Mohon tunggu...
Zein Muchamad Masykur
Zein Muchamad Masykur Mohon Tunggu... Freelancer - Magister in Aqidah and Islamic Philosophy

Happy, Sad, Repeat.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Rahasia Kelam di Balik "The Lottery": Kegelapan dan Tradisi dalam Cerpen Shirley Jackson

13 Agustus 2023   21:41 Diperbarui: 13 Agustus 2023   22:26 743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Dalam cerpen misterius "The Lottery" karya Shirley Jackson, sebuah tradisi yang tampak biasa-biasa saja mengungkapkan rahasia kelam yang mengguncang, mengajak pembaca masuk ke dalam lapisan terdalam manusia dan tradisi yang mengejutkan.

PENDAHULUAN

Cerpen "The Lottery" atau "Lotere" karya Shirley Jackson adalah kisah yang membingungkan dan mengerikan tentang pengorbanan yang menggelapkan kemanusiaan. Dalam sebuah desa yang tampak indah dan tenang, Shirley Jackson memaparkan sebuah tradisi mengerikan yang mengubah pandangan pembaca tentang norma sosial dan konformitas buta.

Cerita dimulai dengan gambaran visual yang indah tentang desa kecil yang siap merayakan acara tahunan mereka, "The Lottery". Namun, saat plot mulai berkembang, lapisan kegelapan segera terungkap. Tradisi ini, yang tampaknya memiliki tujuan yang tidak jelas pada awalnya, ternyata adalah lotere yang menentukan "pemenang" yang harus dikorbankan oleh masyarakat.

Karakter utama, Tessie Hutchinson, awalnya digambarkan sebagai ibu rumah tangga biasa yang gembira berpartisipasi dalam acara tersebut. Namun, ketika nasibnya menjadi "pemenang" lotere, karakteristik para tetangga dan bahkan anggota keluarganya yang mendukung dan melindungi Tessie seketika berubah. Mereka berubah menjadi massa yang haus akan darah, dan pemilihan Tessie sebagai korban menggambarkan betapa mudahnya masyarakat bisa berbalik melawan seseorang yang dulu mereka cintai.

Puncak cerita, ketika Tessie dihadapkan pada batu-batu yang dilemparkan oleh tetangganya sendiri, adalah momen yang menggetarkan. Tindakan kejam ini meruntuhkan pandangan awal kita tentang masyarakat yang tampaknya damai dan mengungkapkan wajah lain dari kepatuhan sosial yang membahayakan.

Shirley Jackson dengan cemerlangnya membawa pembaca pada perjalanan emosional yang mendalam melalui ceritanya. Dia mengangkat pertanyaan tentang norma, konformitas, dan bagaimana kekuasaan tradisi bisa membentuk tindakan mengerikan yang dilakukan oleh manusia. Melalui "The Lottery", Jackson secara menggugah menggambarkan bagaimana kesetiaan terhadap tradisi dan ketidakpedulian terhadap konsekuensinya bisa membawa manusia pada tindakan yang tidak manusiawi.

Dengan gaya penulisan yang intens dan kelincahan dalam menggambarkan perubahan karakter, "The Lottery" mengguncang pembaca dan meninggalkan kesan yang mendalam. Jackson mengajak kita untuk merenung tentang sejauh mana kita bisa terjebak dalam rutinitas dan kepatuhan, tanpa pernah mempertanyakan apakah tindakan kita sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Cerpen ini adalah karya yang mengundang diskusi dan refleksi, serta menyajikan pesan yang relevan dalam menghadapi norma sosial yang kadang-kadang mengaburkan batas antara kebenaran dan kekejaman.

BIOGRAFI PENULIS

Shirley Jackson (1916--1965) adalah penulis Amerika yang dikenal karena karya-karyanya yang mengeksplorasi tema-tema psikologis dan supernatural. Dia lahir di San Francisco pada 14 Desember 1916. Jackson tumbuh dalam lingkungan yang mendukung pengembangan bakat sastra, karena ibunya adalah seorang penulis dan ayahnya seorang pengelola koran.

Jackson menempuh pendidikan di Syracuse University, di mana dia mulai menulis dan menerbitkan cerpen-cerpen pertamanya. Pada tahun 1940, dia menikah dengan Stanley Edgar Hyman, seorang kritikus sastra terkenal. Pasangan ini memiliki empat anak dan tinggal di Vermont.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun