Mohon tunggu...
MARISSA
MARISSA Mohon Tunggu... Administrasi - Traveller

Jelajahi Dunia

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Masihkah Bertanya "Kapan"?

13 Juni 2019   15:36 Diperbarui: 13 Juni 2019   16:05 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dijaman yang sudah modern seperti sekarang ini, harusnya pun pemikiran sudah mulai terbuka terhadap pilihan seseorang tentang kapan waktu yang tepat untuk mengubah status mereka. Bukan tentang sudah berapa umur kita, bukan juga tentang cepat dan lebih duluan siapa, karena pun perubahan status bukanlah suatu perlombaan untuk lebih cepat dan lebih dulu. Melainkan sebuah kesiapan lahir dan batin. Disisi lain pun setiap orang memiliki prioritas hidup masing-masing. Prioritas apa yang lebih dulu dicapai, lebih dulu di kerjakan, dan mana yang akan di utamakan. Tidak bisa standar orang lain dijadikan patokan untuk diri kita, ataupun sebaliknya. 

Berbicara tentang status, pertanyaan favorit seperti

Kapan ?

Mana undangannya ?

Sudah waktunya lho..

Teman-teman yang lain sudah semua. Kamu kapan ?

Ngga usah lama-lama. Mau nyari yang kayak gimana lagi ?

Jalan-jalan terus, kapan nikahnya ?

Jangan kerja terus. Tapi mikirin jodohnya ?

Dan pertanyaan-pertanyaan lain, yang kadang sebenarnya tidak perlu untuk ditanyakan lagi.

Pernahkah sebelum bertanya dan mengatakan hal tersebut, sejenak posisikan diri jika itu yang ditanyakan untuk kita ? atau pernahkah mencoba untuk sekedar tahu apa alasan mengapa masih ditanya hal demikian ? Namun sayangnya yang bertanya adalah mereka-mereka yang memang sudah berubah statusnya, sehingga sesuka mereka untuk menanyakan hal tersebut, karena tidak mungkin untuk ditanya balik.

Bukan hanya membuat yang ditanya kesal atau marah, namun terkadang hal tersebut dapat melukai perasaan. Semua manusia normal pasti memiliki ketertarikan terhadap lawan jenis, keinginan hidup berpasangan, dan hidup seperti orang-orang pada umumnya. Hal yang tak perlu ditanyakan atau diperjelas dengan pertanyaan yang sebetulnya tidak perlu untuk ditanyakan karena jawabannya pun sudah tahu.

Semua orang pasti punya alasan tersendiri kenapa sampai saat ini masih sendiri, masih betah dengan kesendiriannya, masih menikmati kebebasannya. Bukan berarti salah jika ada yang mengingatkan untuk tidak melupakan umur dan lain sebagainya. Bisa jadi itu adalah bentuk perhatian dan kekhawatiran. Hanya saja bagaimana cara menyampaikannya, dan kapan waktu yang tepat. Tidak semua bisa mengerti dan memahami itu.

Ketika seseorang fokus untuk bekerja,  masih senang melalang buana menjelajah tempat-tempat lain, menghabiskan beberapa rupiah untuk belanja dan bersenang-senang, sibuk dengan aktivitas lain, pun bukan berarti sama sekali atau benar-benar tidak memikirkan tentang pasangannya.  Tidak bisa kita menilai dan menjudge seseorang dari kebiasaannya yang terlihat secara sekilas, atau sekedar melihat beberapa aktivitasnya. Pun kita tidak pernah tahu bagaimana seseorang menjalani hidupnya.

Contoh sederhana, seorang wanita sibuk dan fokus dengan pekerjaannya. Sementara usia sudah mendekati kepala tiga. Dan masih memiliki hobby jalan-jalan dan menghabiskan waktunya hanya dikantor dan ditempat lain bersama teman-temannya. Apa yang terlintas di pikiran ketika mendapati keadaan demikian ? Sudah pasti pertanyaan kapan, terlalu sering untuk dijawab.  

Namun disisi lain, ternyata beberapa alasan mengapa hal itu masih nyaman untuk wanita tersebut. Masih menjadi tulang punggung keluarga, masih ingin mewujudkan cita-cita nya sekolah lagi, masih menuruti keinginannya untuk menjelajah tempat yang sangat diinginkannya, masih memikirkan kesiapan lahir dan batinnya karena banyaknya kasus perceraian yang muncul sehingga harus benar-benar mantap dan masih dihantui kekhawatiran mungkin saja hal itu bisa menimpa dirinya, pun dilubuk hatinya sudah sangat ingin membahagiakan orangtuanya dengan menghadiahkannya seseorang yang dianggap bisa untuk mendampinginya,  atau alasan-alasan lain yang kita tidak pernah tahu.

Contoh sederhana lain, ketika seseorang memutuskan untuk menjalani kehidupan berumah tangga, namun secara lahir masih belum mantap untuk menjalaninya, seperti umur yang belum terlalu matang, masih hidup bersama orangtua, dan pasangannya pun masih sama demikian, Kita juga tidak bisa menilai itu keputusan yang benar atau salah, itu keputusan yang baik atau tidak, karena pasti semua sudah dipertimbangkan sedemikian detail sampai segala hal terburuk yang mungkin saja terjadi.

Tidak bisa menilai segala hal dari yang nampak, terlihat secara nyata. Karena segala hal yang menjadi pilihan seseorang, pasti bukan tanpa alasan. Dan bagaimana seseorang menjalani pilihannya, terkadang bukan tentang mau atau tidak, melainkan sebuah keharusan. Kita tidak pernah tahu itu. Sejenak pikirkan sekali lagi sebelum bertanya KAPAN ? Karena kita tidak pernah tahu bagaimana seseorang menjalani hidupnya sampai saat ini, dan bagaimana usaha seseorang untuk menemukan apa yang selama ini ia cari. 

Masih banyak pertanyaan-pertanyaan lain yang bisa dijadikan bahan obrolan, ataupun sekadar berbasa-basi menanyakan kabar, membuka pembicaraan. Tanpa harus bertanya pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban.

Tulisan merupakan pandangan pribadi penulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun