyimbolkan hawa nafsu dan beras yang putih ini menggambarkan kesucian hati ketika selesai memohon maaf dan kesalahan. 

Jika disatukan makna antara nasi dan janur ini menggambarkan arti bahwa manusia harus mampu menahan hawa nafsunya dengan hati nuraninya. Bentuknya ketupat yang sempurna menyimbolkan kemenangan yang didapat umat islam ketika sudah berpuasa selama satu bulan dan akhirnya dapat merayakan lebaran Hari Raya Idul Fitri.

Ketupat tidak hanya menjadi hidangan ketika lebaran, namun diberbagai daerah seperti pulau Bali, masyarakat hindunya menggunakan ketupat sebagai sesajen. 

Masyarakat di Ternate juga menggunakan ketupat sebagai makanan dalam upacara soro dengan membentuk ketupat menyerupai kerbau hingga buah nanas. Sehingga masing-masing daerah menggunakan ketupat dengan maknanya tersendiri.

Itulah sedikit informasi mengenai alasan mengapa di momen lebaran selalu ada ketupat, dan tentunya ketupat ini memiliki catatan sejarah dan makna dibalik setiap anyaman ketupat. Dibalik rasanya yang lezat, ketupat banyak memiliki makna. Jadi, kamu lebih suka ketupat disajikan dengan apa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun