Mohon tunggu...
Zein Muchamad Masykur
Zein Muchamad Masykur Mohon Tunggu... Dosen Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora - UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto

Yang penting nulis, bukan nulis yang penting

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

PENTOL: Anatomi Resistensi Digital dalam Diskursus Ketimpangan Sosio-Ekonomi Indonesia Kontemporer

6 Februari 2025   16:09 Diperbarui: 6 Februari 2025   16:09 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Implikasi dan Prospek

Mengacu pada teori punctuated equilibrium dari Baumgartner dan Jones, momentum #IndonesiaGelap berpotensi menciptakan policy window yang dapat mendorong perubahan sistemik. Namun, mengutip path dependency theory dari Paul Pierson, transformasi institusional membutuhkan lebih dari sekadar viral movement di media sosial.

Yang menarik untuk dicermati adalah bagaimana gerakan ini mencerminkan transformasi dari apa yang Nancy Fraser sebut sebagai "subaltern counterpublics" menjadi mainstream discourse. Fenomena ini juga menunjukkan evolusi dari traditional collective action menuju apa yang Bennett dan Segerberg sebut sebagai "connective action" dalam era digital.

Pertanyaan krusialnya adalah: Apakah artikulasi ketidakpuasan publik melalui PENTOL ini akan berhasil menciptakan apa yang Ernesto Laclau sebut sebagai "chain of equivalence" yang dapat mentransformasi tuntutan parsial menjadi gerakan transformatif yang lebih luas? Hanya Kang Pentol yang bisa menjawab.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun