Mohon tunggu...
Zuhria Qonita Naura Dinda
Zuhria Qonita Naura Dinda Mohon Tunggu... Mahasiswi S1 PGSD Universitas Negeri Semarang

Mahasiswi S1 PGSD Universitas Negeri Semarang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Urgensi Kurikulum di Indonesia

1 Oktober 2023   19:24 Diperbarui: 1 Oktober 2023   21:55 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Zuhria Qonita Naura Dinda, Dr. Eka Titi Andaryani, S.Pd., M.Pd

Mahasiswi S1 PGSD, Dosen PGSD FIPP Universitas Negeri Semarang

Pendidikan merupakan jembatan seseorang untuk mendapatkan karakter serta sikap budi pekerti yang nantinya akan menjadikan seseorang dapat hidup bermakna untuk diri sendiri, masyarakat maupun bangsa. Banyak sekali macam pendidikan yang bisa kita dapat, mulai dari pendidikan formal hingga non formal.

Umumnya di Indonesia, anak bangsa akan mendapatkan pendidikan formal, yakni di sekolah. Untuk memberikan pendidikan kepada anak bangsa, seorang pendidik tidak hanya asal memberi penjelasan, pengalaman namun harus sesuai dengan kurikulum yang ada.

Kurikulum adalah suatu perangkat pembelajaran dan program pendidikan dari pemerintah untuk setiap lembaga penyelenggara pendidikan yang berisikan rancangan pembelajaran yang nantinya diberikan kepada peserta didik dalam satu periode jenjang pendidikan.

Banyak sekali kurikulum yang sudah diterapkan di Indonesia, seperti Kurikulum 1947, Kurikulum terurai 1925, Kurikulum 1964, Kurikulum 1968, Kurikulum 1975, Kurikulum 1984, Kurikulum 1994, Kurikulum 2006 (KTSP), Kurikulum 2013 (K-13) hingga Kurikulum Merdeka yang saat ini sedang diterapkan di Indonesia. Sudah banyak sekolah-sekolah yang menerapkan Kurikulum Merdeka, walau belum merata diseluruh penjuru Indonesia. Pada Kurikulum Merdeka ini subjek pembelajaran terletak pada siswa, jadi siswa diberi kemerdekaan untuk mengeksplore pengetahuan, pengalaman, serta skill yang mereka mereka minati.

Ada pula projek Profil Pelajar Pancasila, yang mana terdapat harapan bahwa dalam implementasi Kurikulum Merdeka ini bisa menanamkan nilai-nilai pancasila dalam diri siswa. Profil Pelajar Pancasila menjadi titik tumpu dalam proses pembelajaran pada Kurikulum Merdeka. Hal tersebut dilakukan guna menciptakan lulusan yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila.

Sisi positif dari Kurikulum Merdeka ini adalah lembaga atau instansi pendidik dapat melakukan pengembangan bahan ajar yang diberikan sesuai dengan kapasitas yang ada. Selain itu juga, dalam penerapan Kurikulum Merdeka dapat memberikan suasana belajar yang nyaman, karena pelaksanaan pembelajaran tidak hanya di dalam kelas saja akan tetapi bisa juga diluar kelas (outing class) sehingga tidak memberi tekanan pada guru dan siswa dalam mencapai nilai minimum yang telah ditentukan.

Kurikulum Merdeka cukup efektif dan dapat memperbaiki learning loss dimana siswa sudah mulai kehilangan semangat belajar. Selain itu, juga dapat meningkatkan nilai PISA Indonesia yang stagnan selama kurang lebih 20 tahun. Sarana dan prasarana juga sudah mendukung. Kurikulum ini sudah diterapkan di 2.500 sekolah di Indonesia, namun pemerintah mungkin bisa memberi perhatian lebih terhadap perbaikan sekolah-sekolah yang rusak dan sekolah-sekolah yang ada di daerah-daerah 3T.

Pada kurikulum Merdeka ini sudah berbasis teknologi, sehingga di daerah-daerah 3T perlu mendapat perhatian lebih agar kurikulum ini dapat diterapkan diseluruh wilayah di Indonesia. Masih ada waktu untuk mewujudkan program Merdeka Belajar bisa sukses dan diterapkan di seluruh Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun