Mohon tunggu...
MARISSA
MARISSA Mohon Tunggu... Administrasi - Traveller

Jelajahi Dunia

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Zona Nyaman

26 Agustus 2019   16:53 Diperbarui: 26 Agustus 2019   16:53 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sering kita terjebak dalam rutinitas dan aktivitas yang sebenarnya adalah rutinitas yang monoton, rutinitas yang itu-itu saja, aktivitas yang selalu sama. Yang lebih kerennya biasa disebut zona nyaman.

Bukan suatu hal yang mudah atau pilihan yang mudah untuk mencoba keluar dari zona nyaman itu, dan mencoba memulai hal baru, aktivitas baru, yang mungkin sebenarnya bisa menjadi kan hal yang lebih berguna atau positif lagi dibandingkan tidak pernah mencobanya sama sekali.

Namun, tidak semua orang berani mencoba hal baru, menerima tantangan baru, dan menggali potensi lebih dari sekedar rutinitas. Terkadang dan bahkan seringnya keadaanlah yang membuat seseorang berani dan terpaksa keluar dari zona nyamannya.

Penulis pun merupakan penikmat zona nyaman. Menikmati setiap aktivitas dan rutinitas yang sebenarnya hanyalah kegiatan sama yang diulang berulang-ulang.

Sampai pada akhirnya satu hari keadaan memaksa mengubah segala hal yang selama ini menjadi rutinitas. Mulai dari membuka mata dipagi hari, sampai menutup mata di malam hari. Mengubah yang awalnya semua waktu adalah sama, menikmati bersantai dan bermalasan di pagi hari, menjadi bagaimana mengatur waktu. Merasakan bagaimana rasanya 5 menit yang berdampak menjadi 20 menit, 3 menit berdampak menjadi 15 menit. Dan bagaimana rasanya berburu dengan waktu, manajemen waktu, membagi waktu, supaya kita yang mengatur waktu bukan waktu yang mengatur kita.

Mengeluh ? sudah pasti

Memberontak ? Sudah pasti juga

Menyalahkan keadaan ? tidak sejauh itu

Mempertanyakan kenapa ? iya

Seminggu pertama, sama sekali tak pernah menikmati hari. Pagi memulai aktivitas, malam pulang tak sampai 30 menit mata telah nyenyak tertutup mengakhiri lelahnya hari. Mengeluh seakan telah menjalani lelahnya selama setahun padahal baru seminggu.

Minggu kedua, mulai bersahabat dengan keadaan. Mulai teratur dalam segala hal. Mulai terbiasa dan membiasakan diri terhadap perubahan. Menanamkan dalam niat bahwa keadaan sekarang adalah kenyataan yang sudah seharusnya dijalani tanpa kompromi.

Minggu ketiga, mulai sedikit menikmati dan mulai mencari hal baru untuk membuat senyaman mungkin dan menikmati perubahan itu sendiri. Mencoba mengurai satu per satu mengambil nilai positif terhadap perubahan yang seharusnya. Mengambil hikmah dan melihat segala hal dengan positif dan berfikir yang terjadi adalah yang terbaik.

Minggu keempat, sudah terbiasa dan membiasakan diri terhadap hal baru yang sudah mulai menjadi rutinitas. Menikmati semua hal yang dilakukan. Menemukan hikmah atas perubahan yang terjadi dan mulai bersyukur.

Sampai pada akhirnya sebulan adalah waktu yang dibutuhkan untuk benar-benar menerima bahwa keluar dari zona nyaman terkadang bukanlah sebuah pilihan. Melainkan sebuah keharusan, untuk lebih menghargai apa yang selama ini dimiliki, menghargai apa yang selama ini dikerjakan dan diperjuangkan, bahkan memahami bahwa segala hal pasti akan berubah entah kapan.

Tulisan merupakan sudut pandang pribadi penulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun