Mohon tunggu...
Rick Matthew
Rick Matthew Mohon Tunggu... -

...............

Selanjutnya

Tutup

Money

Salah Kaprah "Comfort Zone"

23 Februari 2011   06:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:21 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salam,

Sering kita dengar istilah "Comfort Zone" bahkan juga ada ajakan-ajakan untuk tidak berlama-lama di "Comfort Zone" atau hindari "Comfort Zone" (Zona Nyaman).

Saat pertama kali saya mendengar ajakan ini hingga saat ini saya tidak pernah setuju. OMONG KOSONG KALAU ANDA TIDAK MAU MENEMUKAN KENYAMANAN DALAM BEKERJA! ADAKAH ORANG YANG BERAKAL SEHAT YANG MAU BERGABUNG DENGAN PERUSAHAAN YANG AKAN BANGKRUT DALAM WAKTU 7 X 24 JAM ???? (SEBAGAI BENTUK PELAKSANAAN ANJURAN INI)

Setidaknya saya juga sudah menemukan 1 contoh nyata dari salah seorang teman saya yang menjadi 'korban' akan salah kaprah "Comfort Zone". Dia keluar dari pekerjaan idealnya karena himbauan ini dan akhirnya menyesal sehingga memutuskan untuk kembali ke pekerjaan tersebut. Orang-orang di sekitarnya tidak ada yang setuju ketika dia mau keluar dari pekerjaannya ini.  Setelah beberapa bulan di  pekerjaan barunya ini, dia baru menyadarinya bahwa keputusannya salah. Orang-orang dekat di sekitarnya juga mengetahui perubahan emosi maupun kondisi kesehatan pada teman ini setelah masuk di tempat kerja yang baru.

"Comfort Zone" TIDAK UNTUK DIHINDARI. YANG HARUS DIHINDARI ADALAH KONDISI "UNPRODUCTIVE".

Berikut saya sajikan tabel dan penjelasannya.

Unproductive

Productive

Uncomfort

1

2

Comfort

3

4

1 adalah kondisi 'BURUK'. Kondisi yang, tanpa syarat, harus dihindari employer dan employee

2 adalah kondisi 'TERPAKSA'. Pekerja bekerja produktif di bawah keadaan tidak nyaman (baik dari pihak employer ataupun employee itu sendiri). Hal ini tidak bisa berlangsung lama karena manusia memiliki ambang batasnya masing-masing dalam mentoleransi kondisi tidak nyaman.

3 adalah kondisi 'RUTINITAS'. Pekerja bekerja di bidang yang sama dalam jangka waktu panjang, entah karena pihak employer yang tidak mampu menggali potensi karyawan atau karena employee sendiri yang pasif.

4 adalah kondisi 'IDEAL'. Inilah kondisi yang harus dicapai dalam bekerja. Kondisi ini menguntungkan employer dan employee.

Semoga artikel pendek dari saya, yang hanyalah salah satu karyawan biasa yang menuliskan pengamatannya berdasarkan pengalaman kerja selama ini, bisa berguna bagi dunia kerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun