Zuhria Qonita Naura Dinda, Dr. Eka Titi Andaryani, S.Pd., M.Pd
Mahasiswi S1 PGSD, Dosen PGSD FIPP Universitas Negeri Semarang
Pendidikan merupakan jembatan seseorang untuk mendapatkan karakter serta sikap budi pekerti yang nantinya akan menjadikan seseorang dapat hidup bermakna untuk diri sendiri, masyarakat maupun bangsa. Banyak sekali macam pendidikan yang bisa kita dapat, mulai dari pendidikan formal hingga non formal.
Umumnya di Indonesia, anak bangsa akan mendapatkan pendidikan formal, yakni di sekolah. Untuk memberikan pendidikan kepada anak bangsa, seorang pendidik tidak hanya asal memberi penjelasan, pengalaman namun harus sesuai dengan kurikulum yang ada.
Kurikulum adalah suatu perangkat pembelajaran dan program pendidikan dari pemerintah untuk setiap lembaga penyelenggara pendidikan yang berisikan rancangan pembelajaran yang nantinya diberikan kepada peserta didik dalam satu periode jenjang pendidikan.
Banyak sekali kurikulum yang sudah diterapkan di Indonesia, seperti Kurikulum 1947, Kurikulum terurai 1925, Kurikulum 1964, Kurikulum 1968, Kurikulum 1975, Kurikulum 1984, Kurikulum 1994, Kurikulum 2006 (KTSP), Kurikulum 2013 (K-13) hingga Kurikulum Merdeka yang saat ini sedang diterapkan di Indonesia. Sudah banyak sekolah-sekolah yang menerapkan Kurikulum Merdeka, walau belum merata diseluruh penjuru Indonesia. Pada Kurikulum Merdeka ini subjek pembelajaran terletak pada siswa, jadi siswa diberi kemerdekaan untuk mengeksplore pengetahuan, pengalaman, serta skill yang mereka mereka minati.
Ada pula projek Profil Pelajar Pancasila, yang mana terdapat harapan bahwa dalam implementasi Kurikulum Merdeka ini bisa menanamkan nilai-nilai pancasila dalam diri siswa. Profil Pelajar Pancasila menjadi titik tumpu dalam proses pembelajaran pada Kurikulum Merdeka. Hal tersebut dilakukan guna menciptakan lulusan yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila.
Sisi positif dari Kurikulum Merdeka ini adalah lembaga atau instansi pendidik dapat melakukan pengembangan bahan ajar yang diberikan sesuai dengan kapasitas yang ada. Selain itu juga, dalam penerapan Kurikulum Merdeka dapat memberikan suasana belajar yang nyaman, karena pelaksanaan pembelajaran tidak hanya di dalam kelas saja akan tetapi bisa juga diluar kelas (outing class) sehingga tidak memberi tekanan pada guru dan siswa dalam mencapai nilai minimum yang telah ditentukan.
Kurikulum Merdeka cukup efektif dan dapat memperbaiki learning loss dimana siswa sudah mulai kehilangan semangat belajar. Selain itu, juga dapat meningkatkan nilai PISA Indonesia yang stagnan selama kurang lebih 20 tahun. Sarana dan prasarana juga sudah mendukung. Kurikulum ini sudah diterapkan di 2.500 sekolah di Indonesia, namun pemerintah mungkin bisa memberi perhatian lebih terhadap perbaikan sekolah-sekolah yang rusak dan sekolah-sekolah yang ada di daerah-daerah 3T.
Pada kurikulum Merdeka ini sudah berbasis teknologi, sehingga di daerah-daerah 3T perlu mendapat perhatian lebih agar kurikulum ini dapat diterapkan diseluruh wilayah di Indonesia. Masih ada waktu untuk mewujudkan program Merdeka Belajar bisa sukses dan diterapkan di seluruh Indonesia.
Menurut Menkeu, di tahun 2023, anggaran biaya pendidikan mencapai 600 triliun yang mana menjadi anggaran tertinggi sepanjang Sejarah. Daripada mengganti kurikulum lagi, lebih baik anggaran tersebut digunakan untuk memperbaiki sekolah-sekolah yang rusak, meningkatkan kesejahteraan guru, pengangkatan guru hingga meratakan distribusi guru agar tidak ada lagi kesenjangan pendidikan.
Kurikulum yang terus menerus berganti tanpa adanya urgensi hanyalah sia-sia. Mengubah kurikulum hanya karena ganti bukanlah hal tepat, guru dan siswa terus saja mengulang untuk beradaptasi dengan kurikulum baru. Kurikulum di negara-negara maju memiliki rancangan yang mendetail akan pendidikan, sehingga saat ganti masa pemerintahan, tidak secara otomatis mengganti seluruh program pendidikan.
Memang benar, jika kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan perkembangan zaman. Namun, harus juga dipertimbangkan kembali, harus diubah semua atau diperbaiki dengan evaluasi yang ada.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI